CHAPTER 45

1K 45 1
                                    

[ CHAPTER 45 : Raka ]

H A P P Y R E A D I N G

Setelah kejadian bertemunya Raka, ia langsung mencari sosok saudaranya itu. Roza duduk disebalah Arga yang sedang bermain ponsel, "Ga, lo tau orang ini gak?" tanya Roza sambil melihatkan foto Raka yang sempat ia ambil di masa SMA nya.

Arga melirik, kemudian mematikan ponselnya. "Raka Christian. Lelaki tampan yang menjadi para incaran kaum hawa, dia juga termasuk jejeran cogan disini" ujarnya yang membuat mata Roza membola.

Roza meneguk liurnya, "fakultas?" tanya Roza dengan tatapan yang sulit diartikan.

Arga tersenyum, "matematika. Gue sempet ngobrol sama dia, gak banyak sih. Tapi orangnya asik meski dingin" ujarnya yang membuat Roza langsung menonjok lengan saudaranya itu.

Arga meringis, ia menatap Roza dengan tatapan nyalang. "sakit Lia! Kenapa sih? Ada masalah emangnya?" tanyanya beruntun yang justru membuat Roza menghela nafasnya. Jengah. Ia tak habis pikir dengan saudaranya itu, padahal setahun yang lalu Arga mematikan acara vidio call nya dan pasti melihat wajah Raka. Apa dirinya lupa?

Roza mengetuk kepala Arga yang kosong, "lupa? Dia yang gua vidio call setahun yang lalu" ujarnya yang membuat Arga sedikit mengingat. "lo yang matiin, masa lupa" ucapnya dengan menyindir saudaranya itu.

Arga tersenyum senang kala ia bisa mengingatnya, "AH IYA, bener! Lupa gue Li. Yang kemarin gue gak terlalu liat jelas, soalnya langsung matiin aja. Kalo yang sekarang jelas banget" jawabnya dengan semangat.

Roza diam, ia menatap saudarany penuh harap. "lo jangan ngomong yang aneh-aneh ke Raka paham?" tanya Roza yang dianggukkan oleh Arga.

"siap nyonya Lia" ujarnya sambil merangkul saudarinya dengan kasih sayang sambil mendengar kan Rendy yang sedang memberikan webinar.

***

Rendy memberikan air mineral kepada Roza, "minum" ujarnya yang langsung dilaksanakan Roza.

Roza meneguk air itu hingga setengah, ia juga tak sengaja bertemu dengan manik mata Rere yang membuat hatinya kembali berdenyut. "dia sahabat kamu bukan?" tanya Rendy yang diangguki Roza.

Rendy mengelus rambut Roza dengan kasih sayang, "udah jangan dipikirin. Pulang" ujarnya sambil menggenggam jari mungil Roza.

Rendy, Arga dan Roza jalan secara bersamaan. Mereka juga tersenyum kala beberapa orang menyapa mereka bertiga.

"bang Rendy!" panggil Raka yang justru membuat detak jantung Roza berpacu lebih cepat.

Rendy yang dipanggil pun menengok kebelakang, ia tersenyum kala teman kecilnya berlari kearahnya.

"minta alamat dong" sodor Raka sambil menatap Roza yang hanya diam ditempat. Banyak pertanyaan diotak Raka kala ia melihat genggaman tangan Roza dengan Rendy.

Rendy mengangguk, ia mengetikkan pesan untuk adik kelasnya. "udah tuh" ucapnya namun tidak ada balasan dari sang empu.

Rendy berdecak, "gak usah pandangin dia kayak gitu" tegur Rendy yang membuat Raka sadar.

Raka meringis, "sorry bang. Dia kayak orang yang gua kenal" ujarnya dengan menatap sendu kearah Roza.

Rendy melirik kedua orang itu ia tersenyum kecil saat pemikirannya melayang kemana-mana. "kenal?" tanya Rendy yang dibalas gelengan kepala oleh gadis itu.

Raka membuang wajahnya ke sembarang arah, ia tak mau menatap manik abang nya itu. "gua duluan bang" pamitnya yang tak dibalas oleh ketiga orang itu.

***

Roza yang hanya diam dan menatap ke belakang itu membuat Rendy pindah duduk ke belakang. "temen?" tanya Rendy dengan tiba-tiba.

Roza menatap orang disebelahnya dengan horor, tidak Rendy tidak Arga, keduanya sama-sama suka mengagetkan! "calon pacar" ucapnya yang justru membuat Arga berhenti mendadak.

Arga menegok kebelakang, ia menatap tak percaya saudarinya itu. "gak usah aneh-aneh" ingatnya dan langsung menjalankan kembali mobilnya.

Roza mencibir, kemudian ia melihat kearah jendela dan menikmati suasana perjalanannya ini. Ia tersenyum kecil kala mengetahui Raka satu universitas dengan dirinya. Hanya beda fakultas, tak masalah baginya.

Ia mengerutkan keningnya, jika Raka masuk sini, apa keempat sahabatnya juga masuk sini? Atau bahkan Rere juga berada di universitas yang sama? Rasanya ia ingin kembali ke German jika seperti ini!

Roza berdeham, "Ga? Boleh cerita tentang Raka?" tanya nya yang membuat Arga melihatnya dari kaca. Arga mengerutkan keningnya tak paham.

Roza mendengus, "yang lo tau tentang dia selama disini. Kayak dia pergi sama siapa aja gitu, mungkin udah punya pacar?" ucapnya sambil meringis kala mengucapkan kalimat akhirnya.

Arga terkekeh, ia menepuk pundak Rendy untuk bercerita. "ceritain bang, lu lebih tau dari gue" ujarnya yang diangguki Rendy.

Rendy tersenyum, "Raka belum punya pacar Ja. Kalo kata sahabatnya, dia masih stuck sama seseorang yang dimasa SMA nya. Raka juga masih sama, kemana-kemana selalu bareng keempat sahabatnya. Oh iya, mereka semua satu universitas sama lu. Beda fakultas aja" ujarnya yang membuat Roza tersedak liurnya.

Rendy mengingat kembali saat ia bertemu teman kecilnya, "oh iya. Beberapa hari yang lalu ada yang ke rumah, nyari lu Ja. Dan satu cowok yang gak gue kenal sih. Anak Bogor, kalo gak salah Adam namanya" ucapnya yang diangguki oleh Roza.

"heum, Adam. Saudaranya Aidan" ujarnya yang langsung membuat Rendy menoleh.

Rendy menatap Roza dengan tatapan anehnya, "apa jangan-jangan lu yang bikin es berjalan itu gak bisa buka hati?" tanya Rendy dengan alis yang menaik-turun. Menggoda.

Arga tertawa kala melihat saudarinya salting, jarang-jarang ia melihat saudarinya seperti ini. "kejar Ja" timpalnya yang disetujui oleh Rendy.

***

JANGAN LUPA VOMENTNYA!!!

GIMANA SAMA PARTNYA??

YU KOMEN YUUU

MAU KAPAN NEXT PARTNYA??

Roza Untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang