2. Jian Yi?

7.3K 783 8
                                    

Sebuah fenomena aneh terjadi ketika Jesslyn membuat permohonan. Bintang jatuh tiba-tiba mengeluarkan cahaya merah sebelum hilang dari kegelapan malam.

Beberapa saat kemudian, Jesslyn membuka kedua mata indahnya secara perlahan. Tidak ada yang terjadi. Tidak ada perubahan meskipun barusan dia telah memohon dengan sungguh-sungguh. “Sudah kuduga itu tidak mungkin.” Jesslyn menghela napas panjang untuk mengekspresikan kekecewaan yang terasa.

Entah apa yang telah merasuki dirinya sehingga berharap penuh pada keajaiban bintang jatuh, akibatnya sekarang dia harus menerima perasaannya menjadi semakin buruk karena telah berharap terlalu tinggi.

Ini tidak bisa dibiarkan, Jesslyn tidak ingin perasaannya berlarut terlalu lama. Dia segera berjalan masuk menuju kamar, menjatuhkan diri pada kasur empuk dan meletakkan smartphone di sampingnya.

Mungkin tidur adalah solusi terbaik untuk menghadapi keresahan yang tak kunjung hilang. Jesslyn memejamkan mata agar segera terlelap namun hatinya tetap tidak bisa tenang.

Satu jam telah berlalu dan perasaannya kian memburuk. Jesslyn bernapas semakin cepat, tidak kuat menahan rasa sesak, dia segera menyembunyikan wajahnya dibalik kedua tangan, berharap tidak ada yang melihat airmatanya kembali mengalir sekali lagi.

Namun, siapa yang akan melihat? Sudah lebih dari lima tahun dia tinggal seorang diri. Kedua orangtuanya adalah pebisnis sukses yang sibuk dan selalu melakukan perjalanan bisnis di luar negeri, dalam setahun saja belum tentu Jesslyn dapat menemui mereka.

Teror bernama kesepian mulai menghantui Jesslyn, membuatnya gila dan ingin berteriak sekeras-kerasnya. Airmata yang terus mengalir tidak memperbaiki suasana hati, untuk mengatasi ini Jesslyn segera mencari solusi dengan mengambil smartphone yang terletak di samping kepalanya.

“Tian Li, aku rindu padamu...” Jesslyn berkata dengan bibir bergetar, sambil mengusap airmata dia kembali membaca novel tersebut dari awal, berharap perasaannya dapat membaik kembali. Tetapi sayangnya untuk membaca kembali novel yang telah diketahui akhir ceritanya adalah hal yang sulit dilakukan.

“Apa yang harus aku lakukan sekarang, Tian Li?” Jesslyn menghela napas berat. Ketika hampir menyerah memperbaiki suasana hati dan berniat menutup cerita novel, tiba-tiba smartphone miliknya mengeluarkan cahaya terang, membuat dirinya terkejut. “A-ada apa ini?”

Jesslyn segera menjatuhkan smartphone dan bangkit dari tempat tidur. Cahaya itu sekarang menyeruak hingga memenuhi seisi ruangan, Jesslyn cepat-cepat menutup mata agar tidak mengalami kebutaan. “Ah!”

Dalam keadaan mata tertutup, Jesslyn bisa merasakan cahaya tersebut perlahan meredup. Kemudian dia secara perlahan membuka mata dan mendapati dirinya berada pada sebuah ruangan asing dengan dekorasi kuno.

“Dimana ini?” Jesslyn menjelajahkan pandangan ke sekitar, jelas-jelas ini bukanlah kamarnya sekarang.

“Heh? Jangan-jangan....”

Raut wajah Jesslyn berubah cerah. Tidak perlu memakan waktu lama untuk mencerna situasi, dia sudah tahu tempat keberadaannya sekarang adalah dunia yang dia idamkan selama ini.

Saking bahagianya, Jesslyn bangkit berdiri dan mengangkat kedua tangannya ke atas. “Terima kasih, bintang! Sekarang aku dapat bertemu dengan pangeran Tian Li kesayangan!” teriaknya lantang, tidak mempedulikan lingkungan sekitar.

Teriakan Jesslyn membuat wanita tua berusia sekitar 50 tahun yang tidur di sampingnya terbangun. “Jian Yi, sadarlah. Mimpimu terlalu tinggi.”

Jesslyn sedikit kaget karena tidak menyadari ada seseorang berada di dekatnya. Dia melihat ke arah wanita tua itu sambil mengerutkan kening dan berkata, “Maaf? Anda siapa? Dan barusan anda panggil saya apa? Jian... Jian apa?”

Wanita tua itu merasa terpukul pada kata-kata yang Jesslyn lontarkan, dengan wajah murung dan lemas dia berkata, “Jian Yi, aku mengerti alasanmu marah dan masih tidak bisa memaafkanku sampai sekarang. Namun, apakah kau harus menyakiti ibumu sendiri dengan berpura-pura hilang ingatan seperti itu?”

The Legend of Jian YiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang