18. Kebahagiaan setelah berkelahi

1.8K 227 1
                                    

Anjani masih diam di tempat sambil mendengarkan pidato yang di sampaikan kepada siswa siswi yang fames di sekolah

Dua jam berlalu Abraham tak kunjung datang padahal acara sudah mau selesai. Anjani kebingungan dan bosan

Tiba tiba datang seorang gadis berpakaian ala selebriti yang tak lain adalah salah satu siswi di sekolah "Hai" sapahnya lembut

Anjani membalasnya dengan senyum ramah

Gadis itu memberikan Anjani minuman "ini gue bawah dua" Ucapnya

"Makasih"

"Gue liat lo disini mulu, nungguin orang yah?" Tanyanya

"I-iyah"

Tanpa seizin Anjani tangannya di tarik agar ikut berjalan bersama gadis itu "Temenin gue jalan jalan" Pintahnya tegas

Berjalan cukup jauh Anjani juga bingung disini, dimana tempat gadis itu membawa nya sedikit berbeda dengan orang orang yang ada di dekat panggung

Tempat ini lebih banyak pemuda bisa dibilang mereka ber-geng

"Ehh maaf, saya kembali ke sana saja yah" Ucap Anjani kikuk

"Tunggu dulu, gue ketemu temen dulu terus kita balik" Ucapnya memohon

Anjani lagi lagi mengangguk tak enak jika menolak

Sampai gadis itu melambaikan tangannya keatas seperti memanggil seseorang mungkin itu temannya

"Hai Ray!"

Orang dengan nama Ray itu datang dengan satu orang yang berjalan tidak beraturan. Seperti orang mabuk

Anjani yang tau jika Ray itu cowok jadi ia tundukkan kepalanya "Udah lama nunggunya?" Tanya Ray

Anjani masih diam sambil memainkan tangannya. Gadis yang mengajak nya itu terus berbicara dengan temannya sedangkan Anjani sangatlah terusik dengan keberadaan pemuda yang sangat dekat dengannya

Hap~

Badannya kaku, lengan pemuda yang seperti sedang dalam keadaan mabuk itu melingkar di pinggang dan lehernya

Anjani sontak saja melawan, mendorong keras tubuh pemuda itu agar lepas darinya

Semua orang yang ada disana melihat kearah Anjani. Mantapnya dengan tatapan aneh, tatapan seperti melihat penjahat

"Astaghfirullah" Gumam Anjani

Wajahnya takut, Anjani merasa berdosa di peluk oleh pemuda itu. Ia berdiri dengan tubuh yang hampir ambruk

"Lo kenapa dorong temen gue!" Sentak Ray murka

Anjani menunduk dalam mendapat ucapan keras dari Ray. Harusnya mereka semua membela Anjani yang dipeluk paksa dan tiba tiba bukannya membela orang yang salah

"Kalian semua gila! Itu dosa, zina!" Ucap Anjani geram

Banyak yang tertawa tak jelas "Zina katanya?"

"Lo kampung banget" sindir gadis yang membawa Anjani itu

Tanpa diduga pemuda yang bernama Ray itu menggenggam tangan Anjani erat "Lo harus bantu temen gue! Bawah dia pulang" suruh Ray

Anjani memberontak, memukul-mukul tangan Ray

"Apasih!" Teriak Ray lalu menjatuhkan Anjani kelantai

Anjani manangis menerima perlakuan semua orang. Tidak ada yang membelanya atau bahkan membantunya pergi dari tempat haram ini

"Hiks...hiks"

Ray berjalan mendekati Anjani tapi dengan gercep gadis yang membawa Anjani itu menghalangi jalan Ray agar tidak memukul Anjani "Ray udah! Kasian dia" sentakannya

Anjani hanya bisa menangis berharap ada yang membantunya

"Dih cuman dipeluk juga"

"Astaga gak pernah di peluk dia?"

"Dia tuh beruntung di peluk Cowo keren"

Anjani mendengar semua cemoohan orang orang yang baginya semua itu salah. Apa harus bangga di peluk pemuda keren?

"Siapa yang peluk Fatim!" Teriak seseorang keras

Anjani menghapus air matanya saat tau bahwa Abraham lah yang berteriak itu, siapa lagi orang yang memanggilnya Fatim selain Abraham

Semua orang yang berkerumu ditempat ini menjadi diam, takut dengan Abraham

"Gue! Mau apa Lo?" Jawab Ray

Abraham mendekati Ray. Mereka berdua berdiri di tengah banyaknya Kerumutan
"Mau mati Lo!" Ucap Abraham murka

"Cih" Ray tertawa kecil

Bugh

Tangan yang sudah terkepal kuat itu jatuh tepat di tulang pipi kanan milik Ray menyebabkan goresan

Ray yang yang jatuh terlentang di lantai membuat Abraham lebih mudah untuk memukul terus wajah Ray

Dan bodohnya tidak ada seorangpun yang ingin menghentikan mereka berdua. Malahan ada yang sibuk merekam, memberi support, dan menonton dengan heboh

"Abraham sudah" ucap Anjani lirih

Anjani tarik lengan kemeja Abraham sedangkan Abraham masih asik memukuli wajah Ray

Anjani sudah tidak bisa berbuat apa dengan terpaksa ia tarik lengan Abraham dengan keras "Abraham sudah!"

"Gak! Kalau dia meninggal aku akan berhenti!" Jelas Abraham

"Abraham saya mohon"

"Aku cinta sama kamu Fatim! Aku gak mau orang brengsek seperti dia nyentuh kamu!"

Anjani menghela nafas pasrah "Sudah Abraham, saya juga cinta sama kamu" Ucap Anjani terdengar jelas di telinga Abraham

Abraham berhenti memukuli wajah Ray yang sudah dilumuri lebab dan darah begitu juga dengan tangan Abraham yang sudah sakit dan merah

Abraham merebahkan tubuhnya di samping Ray yang tergeletak tak berdaya. Anjani, dia duduk tepat di samping Abraham yang baring dengan senyum lebar sambil menatap nya

Seketika semua orang bubar karena perkelahian sudah berakhir. Sungguh orang-orang tak punya perasaan

Pada akhirnya pernyataan yang sudah sangat lama dia rahasiakan terungkap begitu saja dengan tidak ada niatan dan sebelum Anjani pikir terlebih dahulu bagaimana kedepannya jika ia berkata jujur tentang perasaan

"Aku gak nyesel mukul dia" Ujar Abraham terengah-engah

Anjani berdiri lalu pergi dari tempat itu dengan perasaan yang tak karuan.

ABRAHAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang