03. Bertemu dengan masa lalu

5.4K 530 98
                                    

***

SUARA bel yang dibunyikan beberapa kali membuat Syifa yang sedang membaca buku itu menghentikan aktivitasnya.

Dimana Mama dan juga Bibi? apa mereka semuanya pergi sudah tidur sehingga tidak mendengar?

Syifa akhirnya memutuskan untuk turun dari ranjangnya, keluar dari kamar lalu bergegas menuruni anak tangga.

Tak butuh waktu lebih dari dua menit, Syifa sudah sampai di ruang tamu, sedikit menyibak gorden untuk melihat siapa yang datang.

Jantung Syifa berdegup dengan cepat saat ia melihat seorang lelaki yang mengenakan jaket hitam juga celana jeans berwarna biru tua itu.

Dengan memasukkan kedua tangannya pada saku jaket, lelaki itu tampaknya sedang memandangi ke arah taman.

Siapa lelaki yang datang ke rumahnya pada tengah malam seperti ini?
Dan ia merasa sangat familiar pada postur tubuh itu?

Syifa sudah hampir memutar knop pintu, hingga sebuah pemikiran tiba-tiba hinggap di kepalanya.

Bagaimana lelaki itu adalah seorang penjahat?
Tapi sejak kapan perampok menekan bel dan mau menunggu dengan sabar?

Setelah hampir lima menit dilanda dilema, akhirnya Syifa memutuskan untuk membuka pintu dengan perlahan, saking pelannya hingga ia rasa lelaki itu tidak menyadari jika kini pintu telah dibuka.

" P-permisi, anda siapa ya?"
Aneh, sekujur tubuhnya semakin gemetar hanya karena mencium aroma woody aquatic milik lelaki itu.

Lelaki itu menoleh.

Membuat sepasang kaki Syifa melemas saat melihat wajahnya.

Rizky.
Rizkynya.

" Syif.., gue pulang"

Syifa terdiam. Masih tidak percaya dengan apa yang kini dilihatnya.

Setelah tujuh tahun lamanya menghilang bak ditelan bumi, sulit dipercaya jika sosok yang kini berdiri di hadapannya adalah cowok itu, seseorang yang pernah dan dicintainya dengan teramat sangat.

Cowok itu sampai berjalan mendekat ke arahnya.

" Gue kangen sama banget sama lo"

Syifa juga sangat merindukan cowok itu, Syifa selalu merindukannya setiap waktu. Hingga tidak pernah ada satupun malam yang bisa ia lewati tanpa memikirkan bagaimana dan seperti apa keadaan cowok itu sekarang.

Dan setelah sekian lama hanya bisa bertanya-tanya pada benak sendiri, sekarang jawabnya ia temui.

Rizky baik-baik saja. Tidak banyak yang berubah pada fisik lelaki itu kecuali wajahnya yang semakin tampan dan dewasa.

Tubuh Syifa mungkin akan terhuyung jika saja Rizky tidak menarik sebelah tangannya, membawanya ke dalam dekap hangat yang sangat ia rindukan.

" Gue nggak bisa hidup tanpa lo Syif" ucap cowok itu, terdengar begitu lirih nyaris seperti bisikan.

Syifa masih bertahan dalam diamnya, bibirnya terlalu gemetar untuk sekedar diajak menyuarakan sebuah kata.

Butiran-butiran kristal yang jatuh membasahi pipinya adalah jawabnya. Sama seperti Rizky, ia pun tidak bisa hidup tanpa cowok itu. Hidupnya terasa kurang setelah ruzjy pergi, dan sekuat apapun Syifa berusaha mencari pengganti untuk melengkapi kekurangan itu, ia tetap tidak bisa.

" Syif, ayo kita mulai semuanya dari awal. Gue janji gue nggak akan pernah ninggalin lo lagi, gue janji gue nggak akan ngasih apapun ke lo selain kebahagiaan"

𝐻𝑒𝒶𝓇𝓉𝒻𝑒𝓁𝓉  (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang