CHAPTER 13

1.3K 54 6
                                    

[ CHAPTER 13 : Hilmira ]

•hilmira - Dhika Fawaz•

H A P P Y   R E A D I N G

Pagi ini Raka bersiap ke sekolah lebih pagi, tidak seperti biasanya yang selalu datang terlambat. Atau bahkan bolos sekolah.

Raka turun dengan jaket levis yang melekat pada tubuh atletis nya ditambah dengan tas ransel yang berada dipundaknya.

"den Raka gak sarapan?" tanya bi Ismi selaku art dirumah Raka.

Raka menggeleng, kemudian ia melangkahkan kaki jenjangnya ke garasi mobil.

Raka menjalankan mobil sport nya berwarna putih itu. Matanya melihat seseorang yang ia kenali.

"Samuel" ucapnya pelan dan mengikuti Samuel dari belakang.

****

Raka mengernyitkan dahinya saat melihat Samuel berhenti di rumah sakit yang sempat merawat dirinya beberapa hari yang lalu.

Karna rasa penasaran yang begitu besar, Raka memarkirkan mobilnya dan langsung mengikuti langkah besar Samuel.

Raka terus mengikuti Samuel, beruntungnta Samuel tidak ngeh bahwa dirinya diikuti oleh seseorang.

Dug!

Raka menabrak suster yang sedang membawa peralatan, ia berjongkok dan membantu suster itu merapihkan obat-obatan.

"maaf sus" ucapnya dan langsung meninggalkan sang suster.

Ia menengok ke kanan dan kekiri, tapi tidak menemukan Samuel.

"akh" ringisnya dan kembali melangkah keluar dari rumah sakit.

"gak semudah apa yang lo pikirin Raka" ucapny Samuel dan langsung masuk kedalam lif.

***

Pagi ini, Roza hanya terdiam sambil memainkan jari mungilnya. Ia takut kemo nya yang kedua ini tidak berhasil.

"Re?" panggil seseorang dari arah pintu dan membuat Roza melirik kearah kamar mandi.

"Samson ya?" tanya Roza dengan suara yang cukup kencang.

Samuel melangkahkan kaki jenjangnya untuk masuk, kemudian ia menaruh sarapan unruk Rere dan paper bag yang sempat Aidan titipkan untuk Roza.

"Aidan" ucapnya dan diangguki oleh Roza.

Rere yang baru saja keluar dari kamar mandi pun langsung berjalan kearah sahabatnya.

"cepet banget, ngebut?" tanyanya dan digelengkan oleh Samuel.

"tadi ada Raka" ujarnya secara tiba-tiba dan membuat kedua perempuan itu terkejut.

"Raka tau?" tanya Roza yang digelengkan oleh Samuel.

"dia ikutin gue, tapi pas nyampe di lif, dia nabrak suster" jawabnya dan membuat Roza menghembuskan nafasnya.

Samuel berdiri, "gue pamit. Lancar kemonya" pamitnya yang hanya diangguki oleh Roza.

Rere mendekat kearah Samuel, ia menarik tangan kekasihnya itu untuk segera keluar dari ruangan Roza.

"aku takut" cicitnya yang langsung didekap oleh Samuel.

"berdoa Re. Apa yang terjadi nanti, kamu harus siap. Paham?" ucapnya yang langsung diangguki oleh Rere.

"hati-hati" teriaknya yang langsung dibalas oleh dehaman Samuel.

***

Kini Roza sudah siap dengan pakaian rumah sakitnya dan kursi roda. Ia tersenyum hambar ketika tangannya disuntik kembali.

"dokter hobi banget ya ambilin darah saya" ucapnya yang terus menatap suntikan itu.

Dokter Alan mengelus tangan lembut itu yang tidak lama lagi akan menjadi kasar.

"disimpen ya dok darah saya, biar kalo dokter kangen saya. Dokter bisa pakai darah saya hehe" ujarnya lagi yang kini tangannya sudah membelai rambut klimis sang dokter.

Dokter Alan tertegun saat rambutnya dipegang oleh Roza, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"enak ya dok?" tanya Roza yang langsung diangguki oleh dokter Alan.

"kalo saya capek, boleh saya minta kamu mengelus rambut saya?" tanyanya dan membuat Roza terdiam.

"saya suka" ucapnya yang langsung membuat Roza menatap tidak percaya.

Dokter Alan berpindah posisi, ia mendorong kursi roda yang ditumpangi oleh Roza dan berpamitan kepada keluarga Roza.

"Oja" panggil Rere

Roza merenggangkan tangannya, "gue bakal baik-baik aja Re" ujarnya yang langsung diangguki oleh Rere.

Selama perjalanan keruang kemoterapi,  Roza melihat banyak anak kecil yang harus melawan penyakitnya. Yang harus meminum obat setiap harinya. Yang seharusnya mereka bertamasya, justru harus semangat untuk melawan penyakitnya.

"dok, Oja mau ke taman dulu" ajak Roza yang langsung diikuti oleh dokter Alan.

Roza menatap sang dokter dari samping, dokter Alan gak terlalu tua kok. Kalo kalian lihat, pasti kalian akan langsung jatuh hati sama dokter itu.

Umurnya juga masih sangat muda, sekitar 21-22 tahun. Roza sempat mendegar gosip bahwa dokter Alan masih jomblo sampai sekarang.

"dok" panggil nya dan membuat dokter Alan menegok kearahnya.

"umur kita gak beda jauh ya?" tanya Oja yang dijawab dehaman oleh dokter Alan.

"bisa gak, kita jadi hilmira? " tanya Roza dengan tiba-tiba.

Dokter Alan tersenyum, "boleh" jawabnya yang langsung mendapatkan pelukan hangat dari Roza.

"berarti sekarang jangan panggil Roza ya? Panggil Oja okai? Biasanya yang manggil Oja, itu hanya orang kesayangan Oja" ujarnya yang langsung diangguki oleh dokter Alan.

"panggil saya kak Alan ya? Biar lebih muda" ujarnya yang membuat tawa Roza meledak.

***

JANGAN LUPA VOMENTNYA!!

GIMANA SAMA PARTNYA??

YU SPAM KOMEN YUUU

MAU NEXT PART KAPAN??

Dokter Alan

(@cyntiafafuana)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(@cyntiafafuana)

Roza Untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang