empatbelas

18 10 2
                                    

"Bayu, keluar lo!" Teriak Roy dari luar.

"Woy keluar lo!"

"Bayu!"

"Kalo ga keluar, gue bakar rumah lo!" Mendengar suara bising dari luar rumahnya pun membuat Bayu terbangun dari tidurnya.

"Hah!, Ada apa di luar?" tanya Bayu dalam batinnya. Bayu pun keluar rumah untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di luar sana. Saat membuka pintu, Bayu kaget melihat Roy dan beberapa temannya menunggu di depan rumah, mereka terlihat sangat marah.

"Keluar juga orangnya bro hahaha," teriak Roy sembari tertawa.

"Ada keperluan apa lo ke sini?" Bayu yang tidak tahu apa-apa pun bertanya kepada mereka. Roy mendekati Bayu secara perlahan, tawanya pun hilang, kini ia menatap Bayu dengan penuh amarah.

"Hari ini gue mau balas dendam atas kematian sodara gua Rony," ucap Roy sambil menatap Bayu dengan rasa kesal.

"Rony." Bayu mengucapkan kembali nama itu.

"Iya Rony, orang yang udah lo bunuh!, Lo kira gue bakal diemin orang yang udah bunuh sodara gue begitu aja hah!, siap-siap lo rasain apa yang dia rasakan pada saat itu," Ujar Roy sembari menunjuk Bayu dengan jari telunjuknya. Bayu yang mendengar hal itu pun kaget, ia baru mengetahui ternyata Roy adalah sodara dari Rony orang yang telah ia bunuh saat sekolah menengah pertama (SMP).

"Kejadian itu udah lama, udah ga ada urusannya lagi. Gue ga ada niatan bunuh dia, gue di kendalikan emosi pada saat itu." Bayu coba menjelaskan apa yang ia rasakan pada saat kejadian itu.

"Bacott!"
Roy sama sekali tidak percaya atas apa yang Bayu bicarakan pada saat itu, ia pun bersiap untuk membalaskan dendam atas kematian sodara nya Rony. Terjadi perkelahian di situ antara Roy dan Bayu, Bayu tidak melawan ia hanya menahan serangan dari Roy.

Bruk!!!
Bayu terjatuh, ia tidak sanggup lagi menahan serangan Roy yang samakin menjadi-jadi, Roy seperti orang kesurupan.

"Kayu!" Ujar Roy menyuruh temannya untuk memberikan kayu yang sudah di siapkan. Jidan pun memberikan kayu itu kepada Roy, ia memegang kayu itu dan meletakkannya di pundaknya lalu ia berkata kepada Bayu.

"Ini baru permulaan!" Roy membisikkan tepat di telinga Bayu.

Roy menghantam kepala Bayu dengan kayu itu.

Aaahhkkkkkk ...
Bayu teriak kesakitan, Matanya mulai buram dan kepalanya terasa sakit, tapi Bayu memaksakan dirinya untuk berdiri lagi.

"Mampus! Hahaha ..."
Roy dan temannya tertawa bersama. Roy tersenyum tipis, dan ia mulai bersiap untuk memukul Bayu kembali dengan kayu itu. Bayu mencoba untuk lari tapi ia di halangi oleh 2 teman Roy yang memegang kedua tangannya.

"Pegang yang kuat, kali ini bakalan lebih sakit dari yang sebelumnya, siap-siap lo!" Roy menyuruh kedua temannya untuk memegang Bayu dengan sangat kuat, kedua temannya pun mengikuti arahan Roy.

DAKKK...
Kayu itu kembali mengenai kepala Bayu, kini Bayu sudah tidak bisa berteriak lagi bahkan berkata saja ia tidak bisa. Kepala Bayu mengeluarkan banyak darah segar begitu juga hidung dan mulutnya. Roy dan beberapa temannya berdiri di atas tubuh Bayu yang sudah terjatuh, lalu menendangnya berkali-kali sampai Bayu kesusahan untuk bernafas.

*****


Berhenti!
Roy dan teman-temannya berhenti menendangi tubuh Bayu yang sudah tidak berdaya. Dengan cepat Aca menghampiri Bayu dan memeluknya.

"Bayuuuu ..."
Tangisnya pecah, Aca memegang kepala Bayu yang penuh dengan darah. Dalam keadaan Bayu yang sudah tidak berdaya, ia pun memaksakan untuk berbicara.

"Pe--pergi." Bayu mencoba menyuruh Aca untuk segera pergi dari tempat itu.

"Wow, lihat siapa yang ikut bergabung dalam pesta," Ucap Roy sambari menepuk tangannya.

"Bangsat! Apa yang udah lo lakuin sama Bayu?" Aca menunjuk Roy dengan jarinya.

"Balas dendam." Jawab Roy dengan senyuman jahatnya.

"Ga ada otak."

"Memang, gue ga punya otak hahaha" Roy tertawa dengan puas.

"Bro, pegang cewek cantik ini." Roy menyuruh temannya untuk memegang Aca, dengan cepat kedua temannya memegang tangan Aca sehingga ia tidak bisa bergerak.

"Anjir! lepasin gue." Aca mencoba untuk melepaskan diri tapi ia tidak bisa, Bayu yang melihat itu pun mencoba untuk bangun tapi naas Bayu tidak mampu melakukan itu tubuhnya mati rasa.

"Aca!" Bayu mengeluarkan suara.

"Bayu!" Aca menanggapi balik, Aca menangis sejadi-jadinya.

"Liat woy nasib malang kisah cinta Romeo dan Juliet akan berakhir di sini hahaha." Teriak Roy di hadapan teman-temannya.

"Ada kata-kata terakhir, bidadari ku," Ucap Roy sembari menghelus rambut Aca.

"Bangsat." Aca menatap Roy dengan sangat marah.

"Hahaha, lo harus liat Bay! gua akan bayar nyawa dengan nyawa!" Roy tertawa ia sangat puas malam itu.

"Jangan!!!" Bayu berteriak.

"Terlambat."

Roy mengeluarkan pisau dari sakunya, lalu memainkannya sebentar, ia sangat senang, sesekali ia tertawa kecil, Aca menangis ia tidak ingin mati malam itu di tangan Roy. Namun Roy sama sekali tidak peduli.

Roy mulai mendekati Aca, ia tersenyum lalu menusukkan pisau tersebut tepat di prut Aca.


A

kkhhhhh ...

Teriak Aca, ia langsung terbujur lemas darah segar mengalir dari perutnya, matanya melotot melihat Roy dengan penuh amarah.

"Hahaha mampus!"
Roy dan temannya tertawa terbahak-bahak.

Bayu terdiam, melihat Aca sudah terjatuh di tanah dengan berlumuran darah di mana-mana, emosinya pun seketika mengeluap nafasnya kini tidak terkendali.

Roy menghampiri Bayu, ia berdiri di hadapan Bayu yang sudah tidak berdaya, tiba-tiba datang cahaya yang mendekati mereka semua. Roy dan teman-temannya pun lari mengetahui ada mobil yang datang, mobil hitam itu berhenti, lalu keluarlah seorang wanita. Dari penglihatan Bayu, wanita itu langsung membawa Aca ke dalam mobilnya dan segera pergi. Semakin lama mobil itu pun hilang dan Bayu juga mulai kehilangan kesadarannya kini hanya kegelapan saja yang ia lihat.

14

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang