25.

302 7 0
                                    

  " Kamu masih ngantuk?"

Tanya Darel setelah mendengar ku menguap beberapa kali.

  " Sedikit..."

Saat ini kami sedang ada diruang tengah sedang menonton tv dan Darel sambil mengerjakan tugas kuliahnya.

  " Tadinya aku mau ajak kamu jalan, tapi kayaknya lebih baik kamu istirahat, besok mau bareng ke kampus?"

  " Gak usah, aku mulai kuliah siang"

  " Gi'...."

  " Hmmm..."

  " Aku minta maaf soal semalam, aku udah ngomong kasar sama kamu, aku khawatir sama kamu dan Lasha"

Ucapnya sambil memeluk ku, entah kenapa pelukan Darel membuatku sesak, aku berbohong dan aku merasa sangat bersalah. Namun Darel tidak boleh tau apa yang terjadi semalam.

  " Aku juga minta maaf...aku gak bisa jagain Lasha"

  " Lasha bukan tanggung jawab kamu, aku tau kamu paling gak bisa nolak keinginan Lasha, tadi pagi Selena datang dan minta maaf sama papa dan mama, kita gak bisa menyalahkan Selena sepenuhnya karena Lasha juga seharusnya bisa bertanggung jawab sama dirinya sendiri"

Ingin sekali aku bilang pada Darel bahwa aku tidak menyukai Selena, namun aku tidak ingin membuat Darel khawatir, dengan kedatangan Selena ke rumah Darel untuk meminta maaf, mungkin Selena tidak seburuk yang aku pikirkan.

  " Hei.... mikirin apa?". Tanya Darel.

  " Hah?...ah bukan apa-apa"

Darel menatapku lekat, wajah kami semakin dekat bahkan aku bisa mencium aroma mint nafasnya.

  " Ada cctv...". Bisik ku.

Darel tersenyum dan akhirnya hanya mencium keningku.

  " Mungkin kita harus liburan berdua"

Ucapnya sambil tersenyum jahil.

  " Kalau gitu aku pamit dulu, sampai ketemu dikampus besok, kamu langsung istirahat yaa..."

Ucapnya sambil mencium puncak kepalaku.

***

     Kuliahku masih dimulai satu jam lagi. Aku baru saja turun dari mobil dan melihat Ken berdiri sambil bersandar di samping mobilnya.

     Ken tersenyum saat melihatku berjalan ke arahnya. Aku hampir lupa bahwa senyum nya menular, Ken membukakan pintu penumpang untukku. Mobil Ken pergi meninggalkan parkir kampus gedung fakultas, keluar kampus menuju kompleks perumahan yang tidak jauh dari kampus, ia menepikan mobilnya disisi jalan dekat taman bermain. Kami turun dan berjalan memasuki area taman bermain yang masih sepi dan memilih duduk disebuah ayunan. Agak lucu sebenarnya melihat Ken duduk di ayunan gantung, namun saat melihat senyum miringnya sepertinya kami memikirkan hal yang sama.

  " Kita gak bisa jauh-jauh karena satu jam lagi kuliah dimulai ". Ucap Ken.

  " It's oke"

Kami sama-sama terdiam bingung harus memulai dari mana.

  " Aku minta maaf"

Ucap kami bersamaan. Kami sama-sama tertawa, aku menoleh ke arah Ken kenapa senyum dan tawanya masih saja membuat jantungku kebat kebit.

  " Kamu duluan". Ucapnya.

  " Mmm...aku minta maaf soal malam itu...boleh aku salahkan alkohol yang aku minum?atau....khilaf maybe?". Ooouuch shut up Giyan malam itu kamu sadar sesadar sadarnya ck.

  " Aku juga minta maaf, kamu baik-baik aja?"

" Ya...Ken, tolong dengarkan aku sampai selesai, setelah aku tau alasan kamu dulu pergi, aku maafin kamu...kalau aku ada di posisi kami aku juga akan melakukan hal yang sama, tapi... sekarang sudah ada Darel disamping aku...."

Aku bisa melihat senyum Ken perlahan menghilang di bibirnya.

  " I no... thanks udah maafin aku, aku bisa ngerti,  kamu berhak dapat kebahagiaan walaupun itu bukan sama aku, Darel orang yang baik dan aku berharap dia orang yang tepat buat kamu".

Ucap Ken sambil tersenyum namun tidak sampai ke tatapan matanya. Entah kenapa aku sama sekali tidak merasa lega mendengar jawaban Ken, bukan berarti aku ingin dia memohon mohon kepada ku untuk kembali padanya, namun aku melihat mendung di matanya walaupun bibirnya tetap berusaha tersenyum, dan justru aku yang tidak bisa menahan air mataku.

  " Jangan nangis Gi', kenapa kamu jadi sering nangis kalau dekat aku? Kamu sudah benar Gi'..."

Ucap Ken sambil berjongkok dihadapan ku.

  " Boleh aku tanya satu pertanyaan?"

Aku mengangguk.

  " Apa aku masih ada di hati kamu?"

Iya...tidak bisa dipungkiri. Namun aku tidak sanggup menjawabnya.

  " gak usah dijawab, aku udah tau jawabannya, sampai aku sudah benar-benar hilang di hati kamu boleh aku gak berhenti menyerah?"

Ken mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

  " Sekarang boleh aku naik level dari musuh jadi teman?". Tanyanya dengan senyum jahilnya.

  " Kapan aku pernah anggap kamu musuh?". Tanyaku sambil menahan tawa.

  " Hah?! Muka kamu kalau liat aku udah kaya mau ngajakin civil war"

  " Issh! Suruh siapa muka kamu kaya kanebo kering gitu, orang juga males liatnya"

Ken hanya tertawa mendengarnya.

     Kami kembali ke kampus, aku memilih ke toilet terlebih dahulu membiarkan Ken masuk kelas lebih dulu. Sambil bercermin aku memikirkan perkataan Ken tadi ,boleh aku gak berhenti menyerah? Boleh aku naik level dari musuh jadi teman?. Bahkan aku tidak tau apa ini benar-benar yang aku inginkan.

     Kelas sudah hampir penuh saat aku sampai mengingat kuliah akan dimulai beberapa menit lagi, saat aku hendak memilih bangku Ken sengaja memindahkan tasnya dari kursi kosong disebelahnya, dia menatapku sambil menaikkan sebelah alisnya, aku tersenyum samar dan memilih untuk duduk disampingnya.

  " Itu baru namanya temen..."

Bisiknya. Aku hanya memutar bola mataku.

****

     " Giyan!".

Panggil Lasha saat aku baru keluar kelas. Kulihat dia berjalan ke arahku bersama dengan Selena, tidak seperti biasanya kami selalu janjian bertemu di kantin kampus.

  " Hai, mau pada kemana?"

Tanyaku tanpa menatap Selena.

   " Mau ketemu Lo, Selena mau ngomg sesuatu"

Ucap Lasha dan aku menatap Selena, jujur saja aku masih kesal atas kejadian malam itu.

  " Gw mau minta maaf soal malam itu..."
Ucapnya menyesal.

  " Sel' Lo tau Lo udah bahayain gw sama lasha, gimana jadinya Lasha  kalau waktu itu gw juga Hangover? Apa Darel, om, dan Tante tau challenge dare yang temen-temen Lo suruh ke Lasha?"

  " Gi' udahlah, Selena udah minta maaf lagian gw juga udah lupain soal malam itu  ". Bela Lasha.

  " Sel' gw sama lasha memang suka party, tapi kita juga punya batas"

  " Sekali lagi gw minta maaf Gi', gw akuin mereka memang keterlaluan "

  " Gw juga minta maaf Sel', yang gw lakukan ini buat melindungi Lasha, Lo tau kan Lasha udah gw anggap saudara gw sendiri, dengan begini Lo jadi lebih mengenal kita"

  " Iya Gi'...thanks ya gw cabut dulu abis ini masih ada kelas"

    
Happy reading 😉

Backstreet ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang