Hammer putih milik Ken baru saja berhenti di depan rumah Sarah.
" Apapun yang terjadi aku akan bertanggung jawab, aku akan jelaskan ke om Ahmad dan Tante Dian"
Ucap Ken. Aku memang memberitahunya tentang keputusanku untuk memberitahu om Ahmad dan Tante Dian.
" Kamu gak usah khawatir, mereka pasti bisa ngerti"
Aku menenangkan Ken.
" Kamu tau kan aku gak akan mundur"
Aku tersenyum menatapnya, apa yang kami lalui selama ini cukuplah berat, namun satu hal yang terus kusadari adalah besarnya rasa sayang dan cinta Ken untukku.
" Aku masuk dulu, hati-hati di jalan, sampai ketemu besok"
Kali ini Ken yang tersenyum.
Mobil Ken baru pergi setelah aku masuk ke dalam rumah.
Kulihat Sarah sedang duduk di meja makan sambil mengetik sesuatu pada laptopnya.
" Lagi ngerjain apa? "
Tanyaku sambil menuang air putih.
" Tugasnya Bu Anna, Lo udah? "
" Udah kemarin"
Sarah tersenyum simpul. Ini yang membuat Sarah takjub, meskipun banyak masalah, Giyan seolah tidak pernah terpengaruh soal nilai akademis nya, bahkan saat gosip putusnya dia dan Darel menjadi perbincangan hangat di kampus Giyan tetap menjadi mahasiswa dengan nilai semester tertinggi. Tidak seperti kebanyakan, seolah Giyan membuktikan bahwa wanita cantik, kaya, dan berpengaruh juga bisa memiliki otak yang cerdas.
Sarah memang sudah mengetahuinya sejak di SMA, tapi tetap saja itu masih membuatnya kagum. Tidak heran jika cowok sekelas Ken dan Darel rela saling berebut mendapatkannya. Dan satu hal yang baru Sarah sadari bahwa Giyan tangguh.
" Lagi telfon siapa?'"
Tanya Sarah karena melihatnya terlihat gusar.
" Oma...ck mungkin sedang di klub buku, Biar gw coba lagi besok, gw duluan tidur ya"
Dirinya memutuskan untuk masuk ke kamar meninggalkan Sarah.
***
Giyan mulai merasa khawatir, sejak semalam sampai saat ini dirinya belum bisa menghubungi Oma.
" Ada teman Oma yang bisa kamu hubungi?"
Tanya Ken.
" Ah iya! Reggie! "
Namun nihil Reggie juga tidak menjawab telfonnya, akhirnya dirinnya mengirim pesan untuk meminta tolong melihat bagaimana keadaan Oma.
" Mungkin Oma lupa menaruh ponselnya, kapan kamu terakhir telfon beliau?"
" Kemarin lusa, dia bilang sedang mempersiapkan bazar yang diadakan klub bukunya"
" Mungkin di sibuk karena itu"
Aku mengangguk, namun perasaan ku tidak enak.
" Habis ini langsung ke Green?"
" Iya"
Kami sedang makan disalah satu warung makan di dekat kampus. Aku tau tempat ini dari Sarah dan ternyata benar warung makan yang menyediakan berbagai masakan rumahan ini memang enak dan tempatnya pun terlihat bersih.
" Abis ini kamu balik ke kampus?"
" Enggak, ada kerjaan aku yang harus aku cek di kantor, kapan kamu off?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet ( Completed )
ChickLitjust love life story... sempurna satu kata yg kadang kita lupa bahwa sempurna juga tidak selalu abadi...