09. "Maaf Fatim"

2.2K 279 0
                                        

Mendekat
Belum tentu
Menetap

•••

Masih terus melihat gadis itu dari 10 menit yang lalu, dan Abraham tau jika yang ia tatap itu risih toh Abraham hidup sesuka hati bukan dengan tugas hidupnya

Ia hampiri gadis yang tengah membantu Bi Sasi "Coklat nya udah kamu makan?" Tanya Abraham yang dibalas dengan gelengan kepala

"Kenapa!" Sentak Abraham tak suka dengan jawaban Anjani dan sekarang malah tak dibalas "Fatim!" Panggil Abraham dengan nada tinggi

Bi Sasi yang melihat itu mengerti dengan apa yang Anjani rasakan sekarang, Anjani tak suka dan terusik dengan sikap Abraham yang begitu memaksa "Nak Abraham mau apa?"

Abraham menoleh ke BI Sasi lalu tersenyum jahil "Aku mau Fatim bi"

"Saya sedang sibuk" Ujar Anjani tak menoleh kemana mana sibuk dengan buah yang ia potong

Abraham menghela nafas kesal, ia rasa Anjani marah karena kejadian kemarin sore "Bi Sasi, kalau aku lamar Fatim boleh?" Tanya Abraham tegas

Bi Sasi terlihat mengerutkan keningnya tak percaya dengan ucapan Abraham yang begitu tegas dan seperti memang jujur "Wah nak Abraham kalau bercanda bi-"

"Aku gak bercanda Bi!"

"Mau lamar siapa kamu, sekolah ajah belum bener apa lagi ngajinya. Pake acara mau lamar Anjani" Ejek Adila yang sedari tadi mendengar apa yang putra nya katakan

"Bunda Ahh! Bukannya bantu Abraham malahan ejek aku!"

"Lah kan emang kamu kaya gitu. Anakku sayang" Adila mengusap rambut putranya yang merajuk

"Sebaiknya permantap dulu sholat dan ngajinya. Allah suka manusia seperti itu" Ujar Anjani memberi senyum bukan kepada Abraham tapi ke Adila

"He'em uhuk" Batuk Adila meledek Abraham lalu meninggalkan dua bocah itu

"Tadi kamu kasih kode ke aku? Buat bisa ngelamar kamu?" Ucap Abraham senang

"Tidak!" Sentak Anjani

"Aku minta maaf"

"Saya sudah maafkan" Anjani menoleh sedikit lalu kembali dengan tugasnya

"Terus kenapa jutek banget ketus lagi"

"Saya masih marah"

Abraham menghela nafas panjang lalu mendekati Anjani "Terus aku harus gimana supaya kamu gak marah? Nikahi kamu? Cium kamu? Atau apa?"

"Jauhi saya" Jawab Anjani sembari menjauhi Abraham

Abraham jongkok tiba tiba di dekat Anjani dengan wajah malas bak anak kecil yang merengek minta kasih sayang "Yah kalau itu aku bisah mati kalau gak bisa dekati kamu terus. Itu udah jadi prioritas aku!"

"Abraham!" Sentak Anjani menahan marah ingin sekali memukul wajah Abraham

Abraham menyengir kuda "kenapa sayang?" Dengan bibir manyun nya

Anjani menunduk dalam karena sempat bersitatap dengan Abraham. Lalu karena tak ingin berbicara lama dengan Abraham ia buru buru masuk kedalam kamar

"Fatim ihh kamu ihh gak suka ihh. Fatim ihhh" Abraham menghentakkan kakinya sebal

Didalam kamar sana Anjani sedikit tertawa dengan kelakuan Abraham yang seperti anak kecil. Kalau di pikir pikir Anjani tersipu saat Abraham mengatakan ingin melamarnya "Astaghfirullah, kenapa mikirin dia?" Anjani menggeleng kan kepalanya agar tak memikirkan Abraham

ABRAHAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang