15 (a) The way i love you

1.4K 206 75
                                    


***

RIZKY  yang sedang berada di sofa ruang tengah itu beberapa kali menatap ke arah pintu kamarnya, tempat di mana Syifa berada.

Rasanya ingin sekali ia masuk, namun di sisi lain ia merasa tidak memiliki alasan untuk berada di sana. Kemarin kaki Syifa terluka dan ia tidur di sana untuk menjaga Syifa.

Namun sekarang Syifanya baik-baik saja. Mereka bahkan sempat makan malam bersama dan banyak mengobrol sebelumnya.

Bukankah kecemasannya ini terasa berlebihan?
Atau dirinya yang tidak rela berpisah dengan Syifa walau hanya beberapa jam saja?

"Aku selalu rakus, jika menyangkut kamu" lirih Rizky seraya bangkit dari tempatnya. Ia baru saja memutuskan untuk pergi ke dapur.

***

Tidak mungkin Rizky datang.

Syifa tahu itu, namun anehnya sepasang bola matanya tak kunjung bisa terpejam. Berkali-kali, ia memandang ke arah pintu, berharap knop itu akan diputar dari luar, menandakan kehadiran lelaki itu.

Rindu. Hatinya merindukan saat-saat di mana mereka bisa dengan leluasa berbagi kamar, menggunakan satu selimut untuk berdua, juga meletakkan pakaian di almari yang sama.

Syifa rindu bagaimana nyamannya tidur dengan berbantalan pada sebelah lengan lelaki itu, tidur dengan dijaga pelukan seorang Rizky Delana, sepanjang malam.

Lalu bagaimana lelaki itu merengek karena tidak mau bangun dan memintanya untuk tinggal sedikit lebih lama.

Mereka tidak memikirkan batasan apapun pada saat itu. Dalam pikiran mereka, Rizky dan Syifa adalah suami istri yang sah sekalipun usia mereka masih sangat muda.

Saat sepasang bola mata Syifa terasa panas, tanda air matanya akan segera menetes, perlahan knop pintu itu bergerak.

Rizky datang, dengan membawa segelas susu.

"Kamu belum tidur?" tanya Rizky. Syifa pun buru-buru menyeka kristal yang ada di sudut matanya.

"Belum. Aku kira kamu sudah tidur"

"Aku akan pergi tidur setelah ini"

"Mau minum susu?" tawar Rizky. Anggukan Syifa membuatnya berjalan mendekat dan ikut duduk di sisi ranjang.

Sementara Syifa, ia menerima gelas susu itu tanpa mengalihkan pandangannya dari Rizky. Lelaki itu begitu pengertian dengan membuatkannya susu hangat. Di masa depan, Syifa ingin peran ini ditukar. Ia ingin menjadi istri yang baik yang selalu menyiapkan kebutuhan suaminya dari bangun tidur hingga hendak tidur di malam hari.

"Terima kasih"

"Mata kamu kelihatan sembab, kamu tadi menangis?"

"Enggak. Mungkin karena capek jadi kelihatan seperti itu"

"Yasudah, minum susunya lalu istirahat" ucap Rizky, seraya mengelus puncak kepala Syifa. Melihat Syifanya yang menggunakan piyama tidur bernuansa merah muda membuatnya gemas. Syifanya ini terlihat manis.

"Kamu tidur dimana Ky?"

"Masih ada satu kamar, waktu itu juga sempat ditempati Rian"

"Kamu keberatan kalau tinggal di sini sebentar?" tanya Syifa lirih.

"Tinggal di sini untuk?"

Syifa menepuk pelan bantal yang ada di sisinya, tersenyum tipis. Ia merasa tidak bisa menahan keinginan hati kecilnya yang satu ini. Ia ingin lelaki itu menjadi satu-satunya yang ia lihat sebelum memejamkan mata.

𝐻𝑒𝒶𝓇𝓉𝒻𝑒𝓁𝓉  (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang