24. ~7 Tahun~

2.3K 218 0
                                    

Mata lelah pria itu terbuka setelah tidur beberapa menit karena lelah dengan pekerjaannya yang selalu sibuk. Itu Abraham pemuda nakal yang sekarang sudah menjadi karyawan di perusahaan besar milik Haidar yang terletak di Kota Helsinki - Finlandia

Ini serasa tidur tujuh tahun lamanya, bangun dalam keadaan menjadi pria pekerja keras

Dalam tidurnya tadi ia bermimpi mendengar suara wanita sedang membaca Al-Qur'an dengan merdunya

Lamanya Abraham tinggal disini ia bahkan sudah bisa berbahasa layaknya orang Finlandia yang menggunakan bahasa Soumi tapi Abraham lebih dominan berbahasa Inggris saja karena sebagian besar pekerja disini menggunakan bahasa Inggris

"hi baby wake up " Sahut seorang wanita yang tak lain adalah teman Abraham saat kuliah disini. Dia Jenni

"Stop calling me. Dear" Ucap Abraham malas. Abraham tak suka jika perempuan yang tidak ia sukai memanggilnya dengan sebutan sayang

"Okay, let's have lunch together" Ajak Jenni

"I'm not hungry. Gue kenyang tau gak! Ke...nyang!" Ejek Abraham karena tau Jenni tak paham bahasa Indonesia

Suara tawa hadir tiba-tiba "Mana Jenni tau Bram" Ujar Raka

Jenni hanya diam tersenyum, perempuan itu tak paham apa yang mereka katakan

"Jenni ... You can go. I want to be alone with Abraham" Jelas Raka, menyuruh Jenni pergi

Jenni menurut padahal dia ingin sekali berdua dengan Abraham saja, tapi tak bisa menolak karena Raka adalah atasannya setara dengan Abraham

"Gue mau balik indo, Lo kapan baliknya?" Tanya Raka

Abraham seketika memikirkan kedua orangtuanya, sudah lama ia tak pulang padahal hampir dua bulan sekali ia pulang untuk bertemu tapi sekarang sudah hampir setengah tahun tak pulang karena pekerjaan

"Gak tau, kenapa Lo mau balik?" Tanya Abraham balik

"Mau lamar perempuan yang pernah gue ceritain, gue merasa bersalah" Jawab Raka lirih

Abraham berdiri dari kursi yang ia duduki sejak pagi tadi, Abraham berjalan ke jendela ujung ruangan nya

Abraham memikirkan perempuan yang pernah ia cintai bukan pernah tapi masih ia cintai, sejak tujuh tahun lalu sampai sekarang Abraham tidak tau sedikitpun kabar tentang perempuan itu. Bagaimana kabarnya? Apa dia baik-baik saja

"Fatim..." Gumam Abraham pelan

"Balik bareng mau?" Tawar Raka

"Nanti gue pikir, balik sana kerja!" Sentak Abraham

• • •

Kalau di Abraham sudah siang disini malah sudah sore bahkan sudah tak ada lagi matahari, suara azan magrib berbunyi. Anjani menyuruh anak-anak kecil dan Sholehah itu untuk segera mengambil air wudhu agar bisa sholat berjamaah

Selesai sholat berjamaah Anjani tinggal sendiri lagi, anak-anak itu sudah kembali kerumahnya masing-masing

"Buna... Gina mau pulang" Rengek gadis kecil berusia 4 tahun itu, menarik narik tangan Anjani

"Tunggu yah sayang... Buna beres-beres dulu"

Gadis kecil itu berhenti merengek dan diam ditempat menunggu Anjani selesai membersihkan tempat luas dan nyaman itu. Tempat yang hampir setiap hari di ramaikan dengan suara merdu bacaan Al-Qur'an

Setelah selesai Anjani mengajak Gina pulang karena sudah larut malam. Didalam perjalanan pulang Anjani bertemu dengan pria yang sangat terkenal di desa ini. Dia adalah Fahri anak ustadz yang sangat ramah dan baik

"Assalamu'alaikum, Anjani" salamnya

"Wa'alaikumussalam" Balas Anjani dalam tunduk nya. Anjani menunduk dalam entah kenapa dari awal bertemu Fahri dirinya begitu risih dan tak suka

"Saya ingin mengajak dek Anjani ta'aruf. Abi juga sudah izinkan. Bagaimana dengan dek Anjani?" Tanya Fahri tanpa beban dan sangat manis

Anjani hanya diam, ini bukan pertama kalinya ia diajak ta'aruf dengan lelaki di desa ini mungkin sudah ada 3 kali. Tapi Anjani bukan menolak ia hanya tak yakin bahkan pernah ia mengiyakan ajakan itu satu kali dari pria yang tinggal dibelakang desanya tapi lelaki itu terlalu mengekang Anjani pada akhirnya mereka memilih tidak melanjutkan nya karena tak saling cocok

Kali ini Fahri mengajak nya Anjani lagi lagi tak yakin dan lelah karena tak bisa membuka hati kepada siapapun. Terlalu sulit untuk melupakan seseorang dimasa lalunya

"Maaf Fahri, saya bukannya mau menolak ajakan baikmu itu tapi-"

Ucap Anjani terpotong karena tawa Fahri tiba-tiba

"Sudahlah saya tau kamu mau menolak saya. Saya juga tidak terlalu serius mengajak mu ta'aruf, kamu jangan terlalu jual mahal Anjani kulihat-liat juga kamu itu selalu mengumbar umbar kebaikan mu ke semua orang jangan so' suci kamu" Timpal Fahri penuh amarah

Anjani menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit hatinya karena difitnah seperti itu

"Jangan ganggu Buna. Kak Fahri. Kak Fahri kira kak Fahri itu baik? Menurut Gina kak Fahri itu sok baik didepan orang. Buna ayo pergi" Ajak Gina

"Assalamu'alaikum..." Gumam Anjani


ABRAHAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang