***RIZKY meletakkan secangkir teh di hadapan Raline, membuat perempuan yang tadinya sedang melamun itu sontak mengalihkan pandangan ke arahnya.
"Minumlah"
"Kenapa tiba-tiba baik?" heran Raline. Tidak biasanya Rizky berbicara santai kepadanya, bahkan sampai membuatkannya teh.
Sementara Rizky, ia mengambil duduk pada sofa yang berbeda. Alasan dari sikapnya pagi ini, tak lain dari sekedar empati. Raline terlihat begitu kacau pagi ini, perempuan yang selalu tampil sempurna itu sepertinya tidak lagi memperdulikan pandangan orang terhadapnya.
"Apa sebelum hari ini aku terlihat jahat?" tanya Rizky.
Diberi pertanyaan seperti itu, secara spontan Raline mengingat setiap momen pertemuannya dengan lelaki itu. Rizky Delana adalah sosok yang dingin dan menyebalkan, tapi disisi lain ia harus mengakui jika lelaki itu juga terlihat berwibawa dan cerdas. Bahkan mungkin sesekali juga terlihat tampan. Dan mungkin semua itu yang menjadi alasan mengapa orang tuanya terutama mamanya ingin menjodohkannya dengan lelaki itu.
"Belum sampai ke level jahat, tapi cukup menyebalkan sampai terkadang aku ingin menerkam wajahmu dengan kuku"
Rizky terkekeh pelan. Perempuan itu memang unik. Tidak ada satupun orang yang berani berbicara terlalu jujur tentang kepribadiannya.
"Ini susu? Kamu pikir aku bayi?" protes Raline saat mengangkat cangkirnya dan menemukan susu, bukannya teh seperti yang ia kira.
"Untuk menetralisir alkohol, semalam kamu mabuk"
"Tapi tidak terjadi apa-apa kan?" selidik Raline. Jantungnya berdegup cepat saat mendengar jika semalam ia terlalu mabuk. Terakhir kali mabuk, ia melakukan kesalahan bodoh yang sampai kapanpun akan selalu ia sesali.
Rizky menggeleng. Setelah membaca raut Raline, ia tahu jika perempuan itu tidak ingin mendengar kenyataan jika semalam perempuan itu menciumnya dengan agresif. Raline pasti akan malu dan mereka akan menjadi sangat canggung.
Lagipula itu hanya ciuman tak sengaja. Hal biasa baginya yang memiliki masa muda dengan lingkungan pergaulan yang bisa dibilang cukup bebas.
"Kamu hanya mabuk"
"Jangan bilang, kamu yang mindahin aku ke kamar?"
Raline sangat menunggu jawaban Rizky, namun lelaki itu justru tidak memberikannya jawaban. Lelaki itu hanya bangkit dan mengucapkan kalimat yang kembali terdengar menyebalkan di telinganya.
"Lain kali mabuk saja di bar, jangan mengotori apartemenku"
***
"Nanti malam kamu akan datang bersama Syifa kan Thar?"
Athar yang mulanya sedang mengoleskan selai pada selembar roti itu tampak menghentikan aktivitasnya sejenak, memberikan perhatiannya secara penuh kepada kakak perempuannya."Iya"
Nanti sore akan ada acara keluarga, dan ia juga sudah memberitahukannya kepada Syifa. Mereka akan pergi bersama dan itu akan menjadi kesempatan baik untuk lebih mengenalkan Syifa pada keluarga besarnya."Kamu tahu dia punya sepupu atau teman lelaki?"
"Maksud Kak Raya?" heran Athar. Syifa akan menjadi istrinya, tentu ia sudah banyak melakukan pendekatan kepada keluarganya.
"Sebenarnya aku nggak enak ngomong seperti ini Thar, bukannya maksud mengadu, tapi karena aku rasa seharusnya kamu tahu. Aku pernah nggak sengaja melihat Syifa bersama seorang laki-laki, di pusat perbelanjaan, dan mereka bergandengan tangan"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐻𝑒𝒶𝓇𝓉𝒻𝑒𝓁𝓉 (2)
RomanceTAMAT~ 𝑼𝒓𝒖𝒔𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈 𝒓𝒖𝒎𝒊𝒕, 𝒕𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒅𝒆𝒓𝒉𝒂𝒏𝒂. 𝑹𝒊𝒛𝒌𝒚 𝒅𝒂𝒏 𝑺𝒚𝒊𝒇𝒂 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒋𝒂𝒍𝒊𝒏𝒂𝒏 𝒌𝒖𝒂𝒕 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒌𝒆𝒅𝒖𝒂𝒏𝒚𝒂, 𝒔...