CHAPTER 24

1.1K 42 2
                                    

[ CHAPTER 24 : Citrus ]

H A P P Y   R E A D I N G

Dokter Adit
|kamu dimana? Saya sudah ada didepan

Roza tersenyum. Pasti dirinya akan diomelin oleh dokter Adit karna tidak keluar dari tadi.

Rozalia
orang ganteng harus sabar|

Setelah membalas pesan dari dokter Adit, dirinya langsung bergegas keluar dari sekolah. Sebelum banyak anak CAKRAWALA.

Roza berlari dan segera membuka pintu mobil. Ia melihat bahwa Adit sedang menatapnya tajam.

"ngapain? Boker dulu? Tounchup? " tanya dokter Adit beruntun dengan wajah kesalnya.

Roza terkekeh. Dirinya sudah menebak bahwa dokternya ini akan seperti itu.

"tadi ada panggilan surga, makanya lama." jawab Roza sambil menggunakan seatbelt nya. "udah yu pulang" ajaknya yang diangguki oleh dokter Adit.

Perjanalan sore ini lumayan padat. Ditambah cuaca sore ini hujan.

"saya mau ke rumah sakit dulu sebentar. Boleh?" tanya Adit sambil mengetikkan pesan untuk temannya yang berada di rumah sakit.

Roza menoleh, ia melihat badannya yang masih memakai sergam sekolah. "sebantar?" tanya Roza memastikan. Ia takut jika terlalu lama di rumah sakit. Takut merepotkan dokter Adit.

Dokter Adit mengangguk, "kamu ikut saya kedalam. Tunggu saya diruangan aja," ujarnya yang diacungkan jempol oleh Roza. Adit melirik ke belakang, "kamu pindah ke belakang. Disitu ada paperbag jangan lupa dipakai" ucapnya yang membuat Roza mengerutkan keningnya.

Adit berdeham, "ada hoodie buat nutupin seragam kamu. Sama celana panjang" ucapnya yang diangguki Roza.

***

Kini Roza sudah berada dibelakang, ia memakai hoodienya dan melepaskan baju seragamnya didalam hoodie. Adit sama sekali tidak menengok ke belakang, justru ia memasangkan earphone nya kedalam telinga dan sibuk dengan acaran telfonnya.

Roza diam, ia bingung apakah dirinya mengganti dengan celana atau tetap menggunakan rok sekolah? Tapi Roza lebih memilih menggunakan rok abu-abu nya.

Adit memberhentikan mobilnya di minimarket, ia melihat kebelakang yang ternyata Roza sudah memakai hoodienya.

"saya ke dalam dulu. Kamu pindah lagi duduknya ke depan" ujarnya yang membuat senyum Roza mengembang.

"mau apa?" tanya Adit

"soda aja" jawabnya yang diangguki oleh Adit.

Setelah merapihkan dirinya, Roza langsung pindah ke depan dan mengescroll instgram nya.

Tangannya mengepal kuat kala ia melihat Raya sedang berjalan bareng dengan Raka. Ingin sekali Roza menyampiri Raka namun dirinya tidak bisa.

"gimana kalo gua panasin balik?" tanyanya dengan ber-smirk.

***

Adit yang sibuk dengan acara telfonnya membuat Roza jengah. Tangannya mengambil roti Adit dan menyuapinya.

Adit diam, bahkan ia menatap Roza dengan bengong.

"makan, biar Oja yang suapin" ujarnya yang langsung dilahap oleh Adit.

Dengan iseng, Roza menggenggam tangan Adit dan memfotonya. Ia juga memasang di story dengan emotikon love.

"panas-panas deh, biar kebakar sekalian" ucapnya dalam hati.

Adit tersenyum, ia mematikan telfonnya. Tanganya kembali mengambil roti itu.

"makasih" ujarnya yang dingguki oleh Roza.

Roza diam, kemudian ia menoleh kearah dokter Adit yang sedang fokus menyetir.

"dokter Adit udah punya pacar?" tanya Roza. Ia hanya takut jika pacar dokter Adit salah paham dengan dirinya.

Dokter Adit menggeleng. Tangannya mengusap lembut rambut hitam Roza.

***

"duduk disini, jangan kemana-mana. Saya ada rapat, ini makanan kamu. Ada soda juga" ujarnya sambil mengenakan jas dokternya. Ia melirik, "kalo mau nonton film pakai laptop saya aja. Itu ada selimut kalo kedinginan" ujarnya yang langsung pergi dari hadapan Roza.

Roza hanya mengangguk saja, ia juga tidak ingin merepotkan dokter Adit. Dirinya melihat sekeliling ruangan dokter Adit, ia tersenyum kecil saat melihat banyak piagam yang dokter Adit raih.

Ia juga melihat ada foto keluarga disana. Namun pas ia kearah meja kerjanya, Roza melihat banyak sekali makanan cepat saji disini.

Ada baju, celana dan lainnya milik dokter Adit. Bahkan ada beberapa perlengkapan mandinya juga.

"apa dokter Adit nginep disini?" tanya nya yang langsung duduk dikursi.

Ia membuka laptop dokter Adit untuk mencari kelanjutan dari film nya.

Sudah hampir 2 jam Roza menonton film nya, namun dokter Adit belum juga kembali.

"itu rapat atau tawaf? " tanya Roza yang sudah melilit selimut dokter Adit ditubuhnya.

Ia mengecek ponselnya, ternyata sudah pukul 18.30 . Ia mengingat bahwa dirinya tidak boleh mandi lebih dari jam 19.00 , dan dengan berat hati dirinya mandi diruangan dokter Adit.

Ia juga tidak lupa untuk mengunci ruangan dokter Adit. Takut-takut ada peng-grebekkan!

Setelah menghabiskan waktu selama 10 menit, kini Roza sudah kembali ia menghirup aroma badannya yang citrus.

"pecinta citrus ternyata" cibirnya yang kembali duduk dikursi.

***

"Roza?" panggil dokter Adit yang baru saja membuka pintu ruangannya.

Ia tersenyum kala melihat Roza yang sudah menggeliat dengan selimutnya.

Ia mendekatkan dirinya ke Roza, ia mencium aroma rambut Roza yang citrus.

Roza menggeliat kecil, "WOI MODUS BANGET IDUP LO YA! JANGAN CARI GARA-GARA!" teriak Roza dengan histeris.

Adit menarik tangan Roza dengan cepat, "berisik!" dingin Adit yang hanya mendapat cengiran Roza.

Roza merapihkan selimut Adit, ia juga langsung memakai sendal slop milik Adit. Bodoamat jika diprotes.

"sejak kapan kamu suka citrus? " tanya Adit dengan memicingkan matanya.

Roza tersenyum lebar, "damai yu dok. Saya mandi tadi, yang ada cuman punya dokter sabunnya. Ya saya pakai hehe" jawab nya yang langsung disentil oleh Adit.

***

JANGAN LUPA VOMENT NYA!!!

GIMANA SAMA PARTNYA??

YU KOMEN YUUU

KAPAN MAU NEXT PARTNYA??

Roza Untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang