CHAPTER 14

1.3K 58 2
                                    

[ CHAPTER 14 : For Alan's Little Daughter ]

H A P P Y   R E A D I N G

setelah kemoterapi kemarin, Roza sama sekali belum membuka matanya. Bahkan kedua orang tuanya dan Rere sudah menangis sedari tadi.

"om, sama tante bisa istirahat dulu di rumah ya? Biar Oja Rere yang nemenin" ucapnya dengan suara serak dan dibalas anggukan lemah dari Edy.

"nanti kalo Oja udah sadar, Rere vidio call ya, gimana?" ucap Rere yang langsung diangguki oleh kedua orang tua sahabatnya.

"tante titip Oja ya" pamitnya.

Rere berjalan kedekat brankar, ia juga tak lupa untuk membuka gorden jendela kamar. Tangannya menggenggam tangan mungil sahabatnya itu.

"bangun Ja, gak capek dari sore tidur mulu?" ucapnya yang kini sudah terisak kembali.

"Ree" panggil Roza dengan suara seraknya.

Rere mendongak, ia tersenyum saat melihat sahabatnya yang sudah sadar. Dengan cepat ia memberitahu kepada dokter Alan.

"apa yang kamu rasakan?" tanya dokter Alan sambil mengelus tangan mungil Roza

"pusing, kayak mau meninggoy" jawabnya dan membuat Rere memukul bibirnya itu.

"jangan di dengerin dok, anaknya rada gila" ucapnya yang diangguki dokter Alan.

Roja melihat kearah jendela, "Oja boleh ke taman?" tanya nya yang terus melihat kearah jendela.

"besok" jawab dokter Alan dengan senyum tipisnya.

Roza mendengus, "Re! Liat, masa Oja gak boleh ke taman! Omelin Re!" adunya yang membuat Rere tersenyum jahil.

"udah jadi hilmira cieeee" godanya yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Roza.

"udah nyerah ceritanya?" tanya nya yang dibalas gelengan dari Roza.

***

"Ja, Aidan nanyain lu mulu ih! Gue harus jawab apa Ja?" ucapnya sambil memberikan ponselnya.

Roza mengambil ponsel Rere dan membacanya, "bilang gue lagi diluar kota. Hpnya ilang" jawab Roza dan diangguki oleh Rere.

Thresia
oja lagi keluar kota, hpnya ilang gatau kemana. Dia ngabarin gue lewat hp nyokapnya|

Rere mengirim pesan itu kepada Aidan kemudian memeluk sahabatnya itu.

Rere melepaskan pelukannya, "oh iya. Ada titipan dari dokter Alan" ujarnya yang memberikan sebuah paper bag berukuran sedang itu.

Roza menerimanya dengan senyum, ia membukanya dan membaca surat dari dokter Alan.

For Alan's little daughter❤

Kalo kamu masih berjuang buat seseorang, kejar dia. Kalo udah capek istirahat, hati juga ada kadaluarsanya Roza. Fokus sama penyembuhannya dulu, paham?

Oh iya, saya pamit ya? Kamu baik-baik selama disini. Saya harus kembali menempuh pendidikan diluar negeri, sampai bertemu kembali Oja sayang!

Alan ganteng

Roza meneteskan air matanya saat membaca pesan dari dokter kesayangannya itu. Bukan hanya dokter, tapi ia juga mempunyai rasa yang lebih untuk dokter Alan.

"dokter ganteng ninggalin Oja" cicitnya dan memeluk boneka beruang kecil.

Rere melirik sahabatnya yang sekarang sedang memeluk boneka kecil itu, "kenapa?" tanya Rere yang membuat Roza tersenyum.

"kak Alan ke luar negri" jawabnya yang membuat Rere melotot tak percaya.

"d-dokter Alan? Yang ngerawat lu kan?" tanyanya dengan bertubi-tubi dan diangguki oleh Roza.

"tapi gapapa, soalnya udah ada Alaj " jawabnya

Rere mengerutkan keningnya, siapa lagi yang dimaksud oleh sahabatnya ini? Ia merasa bahwa semenjak Roza menjadi hilmira oleh dokter Alan, justru membuatnya semakin tidak waras.

Roza yang paham dari raut muka sahabatnya itu terkekeh geli, "Alan, Oja" jawabnya yang membuat Rere semakin shock.

"gak paham sama jalur pikiran lo serius, gak paham bye" ucap Rere yang langsung masuk ke kamar mandi.

"baik-baik ya kak Alan, Oja bakal nunggu kak Alan pulang dan nunjukin kalo Oja udah gak sakit lagi" ucapnya dalam hati dan kembali memeluk boneka kecil itu.

***

JANGAN LUPA VOMENTNYA!!

GIMANA SAMA PARTNYA??

YU KOMEN YUUU

MAU KAPAN NEXT PART??

(@cyntiafafuana) 

Roza Untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang