CHAPTER 50

1.2K 42 21
                                    

[ CHAPTER 50 : Operasi ]

H A P P Y   R E A D I N G

Pagi ini, adalah pagi yang sangat menegangkan untuk mereka semua. Bahkan sahabat Raka pun ada disini, tak lupa dengan Rere yang sudah menangis dipelukan Samuel, dan Adam yang diam menatap Roza dengan tatapan yang sulit diartikan.

"n-non Oja" cicit bi Ami kala ia mendapatkan kabar dari Arga bahwa Roza sudah kembali ke Indonesia. Namun keadaannya tak berubah, justru bertambah parah.

Rere mengelus punggung bi Ami dengan pelan, "tenang ya bi. Rere yakin Oja kuat" ucapnya yang hanya diangguki oleh bi Ami.

Arga yang sibuk dengan ponselnya hanya bisa menatap nama yang tertera itu dengan hati yang sakit. Bahkan untuk waktu sekarang, orang tua Roza tidak bisa dihubungi.

Arga
tan, Oja koma|

Arga menjambak rambutnya frustasi, begini kah waktu dirinya tidak ada disamping saudarinya? Jika Arga mengetahuinya, Arga akan terus menjaga saudarinya itu sampai sembuh. Ia tidak akan membiarkan Roza seperti ini, bahkan untuk mendapatkan kabar buruknya saja ia tak kuat.

Rendy menepuk pundak Arga, ia mengode lewat dagunya untuk segera bergabung disana. "percaya" ucap Rendy yang memberikan kekuatan lewat pelukannya.

***

Kini Raka berada disamping Roza, ia menatap wajah pucat milik gadisnya. Ia bangkit dari brankar nya, ia berjalan untuk melihat dengan dekat wajah cantik gadisnya.

"sembuh ya Ja? Gak ngerasain sakit lagi nanti" ucapnya sambil memgelus wajah pucat Roza.

Hatinya berdenyut, memori yang dulu ia membentak Roza kini berbekas jelas diingatannya. Raka menyesal, sangat. Raka mengelus kulis lembut itu yang kini sudah mengeriput, "telat ya Ja? Gua suka sama lo. Untuk mencari yang cantik gampang Ja. Tapi yang buat nyaman itu susah, dan itu, hanya lo yang bisa bikin gua nyaman Ja.." ujarnya sambil menunduk.

Kini air matanya sudah kembali berderai deras di pipinya, Raka mengsuap wajahnya kasar. "maaf Ja. Maaf atas kesalahan gua. Bahkan untuk menyadari gua jatuh hati sama lo juga terlambat" lanjutnya sambil tertawa hambar.

Raka menatap Roza dengan lekat, "bertahan ya Ja? Gua cuman minta sama lo untuk selalu ada dihidup gua Ja. Menjadi rumah yang selalu gua tempatin setiap harinya. Bertukar canda dan tawa sama lo Ja.. " ujarnya yang kini mengelus rambut Roza. "bikin cerita bareng gua Ja, jadi teman hidup gua ya?" ucapnya yang kini sudah mencium kening gadisnya.

" i love you baby " bisik Raka tepat ditelinga Roza. Bahkan sekarang Raka  sudah mencium bibir gadisnya itu dengan pelan, meski tak dibalas, Raka tetap melakukannya.

***

Hampir 3 jam operasi keduanya belum ada tanda-tanda keluar dari dokternya. Arga memeluk tubuh mungil Airin yang kini sudah tertidur di pangkuan nya.

"bisa ngobrol?" tanya Rere yang diangguki Arga.

Semua mata menatap kearah Arga untuk meminta penjelasan yang lebih lanjut. "lu yang nunggu dipager rumah waktu itukan?" tanya Arga yang mengingat wajah perempuan disampingnya ini dan pemuda yang tak jauh umurnya itu.

Rere mengangguk, "lu.. Saudara Roza?" tanya Rere yang membuat Arga mengangguk.

Arga tersenyum, "Arga Antariksa, saudara Rozalia Athena" ujarnya yang membuat mereka terkejut.

Mereka semua mengangguk, "boleh ceritain tentang Roza?" tanya Adam yang diangguki oleh semuanya.

Arga mengangguk, ia pun mulai menceritakan dari awal Roza datang ke German, hingga akhirnya Roza kembali lagi ke Indonesia. Dari awal mulanya Roza bertanya tentang Raka, sampai akhirnya sekarang Roza seperti ini.

"maaf, gue sama bang Rendy gak maksud buat bohongin kalian. Cuman Roza minta untuk gak kasih tahu tentang dia ke teman-temannya" ujar Arga yang dipahami oleh semua.

"Roza belum sembuh total dari.. Leukimia nya, jadi ya waj-" ucapannya terputus kala teriakan Rio, Daffa dan Aidan secara bersamaan.

"LEUKIMIA?!" teriaknya yang diangguki oleh Arga. Arga mengerutkan keningnya, kenapa ketiga lelaki ini begitu terkejut? Apa mereka belum tahu?

"lu.. Belum tahu?" tanya Arga yang dibalaskan gelengan ketiga pemuda itu.

Adam merangkul pundak saudaranya, "biasa lah. Ketinggalan info mulu" ucap Adam dengan santai yang diangguki oleh Arga.

Arga tersenyum, "gak apa, santai. Makasih ya udah jadi teman Roza" ujarnya yang diangguki mantap oleh mereka semua.

"santai bang, justru kita semua bangga sama nyonya Oja" jawabnya dengan nada bercanda yang disetujui oleh mereka semua.

***

Kini dokter Rendy yang baru saja sampai di tempat operasi Roza melihat bahwa belum ada tanda-tanda Roza keluar dari ruangan itu.

"udah berapa jam?" tanya Rendy dengan raut cemasnya.

Samuel berdiri, "empat" jawabnya yang membuat Rendy langsung masuk ke ruangan operasi itu.

Rendy ditahan oleh para suster kala ingin melihat Roza dengan dekat. Rendy berontak, "GUE TAU APA YANG GUE LAKUIN" bentaknya yang justru membuat dia semakin didorong para suster.

"maaf dok, dokter harus tunggu di luar" ucap suster itu yang ditepis oleh Rendy.

Rendy menjatuhkan tubuhnya di lantai, badannya ia senderkan ditembok ruangan operasi itu. Ia mengacak rambutnya dan menjambak rambutnya frustasi. Seharusnya waktu operasi Roza dan Raka tidak selama ini.

Dokter Rafi menepuk pundak Rendy untuk keluar dari ruangan operasi itu. Iya, operasinya telah selesai. Semua berjalan lancar, namun..

***

JANGAN LUPA VOMENT NYA!!!

GIMANA SAMA PARTNYA??

oh iya, bee juga mau tau dong apa yang kalian rasain sama RUR ini! Udah sejauh ini perjalan kalian dengan RUR itu kesannya gimana? Suka duka sama RUR gimana ?? Bole diceritain di komentar ya readers!

MAU KAPAN NEXT PARTNYA??

btw, minal aidzin wal faidzin ya. selamat berpuasa bagi yang menjalankannya🙏

Roza Untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang