28. Bersatu

3.2K 253 7
                                        

Abraham berjalan pelan agar tak membuat suara, di dapur sana ia melihat istrinya sedang memasak sesuatu pagi ini

Dan dengan manja nya Abraham memeluk Anjani dari belakang sembari mengusap perut rata istrinya
"Kangen..." Ujar Abraham dengan suara deep nya

Anjani biasa saja toh sudah merasa terbiasa dengan hal ini, Abraham selalu melakukan hal ini setiap dirinya memasak sesuatu terkadang juga Anjani sebal karena akan berakhir memasak makanan dengan waktu yang lama

"Mas... jangan ganggu deh" Kesalnya

Abraham tak menanggapi ia memilih menghirup aroma rambut istrinya "Suka banget sama bau rambut kamu. Wangi" Puji Abraham

"MasyaAllah..." Ucap Abila yang melihat pemandangan sungguh romantis di dapur

Pagi-pagi sekali Abila datang kerumah Abraham dan Anjani sudah biasa ia lakukan setiap sebulan sekali

Kedua pasutri itu dengan cepat berbalik kearah Abila sambil mengakhiri keromantisan nya di pagi hari

"Bunda? Kok kesini?" Tanya Abraham kakuh

"Bunda memang biasa nya kesini setiap bulan" Sindir Abila lalu melewati dua pasutri itu untuk menaruh sayur di dalam kulkas dan mengambil piring

"Anjani bantu bund" Anjani mengambil kotak kue yang Abila bawah

Abraham membawa bundanya duduk di meja makan untuk sarapan pagi "Kesini nya sedikit bunda" tanya Abraham

"Iya bunda gak bawah Aneska dia lagi sibuk sama kuliahnya" Jawab Adila

Kedua ibu dan anak asik bicara Anjani juga sibuk menyiapkan makanan untuk ibu mertua dan suaminya

"Di makan bunda..." ucap Anjani lembut

Adila mengambil roti selai untuk ia makan
"Sebenarnya bunda kesini mau tanya sesuatu sama kalian" Ucap Adila sambil mengunyah

Abraham seketika melirik Anjani dengan maksud bertanya siapa tau istrinya tau tapi Anjani hanya mengedikkan bahu tak tau

"Tanya apa bunda?"

"Itu loh, Anjani sudah isi? Sudah dua bulan loh pernikahan kalian" Cicit Adila sambil melirik berganti kedua orang didepan nya

"Isi? Isi apa?" Tanya Abraham

Anjani yang mengerti hanya bisa menunduk diam

"Hamil! Bunda sudah kepingin cucu" cemooh Abila

Abraham mengangguk-angguk paham. Mau jujur tapi tak enak jadi lebih baik ia diam saja. Pasalnya sampai sekarang sebenar nya dirinya belum menyentuh Anjani bukan karena tak tertarik atau semacamnya hanya saja masih sedikit canggung kalau hanya berdua dikamar apa lagi rumah tak ada siapa-siapa selain mereka berdua

"Ntar Abraham buatin bunda cucu yang banyak. Berapa?" Tanya Abraham bangga

"Yang banyak terus yang lucu-lucu" Jawab Adila polos

Abraham mengacungkan jempol dengan semangat

● ● ●

Malam...

Sedari tadi Abraham hanya memainkan laptopnya tak jelas padahal tak ada pekerjaan apapun. Selain itu matanya terus menoleh kearah Anjani yang terlihat biasa saja dengan buku-buku yang dibacanya

"Sayang... lagi baca buku apa?" Tanya Abraham

"Kitab cinta para istri" Jawab Anjani

Seraya mendekat Abraham malah tak sengaja melihat buku dengan judul kitab cinta malam pertama sehingga ia menelan salivanya

"Kamu punya buku begini?" Tanya Abraham memperlihatkan buku tadi

"Iya, semua buku ini aku pelajari" Jawab Anjani enteng

"Sebenarnya aku kepikiran soal ucapan bunda tadi... aku juga–"

"Mas sholat sunnah yuk" Ajak Anjani

Abraham mengiyakan perintah istrinya dan mereka sholat sunnah bersama malam ini selesai sholat mereka kembali dengan urusan masing-masing

Anjani sedari tadi sudah mengerti tujuan dan gerak gerik Abraham sedari tadi tapi ia menahan nya dulu dan mengajak Abraham sholat sunnah

"Mas, aku sudah siap. Kira-kira mas siap?" Tanya Anjani

Astaga Abraham jadi malu dibuat nya, Abraham tersenyum simpul sembari mendekat

"Bismillah, allahumma jannibnaasy syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa" Ucap Abraham

● ● ●

"Allahummaj’al nuthfatna dzurriyyatan thayyibah"

"Alhamdulillaahi lladzii khalaqa minal maa i basyaraa" Ucapnya bersamaan

Dalam penuh kelembutan, malam ini mereka berbagi kehangatan.

ABRAHAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang