38.

236 11 0
                                    

Kuliah baru saja usai, aku menatap kursi kosong disebelahku, sampai satu bulan yang lalu kursi ini masih diduduki oleh Ken.

Bayangan saat dia tersenyum, kebiasaannya yang sering mengetuk-ngetuk pelan pulpen pada meja saat sedang berfikir atau bersedekap dengan wajah serius sambil mendengarkan kuliah.

Dari kabar yang kudengar dari Jo Ken dan Darel sudah mulai magang, dan hanya sesekali datang ke kampus, namun sampai saat ini aku belum pernah bertemu dengan mereka lagi.

Kami sama sekali tidak berhubungan lagi, aku tidak pernah tau kabar mereka lagi. Tapi ini lebih baik karena aku tau akan semakin sulit untukku ketika aku masih melihat mereka.

Seperti saat ini, aku berjalan menyusuri koridor kampus, tiap sudut kampus mempunyai kenangan akan kehadiran mereka, biasanya setiap selesai kuliah aku pasti memilih langsung pulang.

Aku merindukan Ken, Darel, Lasha, Jo. Merindukan kebersamaan kami seperti dulu. Tanpa sadar langkah kaki ku sudah memasuki kantin kampus.

Aku melihat Lasha dan Selena berjalan ke arahku, namun seolah tak kasat mata mereka hanya melewati ku seolah aku tidak berdiri disana.

Ini bukan pertama kalinya kami sama-sama bersikap seperti ini, beberapa kali aku mencoba untuk menyapa Lasha namun semuanya berakhir sama. Aku mengerti mungkin marah saja tidak bisa menggambarkan perasaannya, dan aku harus menerima konsekuensi dari sebuah pengkhianatan yang sudah kulakukan.

" Giyan! "

Panggil Yasmin sambil melambaikan tangannya. Aku menghampirinya yang juga sedang duduk bersama Dinda dan Lea.

" Hai, boleh gabung?"

" Boleh dong sini..."

Yasmin mengambil tasnya pada kursi disebelahnya.

" Udh lama gak keliatan, kamu apa kabar?"

Tanya Yasmin.

" Baik..."

" Abis ini kamu ada kuliah gak? Abis ini kita mau mampir ke rumahku, mau coba resep cheese cake, mau ikut?"

Tawar Yasmin

" Ikut aja Gi', kalau gw sih cuma bagian icip-icip hehehe..."

Ajak Lea, namun aku melihat Dinda hanya diam saja. Kabar tentang aku Darel dan Ken terlalu mencolok tidak sedikit orang lain yang bersikap seperti Dinda, aku tidak ingin menyalahkan sikapnya.

" Pengen banget sih, tapi sorry banget aku ada kuliah sampai sore, next time maybe"

" Oooo...oke"

Ucap Yasmin, selanjutnya kami hanya mengobrol hal-hal ringan, dari ledekan Dinda dan Lea sepertinya Jo dan Yasmin semakin dekat, beberapa kali saat weekend atau sepulang dari kantor Jo terkadang mampir ke rumah Yasmin. Aku senang mendengarnya.

***

Aku melihat Giyan yang sedang mengobrol dengan Yasmin dan teman-temannya. Ada sedikit rasa bersyukur melihat Giyan mulai membaur lagi, aku menyadari beberapa kali Giyan mencoba untuk menyapaku, namun rasanya diriku masih belum bisa memaafkannya.

Kebersamaan kami selama bertahun-tahun tentu saja tidak bisa dilupakan begitu saja, sejak sekolah dasar kami selalu bersama-sama, pertengkaran kami biasanya tidak akan pernah lama, karena Giyan yang selalu mengalah.

Mengetahui kenyataan bahwa Ken mencintai Giyan dan begitupun sebaliknya membuat hatiku sakit, walaupun saat ini aku tidak pernah melihat mereka bersama-sama lagi, tidak lantas membuatku menjadi lebih baik.

Backstreet ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang