31. Mantan Tetua

2.3K 364 1
                                    

Pada umumnya, manusia adalah makhluk yang akan mementingkan diri sendiri daripada orang lain, apalagi jika ini menyangkut masalah nyawa.

Merupakan hal yang wajar kalau Jian Yi memiliki keinginan untuk menyelamatkan diri dan meninggalkan Jian Ye yang sudah memantapkan diri untuk mengorbankan nyawanya.

Lagipula, dia juga bukan ibu kandungnya. Dan wanita tua itu hanya sekedar karakter. Kalau karakter mati, tidak masalah karena dia hidup dalam dunia fiksi, sedangkan dirinya belum tentu akan kembali ke dunia nyata jika mati di sini.

Jian Yi ingin segera pergi, namun masalahnya adalah, kakinya tidak mau bergerak, terasa berat untuk meninggalkan tempat tersebut.

Ini terasa menyebalkan. Bahkan orang-orang yang telah berkerumun di sekitar rumah mereka karena mendengar teriakan demi teriakan Feng Ai sebelumnya, tidak berniat menolongnya sedikitpun. Mereka hanya menunjukkan wajah prihatin tetapi tidak berani melakukan apa-apa.

Kebanyakan dari mereka hanya penduduk biasa, sisanya memang pendekar tetapi hanya ada satu orang diantara para pendekar yang berada di tahap Pendekar Emas.

Memang pendekar itu mungkin bisa menolong, tetapi dia mengenal ayah Feng Ao. Pendekar itu tidak berani mencari masalah dan lebih memilih hanya menyaksikan. Tidak terpikirkan sama sekali olehnya untuk menjadi penyelamat hidup orang yang tidak dikenal.

“Jian Yi! Larilah!” Melihat anaknya hanya berdiam diri saja, jantung Jian Ye berdetak tidak karuan. Dia takut jika anaknya akan terbunuh oleh Feng Ai.

“Kumohon, Jian Yi! Larilah!” Sambil menangis, Jian Ye memegang kaki anaknya dengan gemetaran, berharap Jian Yi segera lari dari sini sekarang juga.

“Aku… aku juga ingin lari, Ibu... Tapi aku tidak bisa meninggalkanmu begitu saja!” ucap Jian Yi sambil mengusap airmatanya. Niatnya untuk lari memang besar, tetapi hati nuraninya menolak untuk meninggalkan orang yang telah menunjukkan kasih sayang yang besar padanya.

“Jian Yi, ibu mohon….”

“Tidak! Jika harus mati, kita akan mati bersama!”

“Bagus! Diamlah di situ, aku akan segera menebasmu sekarang!” Feng Ai yang sudah di depan mata, mulai mengayunkan pedangnya ke arah Jian Yi.

Tian Iu mulai tegang, dia akan segera mengeluarkan suara agar dapat menakut-nakuti Feng Ai.

“Tunggu! Aku masih ada urusan dengan nona itu!”

Itu bukan suara Tian Iu. Ada seseorang yang mendahuluinya terlebih dahulu. Suara itu bergema serta mengandung tekanan hebat. Membuat semua penduduk ketakutan. Feng Ai bahkan sampai menghentikan ayunan pedangnya yang sudah hampir mengenai leher Jian Yi.

Semua mata tertuju pada atap rumah sebelah kiri Jian Yi. Terlihat seorang pria tua dengan rambut putih terurai di sana. Matanya sedikit merah, dia memandang ke arah Jian Yi dengan tatapan bengis.

Jian Yi dan Tian Iu terkejut. Bukankah itu pria tua penjaga perpustakaan lantai pertama? Apa yang membuat penampilannya terlihat seperti orang gila sekarang? Dan yang terpenting, ada urusan apa dia dengan Jian Yi?

Semua penduduk juga ikut terkejut melihat kehadiran pria tua itu. Meskipun di perpustakaan dia seperti pria tua biasa, tetapi sebenarnya dia menyembunyikan kekuatannya selama ini.

Tidak ada seorangpun penduduk yang tidak mengenal pria tua itu. Dia adalah Sang Badai, Yong Ha, salah satu lima terkuat dari Sekte Daun, mantan tetua yang telah memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya dan hidup sebagai penduduk biasa.

“A-apa? Bukankah Tuan Yong Ha tidak ingin terlibat dalam dunia persilatan lagi?”
“A-aku selama ini tidak pernah melihatnya menunjukkan kemampuan.” Salah seorang penduduk yang bergosip menelan ludah setelah merasakan tekanan hebat yang keluar dari tubuh Yong Ha. “Dia benar-benar mengerikan.”

Yong Ha lompat dari atap dan berjalan menuju Jian Yi. Dia kemudian menjentikkan jarinya pada pedang Feng Ai hingga senjata itu menjauh dari leher Jian Yi.

Feng Ai yang terdiam sebelumnya karena kehadiran pria tua itu, sekarang kembali tersadar.

“Tuan Yong Ha, apa kau mau ikut campur dalam masalah ini?!” Feng Ai berteriak seakan tidak peduli apapun. Meskipun sudah tahu seberapa kuat pria tua itu, tetapi rasa dendam telah membutakan matanya dan dia tidak takut lagi jika harus menghadapi mantan tetua sekalipun sekarang.

“Aku tidak berniat ikut campur,” ucap Yong Ha sambil menatap Jian Yi dengan bengis, Jian Yi hanya bisa menelan ludah sebelum melarikan pandangannya dari pria tua itu karena takut. “Ada urusan yang ingin aku selesaikan dulu dengannya. Setelah itu, aku akan pergi dan membiarkanmu membunuhnya.”

Feng Ai merapatkan gigi sebelum berkata, “Aku sudah tidak dapat menahan diri! Aku ingin segera membunuhnya sekarang!”

Yong Ha melarikan pandangannya pada Feng Ai. Dia menatap pria paruh baya itu dengan garang. “Kalau begitu, hadapi aku sekarang!”

Yong Ha kemudian mencabut sehelai rambut putihnya sebelum menyalurkan energi ke dalamnya. Rambut itu seketika menjadi tegak serta keras. Aura putih terlihat menyelimuti rambut itu.

Semua mata terkejut menyaksikan pemandangan itu. Menyalurkan energi pada benda hanyalah kemampuan yang dimiliki oleh orang yang telah berhasil menjadi Pendekar Kaisar.

Feng Ai terkejut bukan main sampai jantungnya berdetak tidak karuan. Rasanya akan mustahil bisa menghadapi orang tua itu, apalagi dia adalah salah satu dari lima terkuat Sekte Daun yang memiliki tenaga dalam sebesar 7.700 tahun. Dengan kata lain, Yong Ha adalah seorang Pendekar Agung, sebuah tahapan pendekar yang berada di atas Pendekar Kaisar.

The Legend of Jian YiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang