29. H A N

4.1K 255 5
                                        

Suara bayi dan decitan piring terdengar di ruang makan. Dimana pasutri dan anak bayi yang di beri makan tengah berada di meja makan untuk makan siang

"Kamu serius gak kesusahan urus anak?" Tanya Abraham khawatir terhadap istrinya yang selalu sibuk mengurus anak

"Aku malah senang urus anak. Kamu tidak usah khawatir aku senang kok"

Abraham melanjutkan menyuapi istrinya dan dirinya. Gadis kecil dalam pelukan Anjani tak henti-hentinya tertawa. Bayi imut yang menginjak 9 bulan itu

"Assalamu'alaikum!" Salam dua anak yang baru saja pulang sekolah

"Wa'alaikumussalam" Jawab Anjani dan Abraham bersamaan

"Kebetulan kalian pulang siang, langsung makan sini" Ajak Anjani kepada dua anaknya

Gadis 13 tahun itu menarik kursi untuk ia duduki dengan wajah kesal sedangkan abang nya malah memilih duduk dekat dengan bundanya

"Kalian marahan lagi?" Tanya Anjani karena sudah paham gelagak anaknya jika marahan

"Abang duluan, disekolah gak pernah biarin Huma bebas. Semua teman gak mau deket Huma karena abang, katanya takut sama abang. Padahal Huma cantik jadi banyak yang suka" Aduh Humaira kepada bundanya dengan tujuan agar Abang nya dapat marahan

Bukannya dapat marahan Anjani hanya mengangguk saja sehingga membuat Humaira semakin kesal

"Humaira sini dekat ayah" Pintah Abraham yang dilaksanakan dengan cepat oleh Humaira

"Ada apa ayah?"

"Huma dulu persis kaya ayah selalu terbar pesona kalau disekolah bahkan banyak yang suka" Jelas Abraham sambil mengusap lembut puncak kepala Humaira

"Nah kan bang! Ayah aja banyak yang suka karna ganteng. Huma yang nyatanya emang cantik gak boleh diem dong" Ucap Humaira bangga

"Ets... tapi Huma gak boleh ikutin Ayah, Huma itu perempuan harus menutup aurat"

"Tapi Huma pake jilbab kok" Elak Humaira

Diam diam Abreyhan menatap Humaira sinis "Pake sih pake, tapi centil nya sana sini. Itu yang bikin abang gak suka Huma sendirian" Cemooh Abreyhan

"Ayah setuju sama kata abang"

"Hem, Huma diem ah"

Diam diam Anjani tertawa melihat interaksi ayah dan anak-anak yang selalu lucu di matanya

"Bunda Abay mau gombal" Izin Abreyhan sebelum siap menggoda bundanya lagi begitu juga untuk membuat ayahnya emosi

Abraham menghela nafas kalau Abreyhan sudah ingin menggoda istrinya jatoh nya ia malah marah karena tak suka

"Bunda itu... Kalsium, nitrogen, titanum dan kalium" Ujar Abreyhan memulai gombalan nya

Abraham yang mengerti malah tak suka "Abang! Ayah gak suka ya kalau Abang goda istrinya ayah!"

"Apasih yah! Cemburuan banget!" Ledak Abreyhan

"Bunda tidak mengerti soal ipa" Jujur Anjani

Abreyhan tersenyum simpul "Itu semua elemen kimia. Dimana, kalsium itu CA, nitrogen lambangnya N, titanum simbolnya TI terus kalium yang lambang nya K. Sudah ngertikan bunda?"

"MasyaAllah... cantik? Bisa-bisanya ngegombal pake pelajaran" Puji Anjani hanyut dalam gombalan anak pertamanya

Abreyhan menatap ayahnya bangga karena dengan sedikit gombalan ia sudah meluluhkan hati bundanya sedangkan Abraham yang dimana Abreyhan sudah tau semua kisah cinta ayahnya sengaja memamerkan kalau dirinya lebih pandai dalam menaklukkan bundanya dari pada ayahnya dulu

"Ayah juga punya sebenarnya udah lama sih" Ucap Abraham tak mau kalah

"Apa?"

"Kamu itu seperti rukun islam yang ke-lima" Ujar Abraham memulai gombalan nya

"Kok bisa sih?"

"Iya, karena bagi yang mampu" Sambung Abraham ikut bangga karena istrinya tertawa

"Kenapa sih ayah sama bunda bisa uwu uwu!?" Tanya Humaira

"Karena Halal" Jawab Abraham

"Huma ingat yang halal didepan. Abis makan temenin abang main game" Suruh Abreyhan lalu menyelesaikan makan siang nya

● ● ●

Abraham membuka pintu kamar putranya yang ternyata Abreyhan sedang belajar sendiri dengan berbagai macam buku bahkan sampai ada buku dengan bahasa Jerman

"Ayah masuk..." izin Abraham

Abreyhan menoleh sedikit lalu kembali fokus pada buku nya "Ada apa Ayah?" Tanya Abreyhan

"Lagi sibuk ya?" Tanya Abraham

"Gak cuman main doang" Jawab Abreyhan santai

Abraham menjadi bingung yang ia lihat putranya sedang belajar kenapa jawabannya malah bermain

"Main apanya?"

Abreyhan menunjuk buku-buku nya "Main sama buku"

Abraham berdecak

"Ambisi abang emang apa kedepannya?" Tanya Abraham yang semoga saja dijawab dengan masuk akal

"Gak ada ambisi pada diri Abay" Jawab Abreyhan enteng

"Senang senang aja gitu?"

Abreyhan menutup bukunya lalu menatap mata ayahnya yang terlihat sama persis dengan matanya sendiri. Wajah mereka bisa dibilang hampir mirip, sama sama terlihat galak

"Abay hidup sesuai minat"

Baiklah Abraham akan berhenti bertanya, seraya mengusap rambut putranya ia berucap "Lanjut belajar nya, mau ke Jerman kan?"

Abreyhan mengerutkan keningnya "Siapa yang bilang?"

"Tuh buku bahasa jerman" tunjuk Abraham

"Abay mau tinggal di Skotlandia, buku bahasa jerman cuman iseng-iseng doang"

"Alan hansen dong, idola ayah tuh" Cemooh Abraham

"Abay mau keliling Royal mile" Ungkap Abreyhan

"Ntar ayah bantu"

"Gak usah!"

Abraham bangga terhadap anaknya yang satu ini, bahkan terlalu rumit baginya untuk paham kepada Abreyhan yang masih berumur 15 tahun.

H A N :  HUMAIRA, ABREYHAN, NARIYA》

END●

ABRAHAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang