48.

165 6 0
                                    

" di New York, saya hampir mati jika saja ayah kamu tidak sengaja lewat, saya dirampok ,dompet berisi identitas dan juga ponsel diambil, ayah kamu membawa saya kerumah sakit terdekat, saya pikir waktu itu dia langsung pergi tetapi ternyata dia menunggu dan memastikan bahwa ada keluarga saya yang datang, bahkan besok paginya dia masih menjenguk saya, kami bertukar kartu nama waktu itu, seperti yang saya duga ternyata ayah kamu tidak memanfaatkan saya setelah tau siapa saya, saya berhutang nyawa padanya..."

Lionel menceritakan peristiwa pertemuannya dengan papa. Aku baru menyadari ada sedikit kemiripan antara Lionel, om Bharata dan Ken. Laki-laki itu menatapku yakin.

" Saya akan bantu kalian..."

" Kasih saya waktu 1 Minggu, percaya atau tidak semua tersangka yang sudah ditangkap hanyalah kaki tangannya, mereka hanya tumbal dari seseorang yang seharusnya bertanggung jawab atas kasus ini, mereka takut karena kekuasaan yang dia miliki di negara ini sangat kuat, itulah alasan kenapa saya memalsukan kematian saya, sayapun sedang menyelidiki nya "

Kali ini om Steve yang berbicara, aku bisa melihat jelas gurat lelah pada wajahnya yang mirip papa, om Steve adalah satu-satunya keluarga papa.

" Sabar ya Giyan, om janji akan mengembalikan nama baik papa kamu dan semuanya "

Ucapnya sambil tersenyum menenangkan.

***

" Morning..."

Ken baru saja keluar kamarnya dengan ransel yang disampirkan disebelah bahunya kemudian mencium pipiku dan langsung duduk di stoll dan memulai sarapannya.

Pagi ini Ken mulai kembali kuliah.

" Ken..."

" Hmm?..."

Ken mengalihkan pandangannya padaku, kami duduk berhadapan di mini bar sambil menikmati sarapan.

Sejak tadi aku ingin memulai pembicaraan mengenai aku yang akan mulai berkerja di Green dan niatan ku untuk pindah dan mencari tempat kos.

Namun aku takut, aku tau ini pasti akan sulit karena Ken tidak akan suka mendengarnya.

" A...aku... Mulai sore ini aku kerja di Green..."

Ken terlihat mengerutkan kedua alisnya.

"Oke"

" aku mulai nanti sore, jam kerjanya menyesuaikan jadwal kuliah kok "

Ken mengangguk. Diluar dugaan ternyata Ken tidak melarang namun dia juga tidak mengatakan bahwa dia menyetujuinya. Namun aku tidak yakin untuk yang satu ini.

" Dan ... aku juga akan cari tempat kost ... "

Ken menghentikan gerakannya tangannya yang sedang menyendok nasi goreng, kemudian kembali menatapku, oke aku tau tatapan ini, dia pasti marah.

" Kamu gak pernah cerita soal ini? "

Tanyanya dingin.

" Karena aku tau kamu pasti marah..."

Ken menghela nafas.

" Gi' dengan kamu kasih tau aku kalau kamu mau kerja aja aku harus tahan ego aku, karena aku tau aku gak berhak atur hidup kamu...tapi dengan kamu pergi...kamu tau ini hal lain, aku cuma pengen kamu aman Gi'..."

" Aku tau, tapi orang lain gak ngerti itu "

" Sejak kapan kamu peduli omongan orang?"

Ucapnya sinis.

" Ken aku tau kamu mau lindungi aku, tapi ini lain gak seharusnya kita tinggal bareng tapi gak ada hubungan apa-apa"

" Kalau itu masalahnya aku bisa nikahin kamu hari ini, tapi masalahnya aku tau kamu pasti gak mau "

Backstreet ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang