Kenzou, kesan pertama saat aku bertemu Kenzou adalah " Menyebalkan". Saat itu aku baru kelas 2 SMP, pertama kalinya Darel membawa teman sekolahnya kerumah. Lasha bilang mereka membentuk sebuah band sekolah, hanya sekedar hobi yang mereka sukai selain mobil sport, ganget, basket dan olahraga khas anak laki-laki pada umumnya. Tidak seperti Jo yang menyenangkan dan cerewet Ken ini sedikit pendiam dia terlihat ketus, walaupun ku akui senyumnya memang manis.
Saat itu aku menghampiri Lasha yang sedang berteriak- teriak pada mereka bertiga yang sedang bermain basket dihalaman samping rumah. Aku baru saja pulang ekskul dan langsung pergi kerumah Lasha.
" Ngapain sih?" . Tanyaku pada Lasha.
" Mereka bertiga lagi taruhan yang kalah bakal traktir kita nonton premier plus makan ".
"Terus?..."
" Kalau kakak gw menang kita di ajak!"
" Serius ?!"
" Iya!! Ayo ikut jadi suporter makanya "
" Ayo Darel! Ayo Darel! Ayo Darel!!!..."
Kami berteriak menyemangati Darel. Darel sendiri tertawa melihat tingkah kami. Saat tembakan Ken meleset bola bergulir ke arah kami, aku memungutnya dan bermaksud memberikan padanya, dia menatapku dan Lasha sebal.
" Berisik!"
Ucapnya. Aku baru tau bahwa Ken agak cadel dengan lafal huruf R.
Aku dan Lasha terperangah, dilapangan Jo dan Darel tertawa terpingkal-pingkal.
" Lo sendiri aja yang terusin ogah gw, emang dia pikir dia siapa?!...seleb?!"
Ucapku dan pergi masuk ke dalam rumah. Mereka bertiga memang sering kumpul bareng atau menginap dirumah Darel terutama saat weekend, namun sebisa mungkin aku menganggap dia tidak ada.
Aku dan Lasha masuk ke SMA yang sama dengan mereka, dan yang membuatku terkejut ternyata mereka itu populer, setiap mereka bertiga lewat banyak para siswi yang berisik banget. Namun kontras dengan sosok Darel dan Jo, Ken ini terlihat sangat cuek dan tidak perduli sekelilingnya, Ken selalu berjalan dibelakang Darel dan Jo sambil memasukan kedua tangannya ke saku tidak lupa dengan ekspresi datarnya.
Saat itu teman- temanku belum mengetahui bahwa aku dan Lasha mengenal mereka bahkan Lasha yang adalah adik dari Darel.
" Sorry Bill...Lo ajak yang lain aja"
Ucapku. Billy adalah teman sekelasku, dia memang mendekati ku sejak awal masuk sekolah, namun aku selalu menjauh dan menolak dengan sopan setiap ajakannya, aku mencari-cari Lasha namun tidak melihatnya, biasanya Lasha yang mengusir Billy atau siapapun yang mulai menggangguku.
" Kalau Lo gak mau nonton gw boleh dong minta nomer hp Lo?"
Ucapnya tidak menyerah, aku mulai jengah dengan sikap Billy yang selalu memaksa.
" Kalau nomer gw aja gimana?..."
Dari belakang Darel muncul bersama Lasha dan Jo, Ken sendiri memilih berdiri bersandar di dekat pintu kelas.
Darel menatap Billy, untunglah Billy cerdas dia memilih untuk pergi dari situ, anak-anak dikelas mulai berbisik." Kenapa gak bilang sih Gi' kalau ada yang ganggu?" Tanya Darel.
" Gak ganggu kok...".
Darel berdecak mendengar jawabanku.
" Sorry abis Billy itu dableg banget sih udah gw usir masih aja nempel sama Lo, terpaksa tadi gw manggil
Kakak gw"Ucap Lasha. Sejak kejadian itu anak-anak tau bahwa Lasha adalah adik dari Darel. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya sejak aku masuk sekolah, namun aku tidak mau menanggapinya karena menurutku beberapa dari mereka masih dalam batas wajar dan sopan.
Sejak itu setiap jam istirahat dan pulang sekolah aku dan Lasha selalu bergabung dengan Darel dan gengnya, dengan begitu tidak ada yang akan berani mengganggu kami. Semenjak itu kami jadi sering hangout atau sekedar ngumpul bareng.
Namun pertama kalinya aku berbicara dengannya adalah saat mulai masuk semester kedua, aku masuk perpustakaan karena bersembunyi dari Lasha, aku kalah taruhan dan sebagai hukumannya Lasha melarangku untuk tidak makan m&m selama seminggu padahal permen coklat itu tidak bisa dipisahkan dariku, aku selalu mengantongi itu kemanapun aku pergi.
Aku mencari sudut perpustakaan yang sepi untuk diam-diam memakannya, padahal aku tau dilarang membawa makanan atau makan di dalam perpustakaan.
Disitulah aku menemukannya sedang tidur di sofa panjang yang terletak di ujung sebelah barat perpustakaan, sudut ini memang sering sepi karena di rak bagian ini hanya berisi buku-buku lama.
Aku melihatnya tidur sambil menutup sebagian wajahnya dengan lengan.
" Ke perpus cuma numpang tidur". Ucapku pelan. Aku membuka pelan pelan bungkus m&m , namun gerakan ku terhenti saat melihat dia bergerak, kupikir dia bangun, ternyata hanya menurunkan lengannya, nafasnya kembali teratur.Tanpa sadar aku memperhatikan wajahnya. Sekali dilihat orang pasti tau Kenzou berdarah campuran. Aku memperhatikan alisnya yang tebal, dengan hidung yang lancip, aku baru menyadarinya bahwa Ken mempunyai bibir yang merah untuk ukuran laki-laki apalagi saat ia mengulum bibir bawahnya, salah satu kebiasaannya ketika dia sedang berbicara atau saat terlihat sedang memikirkan sesuatu, sayang bibir seksinya itu dipakai untuk berkata ketus. Rambut Ken berwarna coklat hampir kehitaman.
Aku terus terhanyut saat memperhatikan wajahnya hingga aku terkejut sepasang mata yang tadinya terpejam kini terbuka dengan iris coklat yang fokus menatapku, aku hanya bisa terdiam mengingat jarak wajah kami yang hanya berjarak sekitar 30 centi.
" Udah puas liatinya? "
Tanyanya dengan senyum meremehkan.
" What the...!"
Aku buru-buru berdiri tegak, namun permen coklat yang kupegang jatuh dan permen coklat itu berserakan dengan suara yang cukup nyaring, aku meringis mendengarnya.
" Kamu tau dilarang membawa makanan atau makan di library?!"
Tanya Miss Nina penjaga perpustakaan sekolah.
" Itu punya saya Miss". Ucap Ken.
" Bukan Miss itu punya saya". Sanggahku.
" Jadi kalian makan berdua?! Selain library kalian jadikan tempat makan juga kalian jadikan tempat pacaran?!"
" Kita gak pacaran!!" .ucap kami bersamaan.
" Oke, tapi tetap saja kalian melanggar peraturan, saya tidak peduli kalian anak siapa peraturan tetap peraturan, selama dua Minggu kedepan kalian dihukum untuk merapikan buku-buku di library ....tidak ada protes!"
Ucap Miss Nina sebelum kami membuka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet ( Completed )
ChickLitjust love life story... sempurna satu kata yg kadang kita lupa bahwa sempurna juga tidak selalu abadi...