59. End

570 8 0
                                    

Pantulan dirinya pada kaca besar yang menghadap pemandangan perkebunan dan juga kebun teh sudah terlihat sempurna.

Semalam dirinya memutuskan untuk bermalam dirumah kayu alih-alih berkumpul bersama di hotel yang sudah disediakan oleh keluarga om Ahmad.

Saat dirinya merindukan Giyan, ia akan pergi ke rumah kayu ini. Kembali mengingat pertemuan terakhir mereka, dia rindu senyum Giyan waktu itu, tawa riang yang memenuhi ruangan, wajah bersemu Giyan yang hingga kini membuatnya terus tersenyum walau itu semua hanya dalam ingatan.

Ponselnya berbunyi menandakan panggilan masuk.

" Ken, papa tunggu dibawah, kita berangkat bersama"

" Oke "

Dirinya memasuki kanopi penuh bunga berwarna putih yang menjadi pintu masuk acara pernikahan ada Foto Lasha dan Jerome yang terpajang pada sebuah figura putih disisinya.

Ada rasa bahagia yang menyelusup dihatinya, bahwa Lasha yang sudah ia anggap seperti adiknya akhirnya menemukan kebahagiaannya.

" Ken !"

Terlihat Jo melambai padaku sambil menggendong Amara putri keduanya disebelahnya ada Yasmine istrinya, mereka menikah lima tahun lalu dan sudah dikaruniai seorang putra dan putri.

" Salim dulu sama om Ken"

Ucap Yasmin pada Arka putra pertama mereka. Aku berjongkok, Namun yang kami lakukan Adalah saling mengepalkan tangan dan bersentuhan bahu layaknya orang dewasa, salam yang menjadi khas kami berdua.

" Lho kok malah gitu..."

Ucap Yasmin menegur anaknya, Jo malah tertawa melihatnya, kami memang cukup dekat setiap ada waktu luang aku akan menyempatkan diri bermain dengan anak sulung Jo, sekedar berkunjung kerumahnya ketika libur atau sesekali mengajaknya jalan-jalan.

" Sorry, udah lama?"

Sapa Darel menghampiri kami, disebelahnya ada Dinda istrinya yang sedang mengandung, Darel sudah menikah dua tahun lalu, mereka bertemu ketika masih sama-sama di Harvard, Dinda adalah adik tingkatnya di Harvard.

" Baru kok, sorry semalam gw nginap di villa"

" It's oke "

" Eh jadi nih ya kita tampil"

Ucap Jo.

" Iya dong! Ntar kamu liat ya beib kerennya aku kalau pas manggung"

Ucap Darel pada istrinya. Dinda hanya tersenyum.

" Keren kalau Lo masih suka half naked kalau manggung "

Celetukan Jo membuat Dinda mendelik.

" Sumpah beib cuma sekali doang waktu itu"

Ucap Darel, kami semua tertawa.

" Sering-sering nyebut amit-amit ya Din' biar gak ketularan narsis kaya papanya"

Ledek Jo. Selama ini tawa mereka lah yang selalu menemani ku. Aku menyadari setelah kepergian Giyan mereka selalu berusaha untuk mengisi kekosongan, adanya mereka membuatku tidak merasa sendirian.

Acara akad nikah akan dimulai, masing-masing keluarga mulai memberikan kata-kata sambutan.

" Ken"

Bisik Jo yang duduk disebelahnya.

" Hmm?..."

" Lo liat sekeliling, Lo gak ngerasa jadi incaran singa-singa betina lapar yang siap menerkam? Mereka ngeliat Lo udah kaya ngeliat seonggok daging seger"

Backstreet ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang