CHAPTER 27

1.1K 41 0
                                    

[ CHAPTER 27 : Kangen -Alan ]

H A P P Y R E A D I N G

"dok, saya gak mau ya ke rumah sakit. Anter Oja ke rumah, cepat putar balik!" ujar Roza sambil menatap tajam dokter Adit.

Adit hanya diam, ia tidak peduli dengan teriakan Roza yang sedari tadi.

Roza menggoncang lengan Adit yang membuat Adit harus menyeimbanginya.

"berhenti gak?" ucap Roza sambil terus menggoncang tangan Adit.

"lepas Roza" ucap Adit yang penuh penekanan. Roza menggeleng, ia terus menggoncang yang membuat Adit harus menepikan mobilnya.

"apa? Apa mau kamu?" tanya Adit yang menggusap wajahnya kasar.

Roza diam, tangannya juga sudah tidak memegang lengan Adit. Entah kenapa ia jadi takut sekarang.

"puter balik. Roza gak mau ke rumah sakit" cicitnya sambil menatap Adit. Matanya sudah berkaca-kaca, tanda dirinya sedang takut.

Adit menghela napasnya, ia memejamkan matanya untuk meredamkan emosinya yang sebentar lagi akan meledak.

"kenapa?" tanya Adit dengan suara beratnya. Matanya masih terpejam.

Roza terdiam. Cairan bening itu mulai membasahi pipinya.

"hasilnya pasti buruk! Roza gak mau" jawabnya dengan sesenggukan.

Adit membuka matanya, tangannya berniat untuk mengelap air mata gadis itu, namun ditepis oleh Roza.

"j-jangan, Roza takut" cicitnya sambil menunduk.

Adit diam. Ia juga tidak berbicara lagi, ia langsung menjalankan mobilnya dan putar balik. Selama perjalanan itu juga, tidak ada pembicaraan. Hanya ada suara radio yang menemaninya.

***

Roza turun dari mobil Adit, ia tersenyum dan melambaikan tangannya.

"makasih dok, hati-hati" ujarnya yang diangguki oleh Adit.

Setelah memastikan bahwa Adit sudah jauh, Roza pun segera melangkah kedalam rumahnya.

"non" panggil bi Ami sambil membantu Roza berjalan.

Roza tersenyum, kemudian ia mendudukkan bokongnya disofa keluarga.

"air putih ya bi" ucapnya yang langsung diangguki oleh bi Ami.

Roza melepaskan jaket milik Raka dan menaruhnya disamping. Ia juga langsung melihat kemejanya yang sudah dipenuhi darah. Sedangkan kemeja milik Raka ia kembalikan kepada sang pemilik, dirinya cukup pakai jaket milik Raka untuk menutupi kemejanya yang kotor.

"Roza capek" cicitnya sambil membuang nafasnya.

***

Malam ini, Roza hanya berkutik dengan selimutnya. Badannya terasa dingin ditambah derasnya hujan diluar.

"huhh, dingin banget" ucapnya sambil mengusap tangannya.

Ia memejamkan matanya, berharap bisa tidur nyenyak di malam ini dan besok pagi sudah kembali seperti biasanya.

"bangun, minum dulu" ucap seseorang dari arah pintu yang harus membuat Roza membalikkan badannya.

Roza diam, otaknya loading. Dengan senyuman yang mengembang, dirinya langsung berlari dan menubruk badan dokter Alan nya.

"kangen" cicit Roza yang masih mencari kehangatannya disana.

Alan tersenyum, ia juga membalas pelukan pasiennya. Selama disana, Alan selalu bertanya kabar tentang keadaan Roza kepada Adit. Dan tadi pagi, dirinya sampai di Indonesia.

Alan menggendong badan mungil Roza dan membawanya keatas kasur, ia juga menarik selimut Roza.

"minum" ujarnya yang langsung diangguki oleh Roza.

Roza memberikan gelas itu, "udah selesai belajar nya?" tanya Roza.

Alan menggeleng, ia kesini hanya sekedar liburan saja. Lagi pula, liburannya tinggal seminggu ini. 3 minggu yang kemarinnya, sudah ia habiskan dinegeri sana:)

"hanya seminggu disini" jawabnya yang diangguki Roza.

Roza menatap manik mata dokternya,ada rasa sakit,khawatir,kecewa,sedih dan lainnya disana. Roza menunduk,cairan beningnya itu kembali turun dan embasahi pipinya.

"ststst,kenapa hm?" tanya Alan sambil menarik tangan Roza kedalam dekapannya.

Tangannya mengelus rambut hitam milik Roza,ia juga mengecup pucuk kepala pasiennya itu. "besok kerumah sakit ya?" tanya nya yang membuat Roza mendongakkan kepalanya.

Roza menggeleng. Ia sudah tau kalo dirinya tidak baik-baik saja. "engga,Oja masih kuat kok! Kemarin banyak pikiran kak" jawabnya yang membuat dokter Alan menghembuskan nafasnya.

"okai kalo itu mau kamu. Kalo gak kuat,besok gak usah sekolah. Biar Adit yang izinin kamu" ujarnya sebelum berpamitan yang diangguki oleh Roza.

"makasi ya dok" ucapnya

Tanpa Roza sadari, ada seseorang yang mengintip dari balkon kamarnya. "segitunya ya Ja harus pura-pura kuat" ucap seseorang itu dan melompat kembali.

***

JANGAN LUPA VOMENT NYA!!!

GIMANA SAMA PARTNYA??

YU KOMEN YUUU

KAPAN MAU NEXT PART??

Roza Untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang