17. Siapa yang peluk Fatim?

1.8K 224 0
                                    

Di bukanya mukenah putih miliknya setelah sholat, berzikir dan berdoa. Karena malam ini ia akan pergi ke prom night jadi Anjani memilih mengolesi sedikit bedak di wajahnya hanya bedak

Lalu memakai jilbab kesukaannya di tambah dengan gamis pemberian bunda Abila tadi sore

Sedangkan yang diluar sana, seseorang yang setia menunggu sambil memakan permen karena sudah terbiasa

Abraham sudah melupakan rokoknya dan mengubah permen menjadi cemilan jika sedang berdiam diri

Sambil memakan permen sesekali Abraham melihat tampilannya di layar iPad miliknya

Sambil memakan permen sesekali Abraham melihat tampilannya di layar iPad miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah tampan pokoknya" pujinya sendiri

"Uhhh cakep nya Abang ku ini" Ucap Aneska yang tertawa kecil di belakang Abangnya yang terus melihat pantulan dirinya

"Ngapain kamu disitu?" Tanya Abraham melihat Aneska di layar iPad nya

"Liatin Abang yang so'cakep!" Sindir Aneska lalu pergi tak lupa mengikuti gaya Abraham saat bercermin

"Dih ngikutin ajah!" Gumam Abraham lalu kembali melihat dirinya sambil merapikan rambutnya

"Wah! Kak Anjani cantik banget!!!" Teriak Aneska saat berpapasan dengan Anjani yang baru keluar kamar

Dan teriakan itu sanggup membuat Abraham menjatuhkan iPad-nya di lantai

"Abang! iPad nya mahal itu!" Teriak Aneska lalu berlari menghampiri Abraham untuk mengambil iPad yang jatuh untuk ia bawah ke kamarnya untung untung bisa ia pakai

Abraham berdiri tak berkutik melihat Anjani sedangkan yang dilihat seperti orang bingung tidak tau harus apa apa

Abraham berdiri tak berkutik melihat Anjani sedangkan yang dilihat seperti orang bingung tidak tau harus apa apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"MasyaAllah cantik banget" Gumam Abraham kagum dengan Anjani

"Abraham..." Panggil Anjani lirih agar Abraham bisa sadar dari diamnya

"Eh iya, apa?"

"Ali dan Ara sudah datang?" Tanya Anjani

Abraham menoleh kebelakang melihat keluar rumah. Tidak ada tanda tanda dua orang itu datang padahal ia sudah mengabari agar datang satu jam sebelum acara dimulai

"Kaya mereka udah di jalan" Jawab Abraham asal

"Assalamu'alaikum!" Teriak seseorang yang baru saja berdiri di ambang pintu rumah yang terbuka lebar

"Wa'alaikumussalam" Jawab Abraham dan Anjani

"Kuy berangkat!!" Ajak Ali lalu kembali menuju mobilnya

Sebelum keluar Abraham memberi kode agar Anjani ikut keluar dan kodenya hanya dibalas anggukan

Dan Abraham tau artinya itu tak lain adalah ia disuruh berjalan lebih dulu

"Ra! Duduk dibelakang sono!" Pintah Ali dengan nada tinggi

Ara keluar mobil dengan kesal munuju kebelakang untuk duduk berdua dengan Anjani

"Cantik banget kamu" puji Ara sambil mengusap punggung tangan Anjani

"Makasih"

Di perjalanan menuju tempat acara mereka hanya mendengarkan musik dan sesekali bicara agar keadaan tidak hening

"Gimana? Kalian berdua udah jalin hubungan sampe mana? Udah mau tunangan apa masih pacaran?" Tanya Ara melantur karena tidak tau mau bicara apa lagi

Abraham diam di tempat "Yang ada malah nyari dosa, kalau pacaran!" Sindir Ali

"Kita sebatas teman saja" Jawab Anjani jelas

Abraham menunduk ada perasaan aneh dan tidak suka dengan jawaban Anjani tapi semua itu ada benarnya

"Temen apa satu rumah?" Tanya Ara sambil tertawa

Anjani menatap Ara tak percaya. Ada apa dengan sikap Ara "Sa-saya hanya sebatas pembantu dirumah Abraham" Ucap Anjani jujur

"Pembantu?" Tanya Ali kaget begitu juga dengan Ara ia kira mereka dijodohkan

"Lo kenapa sih Ra? Nyari masalah?" Tanya Abraham emosi

Ara tersenyum geli dengan sikap Abraham "Gue gak apa apa" Jawabnya polos

"Astaghfirullah... Istighfar woy!" Ucap Ali mengingatkan sambil fokus mengendarai mobil

Anjani hanya bisa diam tidak ingin bicara agar masalah yang entah berawal dari mana tidak semakin besar

"Alhamdulillah sampe kita!" Ucap Ali gembira sengajah agar suasana yang memanas bisa redam diantar Abraham dan Ara juga Anjani yang dari tadi hanya diam

Mereka keluar bersamaan. Anjani jadi canggung untuk jalan bersama Ara yang terlihat sebal jadi mau tak mau ia berjalan tak jauh dari Abraham

Sampai didalam hanya beberapa menit Abraham bersama Anjani lalu ia izin pamit "Fatim... Aku tinggal bentar yah kamu hati hati ada apa apa teriak panggil aku. Oke?"

Anjani mengangguk pelan lalu melihat langkah kaki Abraham yang sudah menjauh. Kali ini ia hanya sendiri tidak tau harus berbincang dengan siapa

Ara tidak ingin bicara dengannya sedangkan ia tidak bisa memaksa Abraham agar di dekatnya terus

Abraham yang sedikit jauh dari Anjani berusaha terus untuk sesekali melirik gadis itu sampai dimana ia tidak melihat nya lagi

"Pasti hanya ke toilet, mungkin" pikirnya

Dua jam acara berlangsung pidato dan ucapan usai. Abraham tidak dapat menemukan Anjani berada

"Bram! Cepetan kesana Anjani nangis!" Teriak teman Abraham yang baru bergabung

Abraham berlari mengikuti temannya itu sampai di tempat itu. Dimana Abraham bisa melihat jelas Anjani terduduk dilantai sambil menangis sedangkan yang lain hanya melihatnya penasaran

"Apa salahnya cuman dipeluk?" Sindir seorang cewek di dekat Abraham

"Pe-peluk?" Gumam Abraham lirih

Tak sadar tangannya mengepal kuat lalu Abraham berjalan ditengah kerumunan

"Siapa yang peluk Fatim!" Teriak nya tak karuan


ABRAHAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang