***
MULANYA sarapan berjalan seperti biasanya. Syifa makan bersama dengan Mama dan juga sang Papa yang hendak berangkat kerja. Kehadiran Atharlah merubah semuanya.
Athar adalah anak dari rekan bisnis papanya. Mereka dikenalkan dalam suatu acara. Awalnya, Syifa bisa menerima lelaki itu sebagai teman karena kepribadian mereka agak yang mirip, namun setelah mengetahui rencana perjodohan mereka, entah mengapa ia menjadi kaku setiap kali bersama dengan Athar.
Apa benar ini karena dalam hatinya belum ada kesiapan untuk membuka hubungan baru?
Athar memiliki segalanya. Sikap ramah dan penyayang, tanggung jawab, juga karir yang cemerlang. Orang-orang sekitarnya berkata, ia akan bahagia jika memiliki teman hidup seperti Athar.
Tapi benarkah demikian?
Saat ini saja Syifa malah merasa kurang nyaman, hanya karena lelaki itu duduk di sisinya.
"Dengar-dengar, kamu akan ke Surabaya. Kapan Thar?"
"Besok Om"
"Pantes kamu pagi-pagi udah ke sini, ceritanya mau ketemu sebelum pisah sementara waktu?" goda Ranti.
"Iya Tan"
"Tenang, Syifanya nggak akan kemana-mana kok, aman dalam pelukan om dan Tante"
Jika semua orang di sana terkekeh pelan, lain halnya dengan Syifa. Ia justru terjebak dengan nostalgia. Di mana bertahun-tahun lalu, ada seorang lelaki yang digoda seperti Athar saat sedang makan bersama mereka.
***
Pagi tak pernah berjalan dengan lambat untuk seorang Rizky Delana. Ditemani secangkir teh, ia siap memimpin rapat dalam, dengan orang-orang kepercayaannya. Ia memang selalu melakukan rapat rahasia sebelum mengadakan rapat terbuka dengan seluruh kepala divisi.
"Maaf sebelumnya Pak. Tapi mengapa harus Indonesia, khususnya Jakarta. Menurut analisis dan data yang saya terima, bisnis baru kita akan memiliki potensi lebih jika dipindahkan ke Malaysia"
"Jika ingin berhasil, pengusaha tidak boleh buta. Tidak boleh mengabaikan fakta, juga tidak boleh menjadi budak dari suatu fakta. Jika beberapa perusahaan mengambil keputusan yang sama karena data, apa akibatnya? Padahal kita masih punya banyak kesempatan untuk berkarya dan menciptakan peluang kita sendiri"
"Saya tidak pernah memutuskan sesuatu dengan tergesa-gesa, segalanya sudah dipertimbangkan"
Setelah Rizky menjelaskan, tidak banyak orang yang bisa kembali bersuara. Lelaki itu selalu punya penjelasan logis yang sulit untuk dibantah.
"Mari kita mulai bahas rencana teknisnya"
***
"Nanti pulangnya aku jemput" ucap Athar dengan senyum hangatnya.
Syifa hanya mengangguk. Jika ditanya apa alasannya, sederhana saja, ia masih merasa tidak enak hati karena seminggu yang lalu ia melupakan hari ulang tahun lelaki itu.
Padahal, ketika ia ulang tahun, Athar memberikan kejutan dan juga hadiah yang kata orang begitu sepesial.
"Hati-hati"
"Mas Athar yang hati-hati"
"Oh iya, aku yang harus hati-hati ya?"
Lelaki itu terkekeh pelan. Jika saja ia belum mendengar rencana perjodohan, mungkin ia akan ikut tertawa juga. Berbeda dengan keadaan sekarang, ia justru takut memberikan harapan sementara hatinya belum tentu bisa berlabuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐻𝑒𝒶𝓇𝓉𝒻𝑒𝓁𝓉 (2)
RomanceTAMAT~ 𝑼𝒓𝒖𝒔𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈 𝒓𝒖𝒎𝒊𝒕, 𝒕𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒅𝒆𝒓𝒉𝒂𝒏𝒂. 𝑹𝒊𝒛𝒌𝒚 𝒅𝒂𝒏 𝑺𝒚𝒊𝒇𝒂 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒋𝒂𝒍𝒊𝒏𝒂𝒏 𝒌𝒖𝒂𝒕 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒌𝒆𝒅𝒖𝒂𝒏𝒚𝒂, 𝒔...