CHAPTER 23

1.1K 41 1
                                    

[ CHAPTER 23 : Panggilan Surga ]

H A P P Y   R E A D I N G

Selama perjalanan ke kelas, Rere tidak ada hentinya bertanya kepada Roza. Yang ditanya juga itu-itu saja, tidak ada yang lain.

"Ja, serius deh. Kenapa lu jadi ngehindar dari Raka si? Udah nyerah?" tanya Rere yang entah keberapa. Roza jengah, bukan dirinya yang tidak mau memberi tahu. Tapi beritanya akan kesembar sendiri. Tunggu saja.

"Ja! Lu kok die-" baru saja Rere ingin protes, ponselnya sudah lebih dulu berbunyi dan membuat dirinya terkejut. Matanya melirik sahabatnya yang sedang menikmati lagunya. Rasanya Rere tidak percaya apa yang sudah dilakukan oleh sahabatnya itu.

"Ja... Ini serius lu?" tanya Rere sambil menepuk pundak Roza. Roza melepaskan earphone nya dan menengok kearah Rere.

Ia tersenyum, "iya. Gue tinggal bentar ya, ada panggilan surga" pamitnya yang hanya diangguki oleh Rere.

"bener-bener gila" ucap Rere yang terus menonton vidio itu.

***

Sebenarnya, Roza sangat tidak masalah dengan vidio itu. Toh yang kerekam ia bilang tidak sengaja. Niatnya sudah baik ingin membantu Raya, namun ular itu menolaknya dengan kasar. Jadi, siapa yang salah?

Baru saja microfon sekolah dinyalakan, Roza sudah lebih dulu masuk kedalam ruangan itu.

"jangan panggil saya pak, saya udah disini" ucap Roza yang membuat pak Dewa terkejut setengah mati.

Pak Dewa menghembuskan nafasnya, "hampir saja saya jantung Roza" ucapnya dan mempersilahkan Roza duduk.

Roza tersenyum. Ia menarik napasnya dalam-dalam, "saya gak sengaja pak. Sudah jelas dividio itu saya mau membantu namun ditolak sama Raya" ujarnya yang diangguki pak Dewa.

"niat saya manggil kamu disini buat memperjelas vidio itu, namun Raya sudah bolos setelah kejadian itu." ujarnya yang kembali menegakkan tubuhnya. Pak Dewa berdeham, "tapi saya suka gaya kamu" pujinya yang membuat Roza tersedak.

"g-gimana pak?" gugupnya.

Pak Dewa tersenyum, "sudah. Kamu boleh keluar dari ruangan saya. Terimakasih" ucapnya yang hanya diangguki oleh Roza dan segera keluar dari ruangan pak Dewa.

"seperti psikopat " cibir pak Dewa yang kembali melakukan aktifitasnya.

***

Setelah dari ruangan pak Dewa, Roza tidak langsung balik ke kelas. Melainkan ia ke kamar mandi terlebih dahulu.

Ia membasuh wajahnya agar lebih fresh. Rambutnya juga ia rapihkan, dan menghela nafasnya.

"susah banget ya dapetin hati Raka sepenuhnya" ucap dia sambil mencuci tangannya.

"apa perjalanan gua masih panjang ya? Tapi gua udah capek." ujarnya dan merapihkan seragamnya.

Ia tersenyum, "gak. Seorang Rozalia Athena gak boleh capek! Apalagi mundur karna Raka gak bisa ditaklukin! Semangat Roza, kamu bisa" ujarnya yang langsung keluar dari kamar mandi.

***

Kakinya kembali melangkah ke kelas, namun tangannya sudah lebih dulu ditarik oleh Adam.

"hobi banget narik-narik gua" cibir Roza yang dibalas cengiran bodoh oleh Adam.

"dianter siapa Ja?" tanya Adam sambil menyenderkan punggungnya ditembok kantin.

Roza yang tak mengerti maksud dari omongan Adam hanya mengernyitkan dahinya, yang mana membuat Adam mendengus.

"tadi pagi, dianter siapa?" tanya Adam yang lebih jelas.

Roza ber-oh ria, "saudara" jawab Roza bohong. Mana mungkin dirinya akan menjawab dokter ke Adam, bisa-bisa dirinya akan digorok oleh laki-laki bercap playboy ini.

Adam mengangguk, "nanti pulang sama gue ya Ja" ajaknya yang langsung membuat Roza menoleh.

Roza menggaruk tekuk lehernya, "em.. Gua gak bisa Dam! Gua udah janji dijemput sama saudara laki-laki gua" jawab Roza yang tidak enak.

Adam menatapnya dengan tatapan kecewa, namun segera mungkin ia tersenyum.

"siap bos! Nanti kalo kenapa-napa kabarin gue aja ya?" ucapnya yang diangguki oleh Roza.

***

JANGAN LUPA VOMENT NYA!!

GIMANA SAMA PARTNYA??

YU KOMEN YUUU

MAU KAPAN NEXT PART NYA??

Roza Untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang