***
SEBELUM hari ini, Syifa belum merasa jika pagi yang sedang ia alami adalah yang terbaik seumur hidupnya. Hal itu terjadi saat Syifa merasakan ciuman lembut di sebah pipinya, lalu ketika sepasang bola matanya terbuka, ia melihat Rizky Delananya tersenyum manis, menyapa dan memberikan ciuman sekali lagi pada keningnya.
"Good morning, wife"
Syifa tersenyum lebar. Menjadi milik dari Rizky Delana lebih dari sekedar hal yang membahagiakan."Morning, my husband" lirih Syifa, dengan suara khas bangun tidurnya.
"Nyaman tidurnya?"
Syifa mengangguk cepat. Pertama kali datang ke Singapore, perasaannya campur aduk antara antusias juga khawatir. Ia antusias untuk melihat sendiri bagaimana Singapore selain dari cerita suaminya sementara sisi lain ia juga khawatir akan kesulitan untuk menyesuaikan diri, utamanya dalam hal berbaur dengan keluarga besar lelaki itu yang ada di sini. Syukurnya kekhawatiran itu perlahan menepi karena ada Rizky yang selalu di sisinya.
"Nyaman Mas"
Jujur, Syifa juga merasa sangat nyaman dengan kamar ini. Bukan karena nilai kemewahan dari setiap interior yang ada di dalamnya, tapi bagaimana suaminya menjadikan sesuatu yang mewah menjadi tampak jauh lebih sederhana.
"Syukur kalau kamu bisa cepat adaptasi, karena di masa depan kita akan sering dan mungkin menetap di sini"
"Aku nggak akan khawatir karena ada Mas Rizky"
"Karena kamarnya luas, aku pikir kalau nanti kita udah punya baby, kamarnya bisa di sini, nggak perlu dipisah" ucap Syifa yang kemudian membuat Rizky kembali tersenyum lebar. Atas permintaan Syifa, mereka tengah menjalani program perencanaan kehamilan secara mandiri terlebih dahulu. Mereka mulai menjaga pola makan, intensitas istirahat, juga rutin berolahraga supaya tubuh lebih bugar.
"Boleh"
"Yuk sarapan, kata mama hari ini kita ada agenda fitting baju dan pemotretan foto pernikahan"
"Mas Rizky mau aku masakin apa?"
Rizky justru tertawa, entah Syifanya yang terlalu polos atau memang meragukan apa yang dimiliki suaminya. "Udah ada yang masak, kalau di sini mau nggak mau, kamu akan dilayani sebagai nyonya Delana"
***
Ketika baru saja mereka sampai di butik yang akan menjadi tempat fitting baju pernikahan, Syifa sudah dibuat kagum dengan keindahan dekorasi ruangan serta tata letak interior dan gaun.
Meskipun ini bukan kali pertama ia datang untuk memilih gaun pernikahan, namun yang ia rasakan kali ini jauh berbeda dengan yang sebelumnya. Syifa masuk ke dalam tempat ini dengan Rizky yang setia merangkul pinggangnya dan Syifa rasa itu alasan mengapa momen ini sangat istimewa.
Kedatangan mereka disambut dengan ramah, tak hanya pegawai, manager butik ini juga turun langsung untuk melayani klien spesialnya. Rizky Delana yang sejak beberapa tahun lalu terkenal sebagai salah satu pengusaha muda yang tersukses di negara tersebut.
"Untuk pilihan gaun yang kami rekomendasikan khusus untuk nona Delana ada di dalam. Belum ada orang lain yang memilihnya semuanya terbaru dan spesial"
Syifa langsung diarahkan untuk masuk ke ruang fitting, sementara Rizky duduk menunggu di sofa ruang utama. Selama menunggu, Rizky benar-benar merasa penasaran dengan bagaimana penampilan Syifanya jika mengenakan gaun pernikahan. Secara, saat mengenakan kebaya sederhana saja istrinya itu sudah sangat cantik.
Beberapa saat kemudian tirai dibuka, menampilkan Syifa dengan gaun pertamanya. Pandangan Rizky seketika terkunci pada detik itu juga. Gaun putih sederhana yang memperlihatkan kedua bahu dan sebagian dadanya. Dengan gaun itu, Syifanya tampak seperti dewi, seluruh kecantikannya terpancar dengan jelas saat perempuan itu tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐻𝑒𝒶𝓇𝓉𝒻𝑒𝓁𝓉 (2)
RomanceTAMAT~ 𝑼𝒓𝒖𝒔𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈 𝒓𝒖𝒎𝒊𝒕, 𝒕𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒅𝒆𝒓𝒉𝒂𝒏𝒂. 𝑹𝒊𝒛𝒌𝒚 𝒅𝒂𝒏 𝑺𝒚𝒊𝒇𝒂 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒋𝒂𝒍𝒊𝒏𝒂𝒏 𝒌𝒖𝒂𝒕 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒌𝒆𝒅𝒖𝒂𝒏𝒚𝒂, 𝒔...