Sore ini kami duduk diruang tengah sambil merencanakan kegiatan untuk satu Minggu ke depan, seperti diving, snorkeling, berenang di Waterboom, ke tempat-tempat objek wisata yang menjadi icon Bali serta wisata kuliner, jangan lupa mengunjungi club-club keren.
" Lo jadi, sekalian cek vila yang di Ubud?. " .
Tanya Lasha pada Darel.
" Iya...tapi mungkin hari ke tiga atau empat."
Darel memang mempunyai bisnis beberapa vila di deerah Ubud yang ia beli dari hasil tabungannya sendiri, selain hukum Darel memang tertarik pada dunia bisnis.
" Bagus ya udah pada lupa sama gw!..."
Dari arah pintu Jo masuk sambil menyadang ransel disebelah bahunya.
" JOHAN!!!!"
Teriak ku dan Lasha bersamaan. Jo paling tidak suka dipanggil dengan nama lengkapnya yang kebetulan sama dengan nama security di sekolah kami.
" Masih yaa tuh songong gak sembuh-sembuh".
Keluhnya malas, kemuduan menghampiri kami dan mengacak acak rambut kami gemas.
" Jo!! Rese deh!! "
Yang hanya ditanggapi tawa olehnya.
" Kuta yuk! Liat sunset, udah mau jam 6 kan, jalan kaki aja biar gak macet".
Ajak ku. Kebetulan vila ini memang masih di deerah Kuta.
" Males ah rame banget pasti, gw mau video call sama mama papa aja". Ucap Lasha.
" Gw mau makan terus molor, masih jetleg gw". Ucap Jo.
" Jetleg apaan? Lo abis dari Singapore apa Afrika? ". Celetu ku.
Jo memang baru saja pulang dari Singapore setelah mengunjungi orang tuanya yang bermukim disana.
" Ayo aku temenin".
Ucap Darel sambil membereskan laptopnya. Lasha dan Jo memandang kami bergantian.
" Gitu dong! Usaha".
Ledek Lasha sambil terkikik dan dihadiahi lemparan pelan bantal sofa oleh Darel.
" Gak ada yang mau jelasin ke gw?". Ucap Jo. Yang masih memandang kami bingung.
" Udah entar aja, Lo masih jetleg kan?, Lagi waras aja susah nyambungnya...ayo gw temenin makan, katanya Lo belum makan kan?".
Ajak lasha sambil menarik Jo ke arah ruang makan.
*****
Aku teringat ucapan Lasha tadi siang saat kami sedang membongkar koper dikamar.
" Masa sih Lo gak peka?...firasat gw sih kakak gw udah ada feeling sama Lo waktu kita SMP, cuma waktu itu masih naksir-naksir aja, nah pas SMA itu Darel mulai serius kayaknya, cuma Lo tau sendiri kakak gw, prinsipil banget, dia anggap high school itu patokan kita belum dewasa, kayaknya mama juga udah nebak deh, mungkin mama yang awalnya tau, gw sama mama kadang suka kasian juga, klo pas Lo lagi manja banget sama Darel ". Lasha tertawa
" Lebih kasiannya lagi, waktu Lo ngasih tau mau bawa Geri kerumah buat dikenalin ke kita, malamnya Darel sampe pulang pagi dan hangover, dan beberapa bulan kemudian dia jadian sama Tania".
Aku terkejut mendengar cerita Lasha.
" Lo masih gak percaya juga? Oke gw sebutin, kalau Lo lagi buntu dan minta temenin atau diantar Darel dan minta tolong Darel, dia pasti langsung datang walaupun dia lagi UTS atau lagi sama Tania, padahal sama gw gak sampe segitunya. Dia suka ngacak-ngacakrambut Lo beberapa detik lebih lama dari ngacak-ngacak rambut gw, dia lebih suka gandeng tangan Lo dari pada merangkul, dia juga lebih sering jail sama Lo, dan yang terakhir Lo pasti juga tau, dia sering diam-diam natap Lo". Ledek Lasha sambil tersenyum jahil.
Ya aku baru menyadarinya, tetapi sebelumnya aku menganggap sikapnya biasa saja karena kita memang terbiasa bersama.
" Darel juga tau dulu Lo pernah diam-diam suka sama dia...hihihi...terus kalau sekarang gimana?". Ledek Lasha.
" Ayo...jangan ngelamun aja".
Ucap Darel sambil mengulurkan tangannya, aku memandang uluran tangannya, kupikir dua tahun sudah cukup untuk ku menunggu seseorang yang tidak pernah memberiku kepastian, jikalau akhirnya ia muncul kembali itu bukan salahku, jikalau nanti aku menemukannya lagi, aku akan memberitahunya, bahwa aku sudah lelah mencari sisa halaman yang kamu bawa dan aku akan memulai lagi dengan sebuah buku yang baru yang akan selalu ada namaku dan Darel didalamnya.
"Ayo..."
Jawabku sambil meraih tangannya dan tersenyum menyusuri tepi jalan di Kuta yang mulai ramai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
