CHAPTER 37

1K 37 0
                                    

[ CHAPTER 37 : Menyesal ]

H A P P Y   R E A D I N G

Hari ini Roza membawa mobil sendiri. Kemarin-kemarin, ia sedang menghemat bensin mobilnya. Tapi untuk sekarang, ia lagi mau membawa si putih cantik.

Roza tersenyum kala ia diberi gelang cantik oleh dokter Adit. Sebenarnya, koleksi gelang ia sudah banyak. Dari yang nafsu semata, hingga yang ia favorit kan sampai sekarang. Jangan lupakan, salah satu gelang favoritnya ia berikan untuk Adam.

Roza mengeluarkan mobilnya dari garasi dan mengendarainya dengan kecepatan sedang. Tidak pelan, tidak kencang. Roza membuka cap atas mobilnya, membiarkan udara pagi ini masuk kedalam mobilnya. Jangan lupakah sekarang penampilan Roza seperti apa. Lengan seragam yang ia gulung sehingga memperlihatkan kulit putih cantiknya, ada gelang hitam dari dokter Adit yang berada ditangan kanannya, jangan lupa rambut hitam legam yang bersurai indah itu. Dan.. Kaca mata yang terpasang dihidung mancungnya membuat aura nya semakin cantik.

"WOY!" teriak seseorang dilampu merah. Roza melirik ke sebelah, ia juga menurunkan kaca matanya sedikit untuk melihat siapa pelakunya.

Adam tersenyum, kemudian ia langsung meloncat dari boncengan Aidan untuk duduk disamping Roza. "bang, duluan aja ya. Gue sama Oja" ucapnya yang diacungkan jari tengah oleh Aidan.

Roza tersenyum. Ia melemparkan sebungkus roti untuk Adam. Ia tahu bahwa Adam pasti belum sarapan. "makan. Pakai seatbelt nya" ucap Roza yang tanpa izin Adam langsung menancap gas mobilnya sehingga roti yang ia berikan jatuh ditengah jalan.

Adam mencari dimana seatbelt nya sekarang, ia sudah ketakutan lebih dulu karna Roza yang membawa mobil seperti orang kesetanan. Adam memperbanyak berdoa, semoga didepan nanti tidak ada kejadian apa-apa, namun ke khawatirannya justru menjadi nyata kala ia berteriak. "ROZA AWASSSSS" teriak Adam dengan kencang membuat Roza harus membanting stirnya dan kemudian melanjutkan perjalanannya.

Roza tersenyum senang kala melihat wajah panik Adam seperti ini. Jarang-jarang ia melihat wajah panik si playboy GARUDA.

Roza tertawa keras, tangannya memukul pundak Adam dan kemudian berucap, "gitu aja takut, cemen ah" ledeknya yang membuat Adam menatapnya sengit.

"gak lagi deh Ja, bisa mati muda gue" ujarnya sambil memegang dadanya yang sekarang berdetak tidak karuan.

***

Keduanya turun dari mobil. Mata Roza sempat bertemu dengan manik tajam Raka, namun ia segera putuskan. Buat apa mengejar seseorang jika orang itu tidak menghargainya? Buang-buang waktu saja.

Adam yang langsung merenggakan tangannya pun untuk menghilangkan rasa pusing itu. Wajah pucat seperti orang yang masuk angin. Adam menarik tangan Roza berniat untuk mengajak jalan bareng dengan anak CAKRAWALA lainnya.

Roza tersenyum. Ia juga tau, jika dirinya tidak membalas senyuman mereka, pasti mereka semua akan berpikir yang aneh. Terutama untuk Rere, sahabatnya.

Selama perjalanan ke ruangan, mereka tidak ada yang membuka suara. Justru berdebat dengan pikirannya masing-masing. Sampai suara Rere yang menghentikan langkah mereka.

"kemarin Oja dianter pulang sama Raka kan?" tanya Rere yang membuat semuanya bungkam. Bukan bermaksud untuk tidak memberitahu, namun mereka tidak mau jika kabar ini tersebar begitu luas. Apalagi jika sudah ada yang mendengar, akun gosip SMA GARUDA pasti ramai.

Rere yang merasa ada yang aneh pun segera berdeham. Ia menatap Samuel untuk meminta penjelasan, namun kekasihnya itu menggelengkan kepalanya.

Roza membuang nafasnya, "jauhin gua. Gua gak pantes temanan sama kalian" ucap Roza yang membuat semuanya melongo.

Adam yang tidak mengerti pun bingung mau menjawab apa kala lima lelaki itu menatapnya tajam. Ditambah Rere yang sudah bersedekap.

"serius deh sumpah, gue kagak ngapa-ngapain Oja" ujarnya dengan tangan yang dibentuk V. Bermaksud damai.

Raka jengah, dengan cepat ia langsung mengejar Roza untuk berbicara sebentar dengan dirinya di rooftoap.

***

"apa sih? Mau apa?" kesal Roza saat Raka menarik paksa tangannya. Tidak tahu apa kalo badannya masih sakit semua akibat yang kemarin?

Raka menatap Roza intens, "sorry gua gak bermak-" ucapannya terputus kala Roza berucap.

Roza menatap Raka nyalang, "kenapa hm? Lo kasian sama diri gua yang udah diujung tanduk? Iya kan? Udah deh, gak usah kayak gitu. Gua juga gak peduli" ujarnya sambil membuang muka.

Raka diam. Kali ini ia benar-benar merasa bersalah. Rumah yang ingin ia jadikan justru sekarang akan hilang karna mulut kotornya ini.

Roza tersenyum, ia menepuk pundak kokoh Raka. "satu hal yang lo harus tau. Gua bukan cewek murahan yang lo bilang" ujarnya dan meninggalkan Raka sendiri disana.

Raka menjambak rambutnya fruatasi, ia memukul tembok dengan tangannya yang sudah mengeluarkan darah. Persetan dengan resiko nantinya. Ia hanya perlu cara untuk membuat Roza berada disisinya:)

***

JANGAN LUPA VOMENTNYA!!!

GIMANA SAMA PARTNYA??

YU KOMEN YUUU

MAU KAPAN NEXT PARTNYA??

Roza Untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang