" semua persiapan sudah selesai, peresmian rumah sakit dan flat sudah dijadwalkan, kamu yakin tidak akan datang ke peresmiannya? ... Rumah sakit dan flat ini adalah gagasan kamu ... "
Om Steve menegaskan kembali keputusan ku.
" Iya, om saja yang wakilkan aku serahkan semuanya sama om, satu lagi untuk bantuan ambulance dan logistik lainnya ke Palestin, apa sudah sampai?"
" Ah ya, sudah ... om akan kirimkan foto-fotonya, teman kamu Aliza mengirimkan beberapa foto, dan ucapan terima kasih ... Giyan jangan lupa jaga kesehatan kamu dan calon keponakan om, kamu akan pulang sebelum HPL kan "
Aku tersenyum sambil mengusap lembut perutku yang sudah terlihat membesar.
" Thanks om, you my Hero ... ya aku pulang bulan depan sesuai rencana, dokter Ethan bilang kami sehat dan baik-baik saja"
" Kamu pasti suka sekali disana ..."
" Banget, disini indah banget, aku harus ucapkan terima kasih sama Lionel karena sudah mau meghadiahkan rumahnya, honeymoon nanti om dan Lexi harus mampir kesini, di Grindelwald banyak ressort yang keren, jangan lupa juga jalan-jalan ke Lauterbrunnen, Murren, Interlaken, biar langsung tokcer kaya aku ..."
Terdengar suara tawa om Steve.
" Iya sampai lupa pulang ya, sudah hampir satu tahun kamu pergi honeymoon"
Kini aku yang tertawa mendengar ucapan om Steve.
" Oke Giyan salam untuk Ken"
" Hmm, salam juga buat Lexi dan yang lain"
" Oke, bye Giyan..."
" Bye..."
Sudah hampir satu tahun sejak pernikahan ku dan Ken, setelah menikah kami memutuskan untuk pergi keliling dunia, mengganti waktu yang sempat terhenti untuk kami berdua. Mengunjungi Tante Keiko dan Noah, Tante Keiko menyiapkan pesta pernikahan untuk kami yang dihadiri oleh seluruh keluarga besarnya dan beberapa teman semasa kuliahku, kemudian kami melanjutkan pergi ke UK untuk melihat makam Oma sekaligus mengunjungi Katherine, dan pergi ke Canada bertemu dengan Anya dan Gery yang sudah menikah dan mempunyai seorang putri.
Aku bersyukur melihat Anya dan Gery hidup bahagia, mereka meminta maaf kepadaku dan Ken.
Di bulan ketiga akhir perjalanan kami aku dinyatakan hamil, mengingat usia kehamilan yang masih rawan akhirnya kami memutuskan untuk tinggal sementara di Swiss, sambil menunggu usia kehamilan yang aman untuk naik pesawat.
Diluar dugaan aku dan Ken sangat menyukai suasana disini, Lionel menghadiahi kami sebuah rumah di Grindelwald. Aku menolaknya secara halus namun Lionel bersikeras agar kami menerima hadiahnya sebagi kado pernikahan sekaligus hadiah untuk calon anak kami, serta ucapan terima kasih atas pertolongan papa padanya waktu itu.
Ken baru saja kembali setelah membayar makanan kami, dan langsung mengecup bibirku sambil tersenyum kemudian duduk di kursi yang ada di sampingku.
" Habis ini jadi ke Backerei wutrich AG ?"
Backerei wutrich AG adalah toko roti favorit kami disini.
" jadi dong, aku gak mau kelaparan kaya semalam"
Ken hanya terkekeh.
" Makan yang banyak ya sayang, biar kamu dan mom kuat dan kita bisa pulang ke Indonesia ..."
Ucap Ken sambil mengusap lembut perutku dan menciumnya.
" Atau kamu mau berubah pikiran dan melahirkan disini? Soalnya aku tau kamu suka banget tinggal disini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet ( Completed )
ChickLitjust love life story... sempurna satu kata yg kadang kita lupa bahwa sempurna juga tidak selalu abadi...