15.

473 9 0
                                    

     Aku menghampiri Oma yang sedang sibuk di dapur, Oma terlihat sedikit terkejut melihatku, sepertinya aku sudah membuatnya khawatir.

  " Hungry ?". Tanya Oma.

  " So much"

Ucapku sambil tersenyum lebar. Oma memotong lasagna yang baru saja ia keluarkan dari oven, dan memindahkannya ke dalam piring.

  " Go a head ". Perintahnya.

  " Thanks..."

  " So, apa rencana kamu hari ini?"

  " Mmm...aku mau ke salon potong rambut, colouring hair maybe, abis itu aku mau belanja sampai puas"

Ucapku menggebu-gebu.

  " Sound good". Ucap Oma.

Oma memandangku sambil tersenyum, sebuah nasihat yang dia ucapkan seolah mengingatkan ku.

  " Giyan, kehidupan itu selalu berputar, yang paling sulit di dunia ini adalah keluar dari zona nyaman, kita punya rencana tapi Tuhan punya rencana yang lebih baik, untuk belajar ikhlas itu butuh kesabaran seumur hidup, nikmati setiap prosesnya, ada masa dimana kamu merasakan pahit, sakit, sedih, maka menangis lah, tetapi kamu harus percaya semua itu akan tergantikan dengan kebahagiaan, kuncinya yaitu kesabaran dan jangan lupa berdo'a.

Itu adalah nasihat Oma sebelum aku pamit dan kembali ke Indonesia. Ikhlas dan sabar, Oma benar seharusnya aku banyak bersyukur atas apa yang sudah kumiliki sekarang.

     Sebentar lagi pesawat landing, dan tiba di bandara Soekarno Hatta, setelah 14 jam penerbangan, Untunglah kali ini aku bisa tidur lebih lama dipesawat.

   Sebelum keluar aku memutuskan untuk ke toilet sebentar, sekali lagi aku memandang pantulan diriku di cermin. Rambut yang kupotong menjadi sebahu dan di cat berwarna lebih coklat, dengan balutan turtleneck dengan cargidan coklat serta celana panjang hitam yang dipadukan dengan boots.

     Aku melihat sosok Darel di seberang kaca, dia sedikit terkejut namun kemudian melambaikan tangannya sambil tersenyum lebar yang membuatnya kelihatan lebih ganteng. Aku berlari kecil ke arahnya dan memeluknya.

  " Miss you smell...". Bisiknya.

  " Me too...".

  " Kamu potong rambut?"

  " Iya, cantik kan?"

  " Iya cantik..."

Ucapnya sambil tersenyum.

  " Lasha mana?"

  " Lasha sama Jo nunggu di  S'Bucks, eh iya aku punya surprise buat kamu"

  " Surprise?"

  " Iyaa... Ayo!"

Darel menggandeng tanganku sambil mendorong koper milik ku.

     Jantungku rasanya sempat berhenti berdetak.

Disinilah aku melihatnya, berdiri sedikit di belakang Jo dan Lasha, bahkan dari jarak yang cukup jauh aku bisa mengenalinya, tatapan kami bertemu tanpa bisa menghindar satu sama lain, terlalu terkejut hingga tanpa sadar aku menghentikan langkahku.

  " Ken..." . Ucapku lirih.

  " Iya, Ken pulang, dia juga akan kuliah disini bareng kita lagi"

Jawaban Darel menegaskan ku bahwa aku tidak salah melihat,

wait!  dia akan kuliah disini? Dia akan kuliah bareng kita?.

  " Ayo dong Beib, masa udah dua tahun kamu masih musuhan aja sama Ken, biar gimanapun dia sohib aku"

Backstreet ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang