36. Bertemu (Ending Arc 1)

4.5K 512 150
                                    

Beberapa hari kemudian, Jian Yi memulai usahanya dengan tiga menu yang telah dipelajari. Restoran itu diberi nama Restoran Aliran Langit. Tian Iu dan Yong Ha berperan besar dalam menciptakan nama restoran ini, Jian Yi tidak bisa berbuat apa-apa.

Jian Yi sedikit tegang karena uangnya hanya tersisa 180 Gon. Delapan meja bundar beserta empat kursi yang ditempatkan mengelilingi setiap meja itu merupakan barang sewaan. Durasi waktu mengembalikan set meja dan kursi itu adalah satu minggu tetapi dengan uang yang tersisa, ini seperti hari pertama dan terakhir baginya memulai usaha.

Jika tidak ada pelanggan, habislah sudah dia. Dengan sisa uang receh itu dia tidak bisa membeli bahan-bahan masakan lagi ke depannya.

Untungnya, Yong Ha memiliki pengaruh besar di sekte ini. Meskipun beberapa hari lalu pria tua itu pernah mengamuk dan membuat penduduk sekte takut. Namanya masih cukup disegani banyak orang. Melihat papan nama restoran yang diletakkan di depan rumahnya, pelanggan satu persatu mulai berdatangan. Jian Yi merasa lega awal usahanya dimulai sudah berjalan sebaik ini.

Para pelanggan menunjukkan gelagat yang tidak jauh berbeda dengan Yong Ha dan Jian Ye ketika merasakan kelezatan masakan restoran ini. Jian Yi tidak tahu harus senang atau apa. Yang jelas, dia semakin meragukan kalau dunia ini adalah dunia yang mengisahkan tentang kependekaran.

Dalam satu minggu, Jian Yi bisa meraup keuntungan bersih sampai 500.000 Gon. Dia sendiri terkejut bisa menghasilkan uang sebanyak itu dari masakannya. Dari yang semula menyewa set meja dan kursi, sekarang dia membelinya serta menambahkan beberapa set lagi karena restorannya semakin ramai. Bahkan sekarang dia memiliki tiga karyawan untuk membantunya.

Jian Yi merasa sangat senang. Dia berjalan di kamar dan menemukan pantulan dirinya di cermin yang terletak di atas meja. Cantik. Hampir sama dengan wajahnya di dunia nyata. Yang membedakan hanyalah kulit wanita ini sedikit lebih putih.

Dia sudah berencana untuk mempercantik diri setelah memiliki uang sebelum memulai usaha. Mau bagaimanapun akan sangat disayangkan jika tidak merawat kulit yang indah ini. Jian Yi merasa tidak tega dan mulai mandi secara teratur.

Dan, karena sekarang sudah memiliki banyak uang, Jian Yi membeli beberapa pakaian yang sama. Pakaian berwarna biru cerah. Sangat cocok untuk dirinya.

Setelah mengganti pakaian budaknya dengan yang baru, aura kecantikan terpancar dari sekitar wanita itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengganti pakaian budaknya dengan yang baru, aura kecantikan terpancar dari sekitar wanita itu. Para pelanggan pria tidak bisa melarikan pandangan mereka ketika melihat Jian Yi di sana.

Satu bulan kemudian, Jian Yi menambahkan tujuh menu baru dalam restoran dan mempekerjakan lima orang lagi karena usahanya semakin ramai.

Waktu Jian Yi untuk berlatih ilmu bela diri sekarang hanya tersisa malam hari karena harus mengurus restorannya ini.

Kelezatan masakan restoran itu sudah menyebar ke telinga semua orang. Termasuk dua pria yang sedang asik mengobrol ini.

“Pangeran, aku dengar Restoran Aliran Langit adalah restoran yang baru berjalan selama satu bulan. Tetapi karena pemiliknya cantik serta makanan yang dihidangkan sangat lezat, restoran itu menjadi yang paling terkenal di Sekte Daun sekarang.”

“Zhang Yi, ini sudah ketiga kalinya kau mengucapkan kata yang sama.” Pemuda tampan yang dipanggil pangeran itu melirik pria di sampingnya.

“Ayolah, Pangeran….” Zhang Yi menghela nafas. “Mau sampai kapan kau masih tidak peka dengan maksudku.”

Sang pangeran memandang ke depan sambil tersenyum. “Baiklah, aku mengerti. Aku juga belum makan dari pagi. Ayo kita ke sana.”

***
“Melelahkan.” Jian Yi yang duduk di salah satu kursi restoran menghela nafas. Meskipun sudah memiliki banyak karyawan, dia tetap harus bekerja untuk melayani pelanggan yang datang berbondong-bondong. Untung saja setiap menjelang sore jumlah pelanggan yang datang tidak banyak. Dia bisa sedikit beristirahat sekarang.

Tidak lama kemudian, dua pemuda datang ke restoran.

Sejak masuk ke restoran, pemuda yang mengenakan pakaian hijau terdiam di tempat dan tidak bisa melarikan pandangannya dari Jian Yi. Dia sudah terpesona pada wanita itu pada pandangan pertama. ‘Astaga... Apakah dia seorang dewi?’

 Apakah dia seorang dewi?’

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Zhang Yi….” Pemuda yang mengenakan pakaian hitam dilapisi jubah biru memanggil untuk menyadarkannya.

” Pemuda yang mengenakan pakaian hitam dilapisi jubah biru memanggil untuk menyadarkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zhang Yi tersentak. “Ma-maaf, Pangeran.”

Seorang pelayan menghampiri mereka yang baru saja duduk di meja.

“Mau pesan apa, Tuan?”

Zhang Yi seakan tidak mendengar perkataan pelayan yang berdiri di belakangnya. Dia menoleh ke samping kanan melihat ke arah Jian Yi. Ketika wanita itu membalas tatapannya, dia tersenyum lebar.

Jian Yi mengernyitkan dahi sebelum memalingkan pandangan. ‘Apa-apaan pria itu.’

“Zhang Yi.…” Pangeran kembali memanggil sambil berdehem.

Teguran barusan tidak bisa mengembalikan Zhang Yi dari alam imajinasinya. Pemuda itu masih saja menatap Jian Yi seakan terbius oleh pesonanya.

Pangeran menghela nafas sebelum sedikit meninggikan suaranya, “Zhang Yi….”

Zhang Yi tersadar dan segera menundukkan kepala pada pemuda berpakaian hitam. “Ma-maaf, Pangeran!”

Jian Yi bisa mendengar perkataan mereka. ‘Apa? Zhang Yi?’

Nama itu terdengar sangat tidak asing. Beberapa saat berpikir, alis Jian Yi terangkat. ‘Bukankah itu nama pengawal setianya…’ Lirikannya kini tertuju pada pemuda berpakaian hitam. ‘Jangan-jangan dia….’

Jian Yi bangkit berdiri sambil memukul meja. Menatap pangeran yang duduk di meja depan. “Tian Li!”

The Legend of Jian YiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang