Jian Yi harus menerima kenyataan pahit setelah menggeledah seluruh ruangan, dia tidak dapat menemukan obat sama sekali.
‘Meskipun hanya sebagai budak, kami tetaplah manusia. Kami bisa sakit dan terluka, mereka benar-benar tidak memikirkan hal seperti itu…’
Jian Yi mengepal keras tangannya, kemudian beranjak pergi meninggalkan ruangan. Rumah ini masih asing bagi Jian Yi, untungnya tidak terlalu besar sehingga dia bisa menemukan dapur dengan mudah.
Jian Yi kembali ke kamar dengan membawa mangkuk yang sudah terisi air, kain putih terlihat bergelantung pada bahunya.
Hal yang bisa Jian Yi lakukan sekarang hanyalah membersihkan luka ibunya. Dia membuka baju Jian Ye, terdapat luka-luka memar pada bagian perut.
“Ibu, tidurlah… aku akan kembali setelah menyiapkan sarapan Feng Ao.”
“Maafkan ibu, Jian Yi…”
“Tidak perlu, ibu tidak salah.” Jian Yi tersenyum tipis.
Setelah berbincang beberapa saat, Jian Yi segera pergi meninggalkan ruangan, dia sadar tidak tersisa banyak waktu dan harus menyiapkan sarapan secepat mungkin untuk Feng Ao.
Beruntungnya selama bertahun-tahun tinggal seorang diri di dunia nyata, Jian Yi sudah terbiasa menghidangkan makanan untuk diri sendiri. Bahan-bahan di dapur dapat diolah dengan baik sehingga menjadi masakan yang dapat membuat siapapun tergiur ketika mencium aromanya.
“Kau… sejak kapan ahli memasak?” Feng Ao mengerutkan kening ketika mencicipi makanan yang dimasak oleh Jian Yi, seingatnya kemampuan memasak Jian Yi tidak selihai ini. Terakhir kali dia mencicipi masakan Jian Yi sekitar seminggu lalu dan ini terasa jauh berbeda dibanding sebelumnya.
“Aku belajar dari ibu.”
Feng Ao ingin tersedak mendengarnya. Bagaimana bisa kemampuan memasak seseorang berkembang pesat dibanding seminggu terakhir hanya karena belajar dari sang ibu yang masakannya tidak seenak ini?
Namun Feng Ao tidak mau terlalu memusingkan itu, dia juga tidak akan memuji kemampuan memasak Jian Yi karena tidak mau wanita itu merasa tinggi.
“Pergilah. Mulai sekarang kau yang harus menyiapkan makanan untukku.” Feng Ao mengibas tangannya seakan mengusir Jian Yi.
Jian Yi mengangguk dan segera pergi, ketika sampai di dalam kamar dia menemukan Jian Ye telah tertidur.
‘Tidurlah dengan nyenyak ibu.’ Jian Yi tersenyum tipis melihat wajah Jian Ye yang terlelap. Meskipun bukan ibu kandungnya, Jian Ye telah menunjukkan kasih sayang yang besar sampai rela menggantikan dirinya dipukuli. Jian Yi sangat menyayangi dirinya.
‘Aku harus cepat. Tidak boleh membuang waktu terlalu lama.’
Jian Yi mengambil celengan kuno yang sudah dia perhatikan sejak mencari obat. Dia segera keluar rumah sambil membawa celengan itu. Setelah menemukan tempat yang sepi, dia segera duduk dan memecahkannya di sana.
‘Maafkan aku karena telah menikmati hasil kerja kerasmu, Jian Yi.’ Dia merasa bersalah karena seharusnya tidak melakukan ini. Namun, pemilik asli tubuh Jian Yi telah tiada, dia harus memanfaatkan uang itu untuk memperkuat dirinya sekarang.
Setelah dihitung-hitung, totalnya 1.250 gon. Gon adalah mata uang di dunia novel ini.
“Ini cukup untuk membeli obat ibu, tetapi tidak cukup untuk membeli Pil Awan.” Jian Yi menghela napas. Setelah membaca novel dalam dunia ini berulang kali, dia sadar jumlah uang yang dimiliki sekarang bukanlah jumlah yang besar.
Pil Awan merupakan obat yang dapat membantu seseorang membentuk atau meningkatkan tenaga dalam sebesar 15 tahun. Tenaga dalam 15 tahun adalah dasar yang dibutuhkan Jian Yi untuk menjadi seorang Pendekar Perunggu.
“Apa yang harus aku lakukan sekarang?” Jian Yi kembali menghela napas, “Dengan uang ini, aku mungkin bisa membeli obat peningkat tenaga dalam 1 tahun, tapi aku tidak memiliki banyak waktu tersisa untuk dibuang. Hanya Pil Awan yang bisa membantuku untuk menjadi Pendekar Perunggu dalam waktu singkat.”
Jian Yi memijat kepalanya. Hanya berselang beberapa detik Jian Yi memusingkan hal itu, tiba-tiba sesuatu terlintas dalam benaknya. “Sepertinya aku...”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend of Jian Yi
FantasyDunia Jesslyn berakhir malam itu juga ketika novel yang dia ikuti selama lima tahun telah mencapai akhir cerita. Hati Jesslyn terasa hampa, pikirannya kosong. Saat itu dia berharap dapat menjadi sosok Yue Xha, karakter utama wanita dalam novel yang...