15 (b) Janji Setia

1.8K 208 72
                                    


***

SYIFA tidak akan mudah menghapus kejadian beberapa jam lalu dari memorinya. Ciuman bibir mereka itu adalah yang pertama sejak tujuh tahun lalu.

Dari sana Syifa merasakan bahwa tidak ada yang berubah sekalipun waktu telah banyak berlalu. Jantungnya seperti diberhentikan dengan paksa saat Rizky balas meraih bibirnya, lalu mulai dan terus berdegup kencang setelah mereka berpisah.

Menyiksa. Namun tak dipungkiri, Syifa juga menyukainya.

Sayangnya, ada satu hal yang membuat momen itu tidak sempurna.

Dulunya, Rizky bahkan selalu meminta izin padanya meski hanya dengan kata tanya sederhana. Sementara dirinya? Cukup lancang. Lalu bukankah seharusnya ciuman pertama mereka tidak terjadi hanya untuk hal sekonyol itu?

"Sayang, kamu masih di sana?"

Pekikan Rizky dari dalam kamar mandi itu membuat Syifa sadar. Bukannya cepat memilihkan pakaian ganti, sejak tadi ia justru melamun.

"Iya. Ada apa?"

"Bisa tolong carikan handuk untukku? Handuk yang aku bawa jatuh ke dalam bath up"

"Tunggu sebentar"

Tak butuh waktu lama sampai Syifa menemukan handuk. Mulanya ia melangkahkan kedua kakinya dengan percaya diri, namun ketika sampai di ambang pintu, Syifa mendadak ragu saat mengingat sesuatu.

Jika ia masuk ke dalam kamar mandi, berarti ia akan melihat dengan jelas keadaan Rizky saat ini.

Belum hilang rasa malunya karena kejadian itu, haruskah ia melakukan ini?

Tapi jika tidak segera memberikan handuk ini, lelaki itu pasti akan kedinginan.

Akhirnya Syifa memutuskan untuk masuk dengan sebelah tangan yang menutupi kedua matanya, ia juga berjalan mundur untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.

"Ambil ini" ucap Syifa ketika merasa sudah cukup dekat dengan Rizky. Ia mengulurkan handuk yang dibawanya pada lelaki itu.

Sementara Rizky, sejak awal melihat Syifa masuk, diam-diam ia sudah tersenyum-senyum. Syifanya adalah perempuan polos yang terkadang juga bisa melakukan hal-hal yang tidak terduga.

"Kamu masih terlalu jauh"

Syifa kemudian mundur beberapa langkah, tapi anehnya ia tak kunjung menemukan tangan Rizky. Ia kembali mundur satu langkah namun justru ia menabrak sesuatu.

Tubuh dingin milik lelaki itu.

Jantung Syifa berdegup kencang. Rasanya seperti akan meledak saat Rizky memutarkan posisinya, membuat mereka saling berhadapan.

"Aku tidak telanjang, bahkan sepertinya tidak ada masalah jika kamu membuka mata sejak awal. Bagaimana jika kamu terpeleset, hm?" ucap Rizky, mengomentari kecerobohan Syifa.

Syifa jelas merasa malu karena lelaki itu tahu apa yang ada dalam pikirannya. Namun meskipun teramat malu, ia tetap harus membuka matanya.

Dan benar saja, lelaki itu memang masih mengenakan celana pendek. Tapi...

Rizky Delana dengan rambut basah dan dada terbuka itu bukan juga pemandangan yang baik.

Tubuhnya mendadak terasa panas dingin karena melihat lelaki itu yang kini juga menatap intens ke arahnya.

"Ini handuknya, lain kali letakan handuk di tempat yang benar supaya tidak jatuh" ucap Syifa, ia meraih tangan Rizky dan meletakan handuk yang ia bawa di sana. Keinginannya sekarang hanya supaya bisa cepat-cepat keluar dari ruang sempit ini.

𝐻𝑒𝒶𝓇𝓉𝒻𝑒𝓁𝓉  (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang