CHAPTER 40

1.1K 41 4
                                    

[ CHAPTER 40 : Anyer ]

H A P P Y   R E A D I N G

Kini, enam orang itu sedang bersantai menikmati indahnya pantai anyer. Canda gurau sudah ia lemparkan. Dari Aidan yang nyungsep serta Adam yang ditampar oleh bule karna mendekatinya. Bukan hanya mereka, namun ada 20 anak CAKRAWALA yang ikut. Memang ini acara milik CAKRAWALA, dan di izinkan untuk membawa kekasihnya. Termasuk Samuel yang membawa Rere:)

"ada yang aneh gak si sama Oja?" tanya Rio sambil mendudukkan badannya. Ia menatap sekelilingnya yang kini sudah mengangguk.

"ngejauhin kita semua ya kan? Udah gitu kalo dichatt gak dibales. Dibaca aja enggak" ujarnya lagi yang justru membuat mereka tersadar. Benar, selama ini Roza tidak pernah membalas pesan mereka. Telfon saja tidak diangkat.

Adam melirik Rere yang justru membuat teman sekelasnya itu gelisah, "lu gak sembunyiin sesuatu dari kita kan Re?" tanya Adam dengan nada intimigasi dan mata yang menatap sinis kearah Rere.

Rere menggeleng. Sumpah demi apapun, Rere juga tidak tau apa yang terjadi sama sahabatnya itu. Kalian lihat sendiri kan, kalo Rere menyampiri Roza, pasti Roza akan berpamitan gitu saja.

"serius, gue gak tau apa-apa Dam" jawabnya dengan jujur.

Adam menggelengkan kepalanya, ia menatap nyalang kearah Rere dan Samuel. "bahkan Oja dirawat di rumah sakit aja kalian gak kasih tau ke kita" ujarnya yang justru membuat kedua pasangan itu terkejut.

"lu-" ucapnya terputus kala suara berat milik Adam memotong ucapnnya.

"gue tau. Lebih tau dari apa yang kalian liat." jawabnya yang membuat Rere menundukkan kepalanya. Adam menarik napas, kelima orang itu sudah menatap Adam dengan serius. "lu gak tau kan, Oja setiap malam kayak apa? Lu gak tau kan? Seberapa banyak obat yang harus dia minum dalam sehari? Dia yang selalu nampilin senyuman nya untuk terlihat baik-baik aja cukup membuat dirinya kuat sampai sekarang" ujarnya dengan milirik Raka.

Adam tersenyum, "tapi enggak untuk sekarang. Saat orang yang dia cintai justru merusak semuanya" ujarnya yang membuat semua orang menatap Raka. Raka yang ditatap hanya menghembuskan nafasnya.

Rere menatap Raka tajam, "kalo gak suka bilang Ka! Jangan diem terus akhirnya lu nyakitin Roza. Punya hati gak si lu ha?" ucapnya dan menampar pipi sebelah kanan Raka. Semua terkejut, namun mereka juga tidak ingin memberhentikan adegan ini. Biar lah, untuk kali ini, Raka butuh pelajaran.

***

Pagi di Anyer ini sangat membuat kelima lelaki tampan itu terpesona. Mereka baru pertama kali menggelarkan acara seperti ini bersama-sama. Jarang sekali mereka pergi bareng seperti ini.

"Oja gak aktif mulu kenapa si?" tanya Aidan sambil melempar ponselnya ke Adam.

Adam mendengus, jangan kan Aidan. Chatt dari dirinya saja tidak balas. "oh sama kalo gitu" jawabnya dengan santai. Ia merubah duduknya, "gue agak bingung sih. Pas 2 bulan Oja berubah, ada nomor baru yang masuk kedalam group kelas. Gak aktif, tapi setiap nanya soal dia bakal jawab. Eh pas selesai ujian, dia keluar" ujarnya yang langsung mendapatkan pukulan dari Rio.

"YA LU MIKIR LAH DAM, ITU PASTI OJA!" teriaknya yang disetujui oleh yang lain. "udah cepet telpon aja" suruhnya yang langsung dilaksanakan oleh Adam.

Adam meng-lockspeaker, mereka semua sudah berharap lebih dalam hal ini. Namun sayang, hasilnya nihil. Adam terus berusaha, hingga akhirnya Adit --- abangnya menelfonnya.

"kunaon maneh?" tanya Adam sambil menjauh dari teman-temannya.

"jemput gue bangsat, lu dimana ha?" ujar Adit dengan nada kesalnya. Bayangkan saja, ia sudah sampai di Indonesia tepat pukul 12.30 , namun adik laknatnya itu belum juga menjemput dirinya.

"naik taxi aja si, ribet banget" jawab Adam yang langsung membuat Adit mendengus.

"uang gue masih German, udah cepet jemput. Capek kaki gue" pintanya yang malah terdengar suara kekehan dari Adam.

"sorry banget bang, gue lagi di Anyer sama anak-anak. Jalan kaki ada baiknya bang" ujarnya yang langsung mematikan ponselnya sepihak. Ia bergedik ngeri kala membayangkan wajah marah abangnya itu. Iya, Adit kalo sudah marah kayak bagong! Serem naudzubillah.

***

Raka berjalan santai di pinggir pantai. Pikiran dengan hatinya tidak tenang kala ia mengingat kejadian yang semalam dan tadi pagi. Dimana Roza telah mengganti nomor dan benar-benar menjauhi dirinya. Apa ini yang dinamakan karma buat dirinya? Jika memang, bisakah ia membuat Roza kembali untuk dirinya?

"gua jahat banget ya" ucapnya sambil menatap ombak.

"bahkan, saat gua gak peduli sama lo. Justru lo selalu ada buat gua, tapi gua bikin lo sakit hati" ujarnya yang kini sudah menundukkan kepalanya. Ia mendudukkan dirinya dipasir pantai. Ia memeluk kakinya sambil menikmati udara pagi.

"gua butuh lo, Roza." ucapnya yang kini merogoh sakunya untuk mengscroll chattan nya.

Menyesal. Itulah yang selalu Raka katakan pada dirinya. Ia sudah terlalu jahat untuk Roza, bahkan disaat Roza selalu ada disampingnya, ia tidak pernah menganggap kehadiran Roza. Namun saat Roza menjauhi dirinya, ia benar-benar merasa kehilangan.

"apa gua bisa bikin lo balik lagi Ja?" tanya yang kembali bangkit dan melanjutkan acara kelilingnya :)

***

JANGAN LUPA VOMENTNYA!!!

GIMANA SAMA PARTNYA??

YU KOMEN YUUU

KAPAN MAU NEXT PART??

Roza Untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang