CHAPTER 30

1.1K 39 2
                                    

[ CHAPTER 30 : Dekat? ]

H A P P Y   R E A D I N G

"pulang sama gua" ajak Raka yang masih menggenggam tangan mungil Roza.

Roza yang masih bingung, melepaskan genggaman nya. Bukan bermaksud menolaknya, tapi ia perlu bicara sama dokter Adit.

"Raka pulang sendiri aja ya? Maaf, tapi Roza masih ada urusan" ucapnya sambil tersenyum.

Raka diam. Sebenarnya ia tahu Roza ingin ketemu siapa. Ia juga tahu apa yang akan Roza bahas nantinya. Masalah yang tadi, di kantin.

"gua tungguin" ucapnya sambil terus berjalan kearah parkiran motor.

Roza diam. Ingin sekali dirinya berteriak namun ia urungkan kembali. Ia mengejar langkah Raka, "ke rofftoap rumah sakit aja gimana? Belum pernah kan?" tanya Roza yang diangguki oleh Raka.

Kini kedua remaja itu sudah sampai di roaftoap. Sebenarnya, Raka sering ke rumah sakit. Ia juga suka ke roaftoap buat menyalurkan emosinya. Namun sekarang berbeda, ada seseorang yang menemaninya untuk ke roaftoap. Senang? Tentu.

"Raka gak sekolah?" tanya Roza yang memecahkan keheningan diantara nya. Ia melihat Raka yang masih menggunakan pakaian yang ia berikan tadi pagi. Lagi pula, ini jam sekolah. Belum saatnya anak sekolah pulang. Mungkin buat yang bolos, bisa sih.

Raka menggeleng, "bolos sehari gak akan bikin gua bodoh" jawabnya dengan santai.

Ia merogoh saku celana jeans hitamnya, ia mengeluarkan benda nikotin itu dan menyalakan apinya. Raka menghembuskan asapnya keatas. Ini bukan pertama kalinya Raka merokok, entah sudah habis berapa bungkus rokok dihari ini. Rokok, adalah pelampiasan seorang Raka Christian.

Roza yang berada disampingnya terbatuk, ia segera bergesar duduk kala Raka menghembuskan asap rokoknya lagi.

Raka yang melirik Roza sedang menjauh, dirinya pun langsung mematikan benda nikotin itu dan mendekati Roza.

"soryy, gua gak tau" ucapnya yang diangguki oleh Roza.

***

Roza menatap Raka yang sedang tertidur disofa lusuh itu. Ia tidak ingin mengganggu Raka. Wajah damai Raka disaat tidur itu adalah kebahagian Roza. Sudah sering Roza melihat wajah Raka yang sangat damai ini, namun dihari ini ia merasa ada yang berbeda. Dari Raka yang tidak sekolah, banyak luka lebam dan... Merokok.

Raka membuka matanya dan membuat Roza segera mengalihkan pandangannya. Gengsi bos! Raka terkekeh kala melihat wajah merah Roza. Cantik.

"muka gua emang ganteng, gak usah dipandangin kali" sindirnya yang membuat Roza menatapnya dengan tajam.

Roza berdecih, "pd banget dih. Siapa juga yang liat muka Raka?" jawabnya dengan tangan melipat didepan dada.

Raka menunjuk wajah Roza yang sudah merah seperti kepiting rebus! "muka lo merah" ucapnya yang langsung dipukul oleh Roza.

"brisik!" elaknya dan kembali membuang pandangannya dari Raka. Ia sangat yakin bahwa wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus.

***

Kini Roza diantar oleh Raka. Hari ini adalah hari yang sangat bahagia untuk dirinya. Dari hasil check up nya dan.. Raka yang dekat dengannya. Tapi ada rasa sedih saat ia tidak bisa bertemu dengan dokter Aditnya. Ada rasa salah yang menghantui dirinya.

Raka memberhentikan motornya, ia membuka helm fullface nya dan melihat kearah Adam yang sedang duduk manis di motornya. Adam tersenyum. Namun mulutnya tidak berhenti mengunyah makanannya dari tadi.

"udah lama?" tanya Roza sambil merapihkan rambutnya.

Adam menggeleng, ia memberikan kotak yang ada pita putihnya kepada Roza. "ada yang nitip ke gue. Gak tau isinya apaan" ujar Adam sambil memakan batagornya.

Raka diam. Ada rasa penasaran kala kotak itu bukan dari temannya. Namun ia sadar diri. Memang dirinya siapa Roza? Pacar?

Roza mengangguk, "nanti bilangin ke orangnya makasih ya" jawab Roza membuat Adam tersedak.

Dengan tega, Raka memukul punggung Adam dan membuat batagornya mental ke aspal:). Adam mengelap bibirnya dan tersenyum, "gue tau bang niat lu baik. Tapi gak usah kenceng juga mukulnya, punggung aing sakit. Udah gitu batagor terakhir aing mental" ujarmya dengan menatap sedih batagornya.

Raka menatap saudara dari temannya ini malas. "nanti ke rumah gua" ujar Raka yang mendapatkan binar mata Adam.

Roza tertawa, kemudian ia memberikan helmnya kepada Raka. "makasih ya Raka, udah anterin Oja pulang" ujarnya yang dibalas dehaman oleh Raka.

Roza melirik Adam, "makasih hadiahnya. Oja masuk ya" pamitnya yang diangguki oleh kedua lelaki itu.

"HADIAHNYA DARI DOKTER ADIT!" teriak Adam yang langsung didorong oleh Raka untuk segera ke rumahnya.

Roza diam, ia tersenyum manis kala mengingat kejadian di kantin tadi pagi. Gantungan kunci dari Adit pun, ia terima meski membutuhkan penjelasan nantinya.

***

JANGAN LUPA VOMENTNYA!!!

GIMANA SAMA PARTNYA???

YU KOMEN YUUUU

MAU KAPAN NEXT PARTNYA??

Roza Untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang