CHAPTER 28

1.1K 42 0
                                    

[ CHAPTER 28 : Rumah? ]

H A P P Y   R E A D I N G

Pagi ini Roza menatap dirinya didepan cermin, ia melihat wajah pucatnya dan terkekeh getir.

"kayak mau mati gua" ucapnya sambil mencepol asal rambutnya. 

Baru saja dirinya mau ke kamar mandi,matanya sudah lebih dulu menangkap seseorang yang berada di balkon kamarnya. Dengan penuh senyuman,Roza menyampiri orang tersebut. Biasanya yang lewat balkon itu Adam,Aidan,Daffa, dan Rio.

"ha-eeeh Raka" ucapnya yang terkejut kala tiba-tiba Raka memeluk tubuhnya.

Roza mendudukkan Raka dibalkon kamarnya,ia juga memberi teh anget bikinan bi Ami.

"Raka gak pulang?" tanya Roza yang memperhatikan pakaian Raka dari atas sampai bawah. Kaos hitam polos yang melekat ditubuh atletisnya dan celana abu-abu yang masih melekat dikaki jenjangnya. Oh ya,jangan lupakan luka lebam yang berada diwajah tampan Raka.

Raka diam,ia juga meneguk teh angetnya. "gak sekolah?" tanya Raka yang memandang Roza hanya menggunakan kaos oversize dan hot pants.

Roza menggeleng,dengan segera ia kembali masuk kedalam kamarnya dan meninggalkan Raka dibalkonnnya.

Raka menyenderkan punggungnya ke dinding, senyum tipis terbit dibibir Raka saat ia mengingat kejadian semalam.

flashback on!

Angin malam yang kencang dan dingin itu menerpa tubuh Raka yang hanya terbalut kemeja sekolahnya dengan kancing yang terbuka dan kaos hitam saja.

Ia mengendarakan motornya secara ugal-ugalan saat pulang sekolah tadi. Ada rasa sesak kala ia melihat Roza yang digendong oleh seorang laki-laki. Terlihat jelas bahwa Roza dekat dengan laki-laki itu.

"sialan" umpatnya yang semakin menambah kecepatannya.

Ia membuka helmnya dan masuk kedalam rumahnya, tidak ada yang menyambutnya. Justru ia mendengar ada nya suara orang berantem dikamar orang tuanya.

"sudah saya bilang, didik anak kamu itu yang benar! Jangan hanya main-main terus sama geng nya yang gak jelas kayak gitu!" ucap Christian dengan dada yang naik turun.

Ratna yang hanya menunduk membuat hati Raka tersayat, ada rasa tak tega kala ibunya dibentak seperti itu oleh sang ayah.

Raka masuk dan menarik sang-ibu kebelakang tubuhnya.

"oh, anak tidak tau diri ini mau jadi sok pahlawan? IYA?!" bentak Christian sambil menatap Raka remeh.

Raka diam, ia melindungi tubuh ibunya yang dipukul oleh sang-ayah. Sebenarnya, Raka sudah tahu jika ibunya selalu disiksa oleh ayahnya seperti ini, namun ibunya selalu melarangnya untuk tidak ikut campur.

"AWAS ANAK BAJINGAN! JALANG INI HARUS SAYA KASIH PELAJARAN!" teriak Christian yang terus melemparkan barang-barang disekitarnya.

Raka tidak peduli dengan dirinya, ia terus mendekap ibunya agar tidak terkena barang-barang itu.

Tangan Raka ditarik oleh Christian dan membuat Ratna jatuh.

"LEPASIN TANGAN GUA ANJING" bentak Raka yang terus berusaha melepas tangan ayahnya.

Ratna berdiri, berniat untuk membantu Raka. Namun justru dirinya terkena benda tajam yang ada di tangan kiri Christian.

"IBU!" teriak Raka yang langsung mendorong kasar tubuh Christian dan memeluk tubuh sang-ibu.

"bu" panggil Raka dengan air mata yang sebentar lagi akan turun.

Ratna memejamkan matanya, membiarkan benda tajam itu semakin melukai nya. "stst, pangeran ibu gak boleh nangis" ujarnya sambil mengusap lembut pipi Raka.

Raka menggeleng, ia segera mengantar ibunya ke rumah sakit. Namun hasilnya nihil, usahanya selama ini menjadi anak tidak berhasil.

"semua salah gua"

"ibu menginggal karna gua"

"harusnya gua yang pergi, bukan ibu"

flashback off!

"Raka" panggil Roza yang membuat lamunan Raka buyar.

Roza menyodorkan paperbag yang isinya pakaian ganti.

"ganti baju dulu" ucapnya yang tidak ditanggapi oleh Raka.

Roza medekat, ia menatap Raka dan memegang luka lebam.

"aduh!" ringis Raka saat lukanya ditekan oleh Roza.

Roza tersenyum, ia membuka kotak obat dan membersihkan luka Raka dengan hati-hati.

10 menit membersihkan luka lebam diwajah Raka dan tangannya, kini Roza kembali memaksa Raka untuk mengganti pakaian nya.

"ganti Raka, bajunya bau" ucap Roza sambil menyodorkan paperbag nya dan menjepit hidungnya.

Raka tersenyum tipis, ia bangkit dari duduknya dan masuk kedalam kamar Roza.

***

Pagi ini, Roza dibingungkan oleh kehadiran Raka yang tiba-tiba. Bukan itu saja, ia juga sangat terkejut kala Raka memeluk tubuh mungil nya seperti tadi. Ada rasa sesak saat melihat manik mata Raka yang memancarkan kesedihan, namun Roza enggan untuk bertanya.

"Raka gak pulang? Roza mau pergi" ujarnya sambil memakan sarapannya.

Ah iya! Sekarang, Raka sudah ada dimeja makan Roza. Itu pun karna dipaksa oleh Roza, beruntungnya rumah pun tidak ada orang tuanya. Jadi tidak masalah.

Raka mengangguk. Dirinya pun heran kala ia mendatangi rumah Roza. Niatnya pergi kerumah Aidan, namun ia mengurungkan niatnya kala melihat rumah Roza.

Raka meneguk air putihnya, "gua pamit. Makasih ya" ucapnya sambil tersenyun.

Roza loading. Biasalah, gak pernah dikasih senyuman dari cogan! Roza menggelengkan kepalanya, ia menahan tangan Raka dan kembali berlari kekamarnya.

"jangan lari-lari" peringat Raka yang dianggap angin lalu oleh Roza.

Roza turun dengan membawa jaket kulit warna hitam milik Raka. Ia tersenyum, "pakai jaketnya. Nanti obatin lagi ya lukanya biar gak infeksi" ujarnya yang diangguki oleh Raka.

"yu, Oja anter ke depan" ajaknya

***

"lama" cibir Adit sambil menyentil dahi mulus Roza.

Sudah 30 menit Adit duduk diatas motor besarnya. Ia juga sudah memberitahu Roza bahwa dirinya sudah berada dibawah, namun jawaban pasiennya itu bilang "5 menit lagi, iya sabar sebentar lagi turun" namun tak kunjung juga.

"hati-hati ya Raka!" ucapnya dengan senyum yang mengembang.

Raka diam, ia tahu siapa laki-laki ini. Laki-laki yang menggendong Roza dihari kemarin. Raka memakai helm fullface nya, "gua duluan" ujarnya yang diangguki oleh Roza.

"udah?" tanya Adit yang sudah lumutan dimotornya.

Roza mengangguk, ia juga terkekeh dengan sikap dokternya yang satu ini. "hayuuuuu" jawabnya yang langsung naik keatas motor Adit.

***

JANGAN LUPA VOMENT NYA!!

GIMANA SAMA PARTNYA??

YU KOMEN YUUU

MAU KAPAN NEXT PARTNYA???

Roza Untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang