sembilanbelas

12 7 0
                                    

Wiu ... Wiu ... Wiu ... Wiu ...
Sirine mobil polisi dan ambulan sudah terdengar dari kejauhan, beberapa orang langsung berlari ke dalam sekolah untuk melakukan investigasi dan membawa jasad Wildan ke rumah sakit untuk di otopsi.

"Permisi Bu, mohon bagi anak-anak yang tidak berkepentingan di pulangkan saja supaya tidak terjadi keramaian seperti ini dan mengganggu investigasi," ujar pak polisi kepada Bu guru Ani.

"Baik pak saya akan umumkan," Balas Bu Ani yang segera berlari ke ruang TU untuk memberikan pengumuman melalui pengeras suara.

"Pengumuman! Bagi semua siswa-siswi SMK desa impian, harap menjauh dari tempat kejadian dan segera membereskan semua peralatan sekolahnya lalu pulang ke rumah masing-masing. Jangan ada yang berkeliaran atau main! Karena keadaannya sedang tidak aman, sekian terimakasih."

Mendengar pengumuman yang di sampaikan itu, para murid mulai sibuk merapikan peralatan sekolah nya dan segera keluar dari area sekolah, kecuali Roy dan Bayu. Mereka berdua di mintai keterangan atas kematian Wildan.

"Apakah kalian berdua ada sangkut pautnya atas kematian Wildan?" Petugas investigasi bertanya kepada Roy dan Bayu, ia tampak serius. Sesekali ia menulis sesuatu di buku kecil nya.

"Saya gak tau apa yang terjadi pak," ujar Bayu.

"Alah! Dia bohong pak, dia tuh pembunuh. Sekali pembunuhan tetep pembunuh!" Roy bangun dari bangku nya lalu menatap Bayu dengan penuh amarah. Bayu yang mendengar itu hanya diam.

"Apa kamu ada buktinya Roy?" Tanya pak petugas, ia tidak mudah percaya begitu saja. Roy menunduk, ia tidak mempunyai bukti sama sekali tetapi Roy yakin Bayu yang melakukan pembunuhan itu.

"Bu, apakah sekolah ini terdapat cctv?" Petugas investigasi bertanya pada Bu Ani.

"Ada pak, di setiap kelas dan beberapa tempat terdapat cctv."

"Bisa antar saya untuk melihatnya untuk penyelidikan?"

"Bisa pak, mari."

"Kalian berdua juga ikut." Petugas investigasi menyuruh Bayu dan Roy untuk ikut melihatnya. Mereka semua berjalan ke pos keamanan untuk mengecek cctv, Bu Ani memimpin jalannya di ikuti oleh petugas investigasi serta Roy dan Bayu.

"Ini pak tempatnya."

"Baik, pukul berapa jam istirahat di sekolah ini?"

"Jam 11 pak."

Petugas mulai mengecek cctv pukul 11 di dalam kelas terlihat Wildan, Roy, dan beberapa temannya keluar dari kelas. Tidak lama kemudian Bayu pun keluar dari kelas, sekarang pak petugas mengecek cctv Kantin. Keadaan di sana cukup ramai terlihat Wildan,Roy dan beberapa temannya duduk di warung baso sedangkan Bayu membeli sebotol air minum.

Setelah membeli minum Bayu langsung keluar dari Kantin dan di lanjutin oleh Wildan yang terlihat tergesa-gesa keluar dari Kantin, sepertinya itu di saat ia ingin pergi ke kamar mandi bersamaan dengan itu Bayu pun kembali ke kelas tepatnya pukul 11:20 bisa di simpulkan Bayu bukanlah penyebab kematian Wildan.

"Bayu bukanlah penyebab kematian Wildan," Ujar pak petugas sembari tetap melihat ke arah monitor.

Roy yang mendengar hal itu pun hanya bisa terdiam ternyata tuduhannya salah, "jika bukan Bayu, siapa yang membunuh Wildan?" Ucap Roy dalam batinnya.

*****

"Kasus ini tidak seperti biasanya, karena tidak terdapat barang bukti sama sekali." Pak petugas mematikan komputer lalu berdiri.

"Saya akan menyelidiki lebih lanjut, kalian berdua boleh pulang sekarang, dan Bu guru untuk saat ini sekolah lebih baik di liburkan sampai kasus ini selesai," Ucap petugas investigasi kepada Bayu dan Roy. Dan memberikan perintah kepada Bu guru Ani untuk meliburkan sekolah sementara.

"Baik pak, kalian langsung pulang ke rumah dan sampaikan kepada teman kalian bahwa sekolah sementara di liburkan."

"Baik bu," sahut Bayu dan Roy lalu mereka meninggalkan pos keamanan.

Roy dan Bayu keluar dari ruangan bersamaan. Roy trus menatap Bayu, ia yakin Bayu lah yang sudah membunuh Wildan, namun Roy juga berfikir bagaimana bisa ia membunuh tanpa ada bukti sedikit pun?.

19

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang