CHAPTER 25

1.2K 41 2
                                    

[ CHAPTER 25 : Mimisan ]

H A P P Y   R E A D I N G

"bun, yah" panggil Roza yang baru saja sampai di rumahnya. Namun panggilannya tak ada yang menjawab. Kemana ayah dan bundanya?

Adit menenteng tas ransel Roza, "naik sana ke atas. Besok masih sekolah. Saya jemput" ujarnya yang diangguki lemah oleh Roza.

Adit tersenyum kala ada bi Ami datang dari dapur, "den Adit" sapanya yang diangguki oleh Adit.

"saya titip Roza ya bi, saya pamit. Permisi" ucapnya yang dibalas anggukan oleh bi Ami.

Roza tersenyum, ia memeluk tubuh bi Ami dan mencari tempat ternyaman disana. "bunda sama ayah kemana bi?" tanya Roza

Bi Ami mengelus punggung Roza dengan kasih sayang, "nyonya sama tuan ada dinas diluar kota non" jawabnya.

Roza diam, ia tersenyum tipis dengan jawaban dari bi Ami. Kapan orang tuanya akan ada disampingnya? Kapan orang tuanya akan menghabiskan waktunya bersama? Sepertinya tidak akan pernah. Mungkin jika dirinya tidak sakit, orang tuanya akan tetap pergi bekerja terus.

Roza melepaskan pelukannya, "Oja keatas ya bi. Mau istirahat. Selamat malam bi" pamitnya yang diangguki oleh bi Ami

***

Pagi ini Roza terus tersenyum, entah karna kejadian yang semalam atau bagaimana.

Roza turun kebawah, matanya melotot tak percaya kala dokter Adit sudah berada dimeja makan.

"kalo jemput ya jemput aja. Gak usah nebeng sarapan. Rumah gua gak nerima gembel" cibirnya sambil berkacak pinggang.

Adit tersenyum, "bi Ami yang ajak gua makan disini. Mau protes?" jawabnya yang membuat Roza shock!

Roza menarik kursinya. Matanya menatap tak percaya kepada dokternya. "gaul bro?" tanya Roza.

Adit tertawa, "panggil kakak. Ngomongnya gak usah sok baku" jawabnya yang dihadiahi tepuk tangan dari Roza.

Ia berpindah duduk kesamping Adit. Ia tersenyum jahil, "kalo dipanggil sayang aja gimana?" godanya yang langsung dipiting oleh Adit.

"ASTAGHFIRULLAH, GUA JUGA DI LINDUNGI UNDANG-UNDANG WOI" teriak Roza dengan muka yang sudah memerah.

Adit merapihkan kemejanya, "hewan melata!" makinya yang langsung kabur dari hadapan Roza.

Roza melemparkan sepatunya, "UNTUNG GANTENG, KALO ENGGAK UDAH GUA SIKAT LO DIT!" teriaknya dengan nafas yang menggebu.

***

Roza menatao Adit dengan tajam. Ia harus menjaga jarak sama orang yang disampingnya.

"nanti gua jemput, kalo telat maaf." ujarnya

Roza mendelik, "ya gak bisa dong! Enak aja gua disuruh nunggu" protesnya yang membuat Adit geram.

Adit melirik Roza,"gua ada operasi hari ini. Kalo mau, ke rumah sakit aja" ujarnya yang masih sabar.

Roza tidak menjawab. Justru ia membayangkan bahwa Raka yang akan mengantarnya.

"WOI" teriak Adit yang sangat tidak berperikemanusiaan.

Roza menonjok perut Adit dengan kencang, "GUA GAK BUDEG ADIT MONYET" balasnya dan langsung membanting pintu mobil Adit.

Adit meringis, ia kira Roza tidak akan menonjok nya seperti itu. Ia membuka kaca mobilnya, "GUA DOAIN GAK DAPAT JODOH LO!" balasnya yang diacungkan jari tengah oleh Roza.

***

Roza tersenyum manis kala ia melihat motor besar milik Raka. Ia berlari kecil kearah Raka.

"pagi Raka" sapanya yang hanya dilirik oleh Raka.

Roza masih tersenyum. Bahkan ia tidak sadar bahwa cairan kental berwarna merah itu kembali turun dari hidung mancungnya.

"nanti bisa antar Oja pulang?" tanyanya yang masih terus tersenyun.

Raka melirik, dengan cepat tangannya langsung mengelap bagian bawah hidung Roza.

"lo.. Mimisan" ucapnya sambil menatap darah yang ada di ibu jarinya.

Roza melotot, ia langsung mengelap hidungnya yang kini sudah banyak darah.

"Ro-Roza duluan Raka" pamitnya yang justru ditahan oleh Raka.

Raka melepaskan kemeja sekolahnya, ia menutupi seragam Roza yang sudah terkena darah.

"ke UKS" titah Raka sambil merangkul Roza.

Roza diam, bahkan jantungnya sudah berdetak 3 kali lebih cepat dari biasanya.

"sialan" umpatnya dalam hati.

***

JANGAN LUPA VOMENTNYA!!!

GIMANA SAMA PARTNYA??

YU KOMEN YUUU

KAPAN NEXT PART???

Roza Untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang