CHAPTER 6

1.3K 56 6
                                    

[ CHAPTER 6 : I'm Always There You ]

H A P P Y R E A D I N G

Samuel memberikan kode kepada Ronald dan yang lainnya untuk keluar sebentar.

"o-okey" ucapnya dan diangguki oleh Samuel. "hayu dayang-dayang aa, kita keluar sebentar" ajaknya dengan menyeret tangan yang lain.

Aidan berdecak, "duyung kali ah" balasnya dan diangguki oleh Ronald.

Roza masi terdiam disamping Raka, hanya posisinya saja yang berubah.

Samuel memberikan kode kepada Rere agar mengajak sahabatnya itu keluar , "Ja! Tadi katanya mau ke kantin kan? Beli cilok? Eh cilor? Oh iya mie ayam, ayu ih gue juga pengen!" ajak Rere

Roza menatap Raka yang enggan menatapnya. Dirinya juga melirik kearah Aidan, ia pun berdiri dan ikut dengan Rere.

Merasa sudah aman, kini saatnya meng-eksekusi bos bro nya.

"gak seharusnya cara lo kayak gitu" ucap Samuel dan membuat Raka menengok. Ah ternyata hanya sisa keempat sahabatnya saja.

"gua tau lo risih Ka, tapi gak seharusnya juga kasar sama dia" ujar Daffa dan diangguki oleh yang lain.

Rio berdeham, "mungkin sekarang lu gak akan ngerasa kehilangan. Tapi nanti bos, lu bakal ngerasain semuanya pas Roza udah gak ngejar lu" ingat Rio dan diangguki oleh semuanya.

Raka mengusap wajahnya dengan kasar, "gak akan" jawabnya. "pintu keluar disamping kanan lo semua, boleh keluar" ucapnya dan membuat keempat sahabatnya melongo.

Aidan berjalan mendekat kearah Raka, "jangan nyesel kalo Roza nyerah sayang" ujarnya dan langsung lari keluar dari ruangan Raka.

"AIDAN SIALAN!!!!" teriak Raka

***

Rere melirik kearah sahabatnya. Mereka berdua tidak ke kantin rumah sakit, melainkan ke cafe tarian.

"gak usah dipikiran Ja, belum luluh aja si Raka. Ntar kalo lu udah gak ngejar, pasti dia ngerasa kehilangan" ujarnya dan diangguki oleh Roza.

Roza membenarkan posisi duduknya, "nunggu gue nyerah baru nyesal ya Re?" tanyanya dan membuat Rere tersedak.

"salah ngomong lagi gue, mampus" batin Rere

Rere menggeleng cepat, "yaaa g-gak gitu Ja maksud gue! Lunya kurang semangat aja! Ah iya kurang energi ekstra!" ujar Rere dan membuat Roza tertawa.

Rere mengecek hpnya, ternyata sang kekasihnya sudah berada di depan.

"yu Ja, udah pada didepan tuh" ujarnya dan diangguki oleh Roza.

****

"Ja, kalo misalnya gue suka sama lo gimana?" tanya Aidan yang sedikit berteriak.

Roza terdiam kemudian ia mencubit perut Aidan, "Oja kan bukan type Aidan" jawabnya dan membuat Aidan tertawa.

Aidan memelankan laju motornya, "kalo udah capek bilang ya Ja? I'm always there for you"

Roza tertegun, andai saja yang berbicara seperti ini Raka. Mungkin dirinya akan senang, bahkan ia bisa kayang sekarang juga. Namun sayang, itu hanya imajinasinya saja.

"ashiap mamang jago!" jawabnya dan membuat Aidan tersenyum.

Tepat pada pukul 19.00 , Roza baru sampai di depan halaman rumahnya. Ia turun dari motor dan memberikan helmnya kepada sang pemilik.

"makasih ya Dan, udah jadi tukang ojek" ujarnya dan diangguki oleh Aidan.

"bayarnya pakai tea jus ya!" ucapnya dan langsung berpamitan kepada Roza.

Tak lama, ia membuka hp dan ada pesan masuk dari Raka.

Raka Christian
|gk ush jngk gua lgi.

Roza terdiam, memang dirinya salah jika menjenguk Raka ya? Padahal niatnya baik kok! Ingin menjenguk orang sakit dan sekalian modus, siapa tau Raka luluh.

Rozalia
kenapa?|
roza ganggu Raka ya? |

Raka Christian
|hm.

Roza tak membalasnya, ia hanya tersenyum kecut dan kemudian mematikan ponselnya.

Kaki mungil itu melangkah masuk kedalam rumah bernuansa putih yang sekarang sepi. Kedua orang tuanya sudah kembali sibuk dengan pekerjaannya.

"kalo emang capek, istirahat jangan dipaksain. Hati juga ada kadaluarsanya Roza" ucap Aidan yang mengintip dari pohon mangga:)

"merinding juga euy disini lama-lama" ujarnya dan langsung menyalakan mesin motornya.

****

Roza melirik kearah jam weeker yang berada dinakas nya. Ah ternyata sudah pukul 00.30 dini hari.

Ia mendudukkan dirinya, sesekali ia memukul kepalanya. Rasa pusing itu datang kembali setelah sekian lamanya.

Roza mencepol asal rambutnya, ia menyalakan lampu kamarnya dan turun kebawah untuk mengambil segelas air.

Saat ia sampai didapur, pusing itu kembali menyerang lagi dan membuat Roza harus duduk sebentar.

"ck, nyusahin mulu" ucapnya dan langsung berjalan kekamar.

Roza duduk dibangku meja belajarnya, ia mengeluarkan beberapa obat dan meminumnya. Kemudian ia membuka lembaran kecil yang bertulis Rozalia Athena.

Roza kembali membaca surat itu, surat yang ditulis oleh dokter kesayangannya. Dokter yang selama ini selalu menyemangatinya dengan berbagai cara.

"huftt, kangen dokter ganteng" ujarnya sambil menghapus air matanya:)

***

JANGAN LUPA VOMENT NYA!!

GIMANA SAMA PARTNYA BRO??

SPAM KOMEN DULU DONG!!

KAPAN MAU NEXT PART??

(@cyntiafafuana)

Roza Untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang