33. Menipu Yong Ha

2.3K 404 34
                                    

“Sebelum aku memberitahumu, hilangkan aura mengerikanmu itu terlebih dahulu.”

Yong Ha baru menyadari auranya telah membuat wanita tua yang masih tersungkur kesulitan bernafas. Dia segera menghilangkannya, Jian Yi lalu membantu ibunya bangkit.

‘Ibu tidak boleh mendengar ini. Aku harus membuatnya pingsan.’

Dalam novel tertulis jika seseorang sudah menjadi pendekar, hanya dengan menggunakan sedikit tenaga dalam sudah bisa membuat orang biasa tidak sadarkan diri.

‘Ibu, maafkan aku.’ Jian Yi menotok bagian leher Jian Ye hingga pingsan dipundaknya.

“Apa-apaan kau ini! Bukankah dia ibumu sendiri?” Yong Ha murka melihat kedurhakaan yang terjadi di depan matanya.

Jian Yi mengangkat tangannya, meminta Yong Ha untuk tenang. “Aku terpaksa melakukannya karena tidak bisa membiarkan ibu mendengar tentang ini.”

Yong Ha menarik nafas sejenak untuk menenangkan diri. Akhir-akhir ini suasana hatinya sungguh buruk. Padahal dulunya dia tidak seperti ini. Sabar dan tenang seperti air. Begitulah orang-orang mengenalnya dulu.

Meskipun hanya bekerja sebagai penjaga perpustakaan, siapapun akan menunjukkan hormat tanpa diminta. Dia tidak gila hormat, malah sering meminta mereka untuk tidak melakukan hal konyol tersebut karena akan membuatnya canggung.

Namun wanita ini. Dia adalah dalang yang telah mengubah hidupnya yang semula damai dan tentram menjadi berantakan. Tiba-tiba saja muncul entah darimana. Memperlakukannya seperti sudah kenal sejak lama dan berkata kalau mereka satu aliran. Baru kali ini ada yang seperti itu. Tentu Yong Ha ingin mengetahui maksudnya, tetapi wanita itu malah pergi begitu saja, tidak mengungkapkan misteri satu aliran padanya.

Semenjak itu Yong Ha jadi susah tidur. Dua hari kemudian dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan. Semakin lama rasanya semakin gila. Makan pun terasa sulit karena selalu teringat.

Merupakan suatu keberuntungan akhirnya bisa bertemu dengan wanita itu di sini sekarang. Padahal dia tadi hanya berencana keluar untuk menghirup udara malam agar dirinya bisa sedikit tenang

“Baiklah. Kalau begitu katakan apa itu satu aliran.” Setelah menarik nafas beberapa kali, Yong Ha akhirnya bisa menenangkan diri.

‘Tian Iu, aku membutuhkan bantuanmu.’

‘Bantuan apa, Jian Yi?’

‘Saat aku memintamu bicara, kau harus ikut membantuku untuk meyakinkannya.’

Mendengar perkataan tersebut, membuat Tian Iu merasa dirinya diberikan tugas yang sangat besar. Dengan tatapan tajam, Tian Iu berkata, ‘Baiklah. Aku akan melakukan yang terbaik.’

Emosi Yong Ha muncul kembali setelah melihat Jian Yi masih diam saja. “Kau masih tidak ingin bicara!”

“Tunggu sebentar.” Jian Yi menggaruk kepala. Gara-gara terlalu lama mengulur waktu, dia sudah melupakan kalimat pembuka yang akan dia gunakan untuk berbohong. ‘Sial. Aku harus memulai darimana….’

Pria tua itu semakin marah melihat Jian Yi masih tidak berbicara. Dia mulai meletakkan rambutnya yang dialiri energi ke ujung leher Jian Yi.

Itu membuat Jian Yi tegang. Rambut tipis tersebut bahkan sudah melukai lehernya sedikit sehingga mengeluarkan darah.

Jian Yi merasa sedikit kesakitan dan otaknya semakin tidak bisa berpikir sekarang.

‘Tian Iu, aku membutuhkan bantuanmu sebentar agar aku mempunyai waktu untuk berpikir.’

Tian Iu mengangguk kepala. Dia kemudian menarik nafas dalam sebelum berkata, “Singkirkan benda itu! Wanita di depanmu sekarang adalah utusan dari langit!”

Yong Ha seketika terkejut mendengar suara Tian Iu. Dia menjelajahkan pandangan ke sekitar untuk menemukan sumber suara tetapi tidak berhasil menemukannya. “Siapa kau?!”

“Aku adalah hewan surgawi. Makhluk suci penjaga gerbang langit.”

Jian Yi menatap ke arah Tian Iu dengan mata membesar. Dia benar-benar kaget melihat Tian Iu mengarang cerita sendiri. ‘Sejak kapan siluman ini pandai berbohong?’

“Hewan surgawi… Kenapa makhluk suci sepertimu turun ke dunia ini?” Yong Ha yang masih menunjukan gelagat mencari keberadaan Tian Iu, berkata demikian.

Ini benar-benar konyol. Bagaimana bisa seorang pendekar agung seperti Yong Ha percaya begitu saja? Jian Yi merasa dirinya tidak perlu memutar otak lagi untuk merangkai kata. Siluman itu ternyata lebih hebat darinya.

“Dunia ini sebentar lagi akan kiamat.” Suara Tian Iu terdengar sangat serius, membuat Yong Ha menelan ludah.

“Jadi… Kau turun ke dunia untuk mencegah bencana tak terbendung itu terjadi?”

“Benar. Meskipun telah kehilangan ingatan, ternyata naluri jenderal perangmu bisa mencerna apa yang kusampaikan dengan baik.”

Siluman ini semakin mengada-ada. Beberapa hari dibiarkan berimajinasi liar, otaknya semakin rusak saja. Jian Yi sampai geleng-geleng kepala melihat siluman itu semakin lihai berbohong.

“A-apa? Aku jenderal perang?” Kebohongan Tian Iu terlalu hebat untuk dicerna, membuat dunia imajinasi Yong Ha yang sudah terpendam sekian lama perlahan bangkit kembali.

“Benar. Kau adalah jenderal perang dari langit. Sedangkan wanita di hadapanmu adalah dewi perang. Kita bertiga mendapat amanat dari langit untuk mencegah era kekacauan.”

Cerita seperti ini terdengar sungguh luar biasa bagi Yong Ha. Dia mulai terhanyut dalam suasana. “Jadi… satu aliran yang dimaksud dewi perang adalah aliran dari langit? Dan, aku bukan dari dunia ini tetapi berasal dari langit sana?”

“Ya! Sang dewi berusaha membuatmu ingat, tetapi sungguh wadah tua yang kau gunakan itu membuatnya kesulitan untuk memulihkan ingatanmu.”

Imajinasi Yong Ha mulai bermain. Dia sekarang benar-benar menganggap dirinya sebagai jenderal perang yang telah kehilangan ingatan. “Dewi perang! Hewan surgawi! Maafkan atas kelancanganku. Aku masih belum bisa mengingat apapun sehingga tidak menyadari dosa yang telah kuperbuat pada dewi perang!” Dia bahkan sampai berlutut sambil menundukkan kepala, memohon pengampunan pada Jian Yi. Ini benar-benar gila.

Jian Yi hanya mengangguk-angguk saja, tidak mau terlibat dalam sandiwara gila ini.

“Bangunlah! Jangan mempermalukan dirimu sendiri! Kau adalah orang nomor dua dalam aliran ini! Tidak boleh menunjukkan hal memalukan tersebut di depanku yang nomor tiga ini.”

Tunggu! Bukankah siluman ini bergabung lebih dulu daripada Yong Ha? Kenapa dia mengurutkan dirinya diperingkat terakhir?

Yong Ha mengangkat kepalanya. “A-aku nomor dua?”

“Tentu saja! Kau adalah jenderal perang! Sedangkan aku hanyalah penjaga gerbang. Posisimu jelas berada di atasku! Sekarang bangkitlah!” Ternyata begitu. Sampai akhirpun dia masih menganggap dirinya sebatas hewan dan berpikir Yong Ha hanya setingkat di bawah Jian Yi. Sudah pasti suatu saat kekuatannya akan berada di bawah Yong Ha sehingga dia merelakan posisi nomor dua pada pria tua itu.

Mendengar perkataan itu, Yong Ha segera bangkit dengan tatapan tajam, seakan ingin menunjukkan wibawanya sebagai jenderal perang.

“Bagus! Jenderal perang memang harus terlihat seperti itu.” Tian Iu menatap Yong Ha dengan penuh kekaguman.

Jian Yi hanya bisa menghela nafas sambil mengelus dadanya setelah melihat dua makhluk yang sudah hilang kewarasan itu terhanyut dalam dunia imajinasi masing-masing.

The Legend of Jian YiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang