duapuluhdua

9 3 0
                                    

Aca berlari dengan tergesah, ia tidak ingin kejadian waktu itu terulang lagi. Kini ia akan tahu semua rahasia di balik keistimewaan'nya. Sebenarnya Aca masih kaget dan tidak habis pikir bahwa dirinya bukan lah manusia normal sepeti pada umumnya.

Malam ini Aca akan mengetahuinya, semua hal yang tidak ia ketahui selama ini. Ibunya menyuruh ia untuk segera pulang sebelum mentari terbenam dan tidak keluar pada malam hari, sebab ia harus bertemu dengan seseorang yang bisa menjelaskan semua hal yang tentang dirinya.

"Sedikit lagi sampai," Ucap Aca dalam batinnya. Rumahnya sudah terlihat jelas di matanya, langit semakin gelap. Sepertinya akan turun hujan, Aca menambah kecepatan ia tidak ingin baju nya basah kuyup.

Akhirnya ia sampai tepat di depan pintu gerbang, ternyata pak satpam sudah menunggunya di luar.

"Silakan masuk non," Ujar pak satpam sembari membukakan pintu untuknya.

"Iya pak terimakasih."

Aca pun langsung masuk melewati pintu gerbang lalu menuju pintu utama, sesampainya di pintu utama hujan turun dengan deras nya. "Untung Gue sampai tepat waktu," Ucap Aca dalam batinnya. Ia segera membuka sepatu yang ia kenakan satu per satu, meletakan nya ke dalam rak, lalu bergegas menemui ibunya.

Saat berjalan di lorong ia mendengar ibunya sedang berbincang dengan seseorang di ruang tamu, "mungkin itu orang yang ibu maksud" ia pun langsung menghampirinya.

"Aca harus mengetahui nya."

"Apakah hal baik, jika dia mengetahui nya?"

"Iya saya yakin."

Terdengar sedikit perbincangan antara ibu dengan seseorang tersebut di telinga Aca.

"Ibu!" Aca memotong pembicaraan.

Ibunya menoleh ke arahnya dan menyuruh Aca untuk bersalaman dengan kakek.

"Aca! Kebetulan kamu sudah pulang, ayo salim sama kakek." Aca pun menghampirinya dan mencium tangan kakek sambil berkata. "Halo, ke- hah! Kakek Bayu, ko bisa ada di sini? kakek bukannya lagi menjual hasil kebun?"

"Kakek ini yang akan menjelaskan semuanya sama kamu Ca, tentang semua kejanggalan yang terjadi," Ucap ibu sambil menatap anak semata wayang nya.

"Hah!" Aca mengkerutkan dahi nya, apa hubungan ibunya dengan kakek? Apa juga hubungan nya dengan kakek? Semakin ia ingin mengetahui lebih dalam tentang dirinya, ia semakin di buat pusing.

Melihat Aca yang kebingungan kakek pun menyuruh Aca untuk duduk. "Aca sini duduk dulu," Ucapnya sembari menyuruh Aca untuk duduk, Aca pun menuruti nya ia sudah lelah dengan semua ketidakjelasan ini. "Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanyanya.

22

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang