“Kalau kau berani mendekat lebih dari itu...” Feng Ao menarik pedang dari punggung, mengarahkan bilah pedangnya pada tali yang terikat pada kayu. “Aku tidak dapat menjamin keselamatan wanita tua itu ke depannya.”
Jian Yi menghentikan langkahnya, tidak berani gegabah karena ini menyangkut keselamatan ibunya.
“Apa yang kau lakukan sebenarnya! Apa salah ibu sampai kau melakukan itu!” teriak wanita itu penuh amarah.
“Hahaha! Kau masih tidak sadar dimana letak kesalahanmu? Apa kau pikir selama ini aku tidak memperhatikanmu latihan di sini? Apa kau pikir aku tidak mengetahui niat tersembunyimu?! Wanita jalang sepertimu hanyalah seorang budak hina. Aku terkejut ketika mengetahui kau sudah memiliki tenaga dalam. Kau pasti berlatih keras sepanjang hari karena ingin membunuhku, kan?! Kalau itu keinginanmu, maka aku akan dengan senang hati menerimanya.”
Feng Ao kembali tertawa sebelum mengarahkan pedangnya pada Jian Yi. “Aku ini adalah tuan muda yang baik. Karena merasa kasihan pada budaknya, aku sengaja memintamu untuk membeli pisau perak itu agar dapat dipergunakan sebagai senjata oleh budak rendahan sepertimu. Ini sudah cukup adil, kan?”
“Apa masih belum cukup omong kosongmu?!”
“Dasar budak kurang ajar! Bukannya berterima kasih malah bersikap lancang padaku! Bersiaplah untuk mati hari ini. Setelah itu, wanita tua tidak berguna juga akan menyusul!”
Feng Ao berlari ke arah Jian Yi sambil mengayunkan pedang, Jian Yi menahan serangkaian serangan menggunakan pisau perak.
Feng Ao adalah Pendekar Perunggu tingkat 2. Dari jumlah tenaga dalam Jian Yi memang unggul tetapi dari segi pengalaman bertarung wanita itu masih jauh di bawahnya.
Alhasil, pertarungan ini membuat Jian Yi terdesak, wanita itu termundur beberapa langkah, satu goresan panjang mulai membekas pada lengannya.
Jian Yi menggigit bibir bawahnya menahan sakit dari luka yang didapatkan. Feng Ao masih terus mendesak dirinya, melihat Jian Yi masih dapat bertahan, dia segera menggunakan salah satu jurus dari Ilmu Pedang Tunggal.
“Jurus Pertama, Tusukan Satu Arah!”
Feng Ao memfokuskan kekuatan pada satu serangan pedang lalu mengarahkan ayunan kuat itu pada tubuh Jian Yi. Dengan cepat, Jian Yi menahannya menggunakan pisau perak, tetapi serangan tersebut begitu kuat sehingga dia terpental dan pisaunya terlepas dari genggaman.
Jian Yi segera bangkit berdiri, namun Feng Ao sudah berada di depannya sambil menyarangkan beberapa serangan.
Alis Jian Yi terangkat, dia mati-matian menghindar sebelum melompat untuk menyelamatkan diri dari serangan tersebut.
Dia berlari ke arah pisau perak terletak, menggenggamnya sejenak lalu membuangnya.
‘Menggunakan pisau yang hanya memiliki jangkauan serangan pendek… aku tidak yakin akan berhasil melumpuhkan Feng Ao dalam satu serangan.’
Dengan nafas yang semakin tidak beraturan, Jian Yi kembali berlari dan mengambil ranting yang tergeletak tidak jauh dari pohon.
“Apa kau sebegitu depresinya sampai memilih untuk menggunakan ranting?” Feng Ao tidak bisa menahan tawanya lagi melihat Jian Yi membuang pisau perak hanya demi sebuah ranting.
“Diam kau, sampah! Majulah… aku akan segera mengambil nyawamu.” Jian Yi menatap Feng Ao tajam sambil memegang erat ranting dengan kedua tangannya.
Feng Ao menghela nafas. “Semakin dibiarkan, budak sepertimu semakin kurang ajar. Sepertinya aku harus menyiksamu secara perlahan sebelum membuatmu mati.’
Feng Ao kembali menyerang dan langsung melancarkan jurus lain dari Ilmu Pedang Tunggal.
“Jurus Kedua, Getaran Pedang!”
Sementara Jian Yi segera menggunakan tujuh gerakan Ilmu Bulan Ilusi.
Enam gerakannya berhasil menahan bilah pedang Feng Ao dengan sempurna, membuat Feng Ao terkejut bukan main.
Dia kemudian memusatkan kekuatan pada ranting, melepas satu serangan kuat pada gerakan ketujuh.
Feng Ao merasakan bahaya. Dia segera menghindar tetapi serangan Jian Yi terlebih dahulu mengenai bahu kanannya. Serangan itu cukup kuat dan berhasil membuat darah mengalir deras dari bahu pria itu.
“Khgggh!” Feng Ao memegang bahunya sambil menahan rasa sakit. Dia tidak menyangka wanita itu bisa memberikan luka yang tidak pernah dirasakan sebelumnya.
Tidak membuang kesempatan, Jian Yi kembali menyerang, Feng Ao berusaha menahan tetapi rasa sakit membuat pegangannya melemah sehingga pedangnya terjatuh.
Feng Ao berniat mengambil kembali pedang, namun Jian Yi terlebih dahulu merebutnya. “Si-sialan! Dasar wanita jalang!”
Tanpa banyak bicara, Jian Yi segera mengayunkan pedang tersebut, membuat lengan kanan Feng Ao terlempar ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend of Jian Yi
FantasyDunia Jesslyn berakhir malam itu juga ketika novel yang dia ikuti selama lima tahun telah mencapai akhir cerita. Hati Jesslyn terasa hampa, pikirannya kosong. Saat itu dia berharap dapat menjadi sosok Yue Xha, karakter utama wanita dalam novel yang...