CHAPTER 44

1K 41 3
                                    

[ CHAPTER 44 : Bertemu ]

•Dia -Anji•

H A P P Y R E A D I N G

Hari ini adalah hari yang diinginkan oleh Roza. Dari Arga yang menjadi mahasiswa di universitas UI dan Rendy sebagai tamu undangan untuk mengisi acara disana. Bahagia bukan?

Oh iya, untuk keadaan Roza sudah mulai membaik kembali. Ia juga sudah menjadi mahasiswi di kampus yang sama seperti Arga. Namun beda fakultas. Arga yang mengambil jurusan seni, dan Roza yang mengambil jurusan kedokteran. Entah alasan nya apa, namun Roza mengambil prodi itu berniat untuk membantu orang-orang yang sakit. Bahagia? Tentu.

"udah siap?" tanya Rendy sambil merapihkan kembali kemejanya.

Roza mengangguk semangat, dan Arga yang mengacungkan jempolnya. Fyi, Roza itu belum tahu bahwa Raka, Aidan, Daffa, Samuel dan Rio satu kampus dengan dirinya.

"bang, gue aja yang bawa mobil" ucap Arga yang membuat Rendy mengerutkan keningnya. Tumben?

"gak apa, gue aja" ujarnya yang justru dibalas gelengan yang kuat oleh Arga.

"gak usah. Gue aja yang bawa, lu juga harus menyiapkan yang baik buat nanti. Kalo gue sih duduk manis aja gapapa" ujarnya yang langsung dipiting oleh Rendy.

Roza terkekeh, selama di Indonesia ia tidak pulang kerumahnya. Melainkan tinggal bersama dirumah besar milik Rendy. Rendy itu anak yatim piatu, ia juga anak sematawayang. Jelas jika mereka bisa disini bersama, meski Roza kangen rumahnya namun ia harus sedikit ekstra untuk sabar.

"yaudah lest go baby!" ucap Arga sambil berjalan dulu. Rendy bergedik ngeri kala melihat pemuda didepannya itu seperti itu. Kadang Arga itu waras, kadang juga penyakitnya kambuh.

***

Setelah menempuh 2-3 jam perjalanan, kini ketiganya turun secara bersamaan. Tak heran jika banyak sorak dari kaum hawa ketika melihat Rendy menggunakan kaca mata hitam. Bukan Rendy saja, tapi Arga pun menjadi salah satu cogan terfavorit difakultasnya sendiri.

"banyak ya penggemarnya, serasa sama artis" sindir Roza dengan halus. Arga dan Rendy saling melihat, kemudian ia merangkul pundak Roza secara bersamaan.

"tapi yang bisa deket, cuman Lia" ujar keduanya dan langsung tertawa bersama.

Roza pamit lebih dulu karna sudah ditunggu oleh temannya yang lain. Rendy dan Arga pun mengangguk sebagai jawabannya. Sedangkan kedua pemuda itu mengelilingi bazar yang ada di universitas itu, "mau bang?" tanya Arga sambil menyodorkan beberapa paperbag nya .

Rendy menggeleng, ia merangkul pundak kokoh Arga. "kalo gue pergi, jagain Lia dengan baik ya? Lu beruntung punya saudari kayak dia" ujarnya dengan tiba-tiba membuat Arga menatapnya tak suka.

Ia menepis kasar tangan kokoh milik Remdy dan menatap dokter yang sekaligus ia sudah anggap sebagai abang sendiri. "ngomong sana sama angin" teriaknya sambil mengacungkan jari tengahnya ke Rendy.

Rendy tertawa, kemudian matanya tak sengaja bertemu dengan mata seseorang yang membuat dirinya harus menyampiri teman kecilnya. "udah besar ternyata" cibir Rendy yang justru dibalas delikan oleh Raka.

Iya, Raka Christian. Pemuda tampan dengan wajah datarnya itu adalah teman kecil Rendy saat ia tinggal di Indonesia. Tak heran jika ia mengenalnya.

Roza Untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang