52.

192 7 0
                                    

    Aku merapikan buku-buku yang kuperlukan untuk kuliah hari ini. Saat aku keluar kamar aku menemukan Sarah sedang duduk di meja makan dengan segelas susu dan setangkup roti.

" Hari ini Lo kuliah? "

Aku mengangguk dan duduk dihadapannya.

" Ini, baru tadi mau gw bawain ke kamar"

Sarah memberikan sarapan yang sudah ia siapkan padaku. Perlahan aku mulai memakannya.

" Gw turut berduka cita, pak Adnan, ibu kiyoko dan Oma Eri orang yang baik, gw harap Lo kuat, Lo gak sendirian Gi'..."

Ada yang janggal dalam ucapan Sarah, pertama dia tau nama oma, kedua ucapannya seolah-olah telah mengenal keluarga ku cukup lama.

" Seolah-olah Lo udah kenal lama sama keluarga gw? "

Aku menatapnya curiga. Namun Sarah masih terlihat tenang.

" Beneran Lo gak inget gw?..."

Tanyanya balik. Aku memperhatikan nya dengan seksama, aku yakin sebelum ini aku tidak mengenal Sarah, atau seseorang bernama Sarah.

" Ayudia ... Rumah singgah matahari..."

Ucap Sarah.

Seolah aku dilempar ke masa lalu. Saat aku masih tinggal di Bandung, Dulu ketika bunda masih ada dan Oma masih tinggal di Indonesia, setiap seminggu sekali kami sekeluarga pasti mengunjungi panti asuhan tersebut.

Aku yang anak tunggal tentu sangat senang karena disana sangat ramai.
Aku pernah meminta untuk mempunyai saudara perempuan, dan disanalah aku bertemu Sarah.

Ayudia, Pertama kali aku melihatnya aku langsung menyukainya walaupun seusia denganku dia selalu bersikap dewasa dan bertanggung jawab, mengurus adik-adiknya dipanti walaupun mereka tidak sedarah, Sarah terlihat sangat menyayangi mereka.Aku ingin mempunyai kakak sepertinya.

Papa memutuskan untuk mengadopsinya. Tentu saja aku sangat senang, namun aku menyadari Sarah tidak terlihat bahagia.

Aku mengajaknya untuk bicara secara diam-diam. Dan bertanya apakah Sarah benar-benar ingin ikut bersama kami.

Sarah bilang sebenarnya dia tidak ingin pergi, dia ingin terus bersama anak-anak dipanti yang sudah ia anggap seperti saudaranya sendiri karena mereka sudah dibesarkan bersama sejak kecil.

Aku yang tidak tega terpaksa meminta papa untuk membatalkan adopsi itu. Sebagai gantinya setiap libur sekolah aku akan bermain di panti bersama mereka. Bercerita kepada Sarah tentang apa saja yang terjadi di sekolah, Sarah yang mengajariku menjadi anak yang kuat dan percaya diri.

Namun setelah bunda mulai keluar masuk rumah sakit hingga kematian bunda, aku menjadi jarang mengunjungi panti lagi hingga akhirnya kami memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan sejak itu aku tidak pernah bertemu dengannya lagi.

" Ayudia Sarah Nurania "

Ucapku. Sarah memelukku. Bagaimana bisa aku melupakannya selama ini.

" Gw terpaksa menghubungi pak Adnan, karena panti akan digusur akibat sengketa lahan. Pak Adnan berjanji membantu kami. Dia meminta tolong ke gw untuk jagain lo, kita disekolahkan disekolah yang sama

Gw tau Lo pasti sudah lupa, karena saat kita kembali bertemu saat itu lo sama sekali tidak ngenalin gw, tapi gw malah seneng gw jadi bisa jagain lo diam-diam

Pak Adnan membiayai seluruh pendidikan gw sampai kuliah, dia mengatur semua jurusan dan mata kuliah yang sama kaya Lo, dia juga kasih gw tempat tinggal ini dan ngajarin bisnis dan dia juga pemilik Green"

Backstreet ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang