Setelah puas snorkeling dan mencoba fasilitas lainnya kami memutuskan untuk ganti baju dan melanjutkan barbeque sebelum kami pulang. Kulihat Yasmin dan Jo sudah mengobrol dengan santai.
Aku dibantu oleh Darel memanggang daging dan beberapa sayuran.
" Kayaknya plate nya kurang deh"
" Biar aku yang ambilin"
Ucap Darel. Dan masuk ke menuju kitchen, aku memang sedikit kerepotan tapi aku tidak ingin mengganggu yang lain.
Tanpa kusadari Ken sudah ada di sebelahku dan membantuku, seharian ini aku sama sekali belum berbicara dengannya, bahkan sejak acara ulang tahun Darel waktu itu, Ken seolah menjaga jarak, bahkan saat kami mengerjakan tugas Ken lebih memilih mengirimkan email pada Sarah.
Agak canggung sebenarnya karena kami tidak saling bicara walaupun berdiri bersebelahan. Aku mencoba untuk membuka obrolan.
" Sarah udah bilang besok kita kumpul di green cafe?"
" Ya...jam 8"
Ken kembali pendiam seperti dulu dan ini membuatku tidak nyaman, hingga insiden itu terjadi...
" Awas !". Teriak Ken.
Aku merasakan panas dan perih pada telapak tanganku karena tidak sengaja menyentuh grill. Ken menarik telapak tanganku dan memeriksa nya, buru-buru dia menyiram sebuah handuk kecil yang berada di atas meja dan menuangkan air mineral untuk membasahi handuk, kemudian melilitkan handuk itu pada tanganku yang terbakar. Tangannya masih menggenggam tanganku dan wajahnya tampak khawatir bercampur marah.
" Kamu gak apa-apa? Kenapa selalu ceroboh sih!" . Ucapnya.
Kami tidak menyadari bahwa yang lain juga sedang memperhatikan kami. Untuk pertama kalinya mereka melihat raut wajah Ken yang biasanya selalu datar kini terlihat khawatir sekaligus marah. Ken biasanya selalu cuek dan terkesan tidak peduli. Bahkan kejadian itu juga disaksikan oleh Darel yang berdiri terdiam sambil memandang kami.
" Kamu gak apa-apa?"
Tanya Darel menghampiri. Ken melepas genggaman tangannya. Yang lain pun ikut menghampiri kami dan bertanya keadaanku.
" Gak apa-apa tadi gak sengaja nyentuh grill"
" Ayo kita obatin di dalem...thanks ya Ken "
Ucap Darel yang dibalas anggukan oleh Ken.
" Aku gak apa-apa kok..."
Kami sudah duduk di sofa yang berada di ruang tv. Di meja sudah terdapat kotak P3K.
" Iya tapi kalau gak buru-buru diobatin bisa membekas lukanya, kamu gak usah khawatir biar yang lain yang lanjutin "
" Ok..."
" Aku baru liat Ken marah kaya tadi"
Ucap Darel masih sambil mengolesi salep pada telapak tanganku. Ini juga baru pertama kalinya aku melihat Ken marah.
" Mungkin dia lagi ada masalah..."
Tambah Darel. Kamu gak apa-apa? Kamu...apakah tadi dirinya tidak salah mendengar.
Sepeninggal Darel dan Giyan, Lasha melihat Ken pergi menuju dek .
Kamu... rasanya kata itu seolah mencubit hatinya.***
" Malam Giyan..."
Aku berpapasan dengan om Steve sekertaris papa yang baru saja keluar dari ruang kerja papah, sepertinya papa sudah pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet ( Completed )
ChickLitjust love life story... sempurna satu kata yg kadang kita lupa bahwa sempurna juga tidak selalu abadi...