19.

337 8 0
                                    

" Eh ada konsernya Alfy di BSD"

Ucap Selena, kami baru saja keluar kantin.

" Fovorit Giyan tuh!, Gi' Dateng gak?"

Tanya Lasha. Lasha dan Selena berjalan paling depan disusul Ken dan Jo, aku dan Darel berjalan paling belakang.

" Boleh, hayuu aja"

" Serius mau ikut?"

Tanya Darel yang ternyata dia juga membuka situs yang sama di ponselnya.

" Kamu juga ikut ya!"

" Ok"

Sejak tadi Ken tidak banyak bicara, bahkan sejak dikelas tadi. Aku memperhatikan Ken yang tiba-tiba jalan lebih dulu dan berdiri disamping Lasha. Ternyata ada seorang mahasiswa yang membawa sebuah kotak karton lumayan besar dan kelihatan berat, koridor sedang ramai oleh mahasiswa yang berlalu lalang.

" Hati-hati Lo bisa bahayain orang" ucap Ken.

" Eh sorry bang, gak keliatan"

Kulihat Lasha terdiam sambil memandang Ken dan kulihat ada semburat merah di pipinya, entah mengapa hatiku terasa sedikit tercubit.

" Gw cabut duluan, udah gak ada kelas "

Pamit Ken, Darel dan Jo membalasnya dengan lambaian tangan, masih kulihat Lasha memandang Ken hingga Ken berbelok ke arah parkiran menuju mobilnya.

" Ken bilang tadi ada yang ganggu kamu?"

" Gak apa-apa, cuma ngajak kenalan aja"

" Untung ada Ken yang satu jurusan sama kamu, aku jadi sedikit tenang". Ujar Darel.

Iya tapi aku yang gak tenang.

***

Malam ini aku, Darel, Lasha, Jo, Ken dan Selena akan menonton konser Alfy di sebuah mall di deerah Serpong.

" Ini outdoor lho Gi', konsernya pasti rame banget" . Ucap Darel.

" Lo kaya gak tau cw Lo aja, demennya yang rame-rame ketauan jiwa misqueen people nya, padahal Lo bisa aja kan Gi' nanggep tu DJ dirumah Lo". Ledek Jo.

" Nanggep, Lo kata topeng monyet, gw kan cuma pengen bikin Lo seneng, pasti nanti banyak cewek-cewek yang cuma pakai tangtop terus loncat-loncat, kesenengan Lo banget kaaan?!....aduuuhh...Darel sakit!"

Darel tertawa setelah mencubit pipiku.

" Yeee...itu sih rejeki Gi'". Kilah Jo.

" Biar gw siram lagi Lo entar, kaya waktu kita nonton konser Alan Walker"

" Waktu sweet seventeen Giyan kita nonton konsernya Alan di Hongkong "
Cerita Lasha pada Selena.

" Wah asyik banget!". Seru Selena.

" Asyik apanya gw dikerjain habis habisan". Ucap Jo.

" Lo suka jenis musik edm ya Gi'?". Tanya Selena.

" Gak cuma edm sih, yang enak di dengar aja"

" Tenang aja gw kenal sama promotor nya, tadi udah minta tolong buat cari spot yang aman". Ujar Selena.

" Serius?! Asyik lah Lo Sel' !"

" Nonton diatas panggung bisa gak sel?" Tanya Jo.

" Yeeee!!!! Ngarang aja Lo" teriak aku, Lasha dan Selena.

" Bisa Jo, sekalian Lo pegangin soundsystem sama tarik kabel". Tambahku.

Konsernya lumayan ramai memang, dibantu temannya Selena kami mendapat spot bagus untuk menonton, bahkan sempat berfoto bersama dengan sang DJ.

" Wah Sel' gila keren banget Lo! Thanks banget ya" . Ucapku pada Selena.

" Sama-sama nyantai aja lagi"

" Duluan aja Gi', gw mau iket tali sepatu dulu " . Ucap Selena.

" Oh oke, gw nyusul Lasha sama Darel dulu ya, dibelakang masih ada Jo sama Ken"

" Sip!"

Kami sedang menuju parkiran, sebenarnya masih ada performa dari DJ lainnya hanya saja karena takut terlalu malam dan macet saat keluar kami memutuskan untuk keluar lebih dulu. Aku hendak mengejar Lasha dan Darel, Lasha sedang merayu Darel untuk pergi clubing setelah dari sini, namun Darel menolak dengan alasan sedang banyak tugas kuliah, alhasil Lasha merajuk.

Saat aku hendak berlari, tidak sengaja aku tersandung batu, karena tidak seimbang tubuhku oleng dan hampir menghantam aspal, disaat aku yakin akan jatuh sebuah tangan melingkari pinggang ku, aku sangat terkejut karena ternyata Ken yang menangkap ku, berada dalam pelukannya saat ini membuatku gelisah aroma colongenya menguar dalam indera penciumanku.

Tubuhku kaku dan tatapan kami mengunci satu sama lain. Aku bisa melihat jelas ada luka dalam tatapan matanya, dalam topi hitam yang ia kenakan, hari ini ken memakai celana jens biru gelap dan hoddie berwarna hitam serta topi baseball yang juga berwarna hitam.

Inilah yang aku takutkan jika berada di dekat Ken, aku tidak mau menangis di hadapannya, sebelum air mata ini jatuh aku buru-buru melepas pelukannya.

" Thanks..."

Ucapku dan berlalu pergi meninggalkan nya.

Dari jarak yang tidak terlalu jauh pemandangan itu tertangkap jelas oleh Selena. Setiap gerakan Giyan dan Ken serta tatapan mereka satu sama lain sedikit menggambarkan bahwa hubungan mereka lebih dekat dari seorang teman. Ken tidak pernah menatap seseorang seperti itu, dan tatapan Giyan yang seolah terluka. Selama beberapa bulan ini Selena mulai belajar membaca karakter dari lima sekawan ini. Sebelum Ken menyadari bahwa dirinya sedang memperhatikan interaksinya dengan Giyan Selena kembali dengan kegiatannya hingga sebuah seringai terbit di bibirnya, dirinya harus memastikan nya lagi, cukup mudah karena mereka sering berkumpul bersama.





Backstreet ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang