16. Ajak nikah!

1.8K 216 0
                                    

Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia.

[ALI BIN ABI THALIB]

•••

Sudah Abraham lepaskan lengan baju Anjani beberapa detik yang lalu. Di belakang sekolah yang tidak ramai disana Abraham membawa Anjani hanya untuk mengucapkan permintaannya

Deru nafasnya tidak teratur padahal tadi ia tidak berlari hanya berjalan tapi ini membuatnya sangat gugup untuk mengungkapkan

"Aku udah boleh bilang?" Tanya Abraham

"Hem" Anjani berdehem dalam tunduk nya lalu menarik nafas dalam dalam siap untuk mendengarkan permintaan Abraham

"Aku mau kita nikah saat waktu yang tepat" Ucapnya dengan sangat-sangat jelas

Anjani yang sudah dari tadi menunduk menjadi semakin menunduk "Jika Allah dan semesta berkehendak permintaan kamu bisa saya lakukan. Maaf untuk saat ini saya tidak bisa menjawab dengan pasti" Selanjutnya hening dan sangat hening

"Jodoh... Tidak ada yang tau kapan dan kepada siapa dia. Jangan terlalu berharap sama saya Abraham" Lanjutnya lalu pergi begitu saja dengan rasa bersalah

Anjani tidak menolak permintaan Abraham. Hanya saja ia tidak bisa. Ada rasa khawatir jika Abraham bukan jodohnya melainkan seseorang yang hanya mampir dalam hari harinya, Anjani khawatir karena semakin lama bersama Abraham cintanya pun semakin besar

Abraham hanya bisa diam ditempat setelah merasa permintaannya itu ditolak "Sekarang aku harus apa? Berhenti atau tetap berusaha?" Tanyanya pada hati dan pikirannya sendiri

Dalam perjalanan pulang di dalam mobil mereka terlihat sangat canggung. Abraham yang tadi saat berangkat selalu curi-curi pandang berbeda saat ini yang duduk diam sambil melihat arah luar

"Kalian ini kenapa?" Tanya Adila

Anjani menoleh ke Adila tidak tau apa yang harus dia jawab, mau menjawab jujur takut Abraham marah tidak jawab jujur takut dosa

"Anjani gak iyain permintaan aku" Jawab Abraham ketus

Adila menatap Anjani seakan mengetakan apa iya?. Anjani yang mengerti hanya mengangguk pelan

"Memang nya apa permintaan kamu?" Tanya Adila lagi

"Aku ajak nikah!" Sentak Abraham

Adila menjitak kepala Abraham dari belakang "yah pasti ditolak lah! Baru juga lulus udah ngajak nikah memang nya kamu udah kerja? Mau kasih Anjani makan apa nanti?" Cemooh Abila

"Nanti bunda! Entar kalau waktunya udah pas!" Beritahu Abraham agar bundanya itu paham

"Nanti nanti... Memang Anjani udah pasti jodoh kamu? Bisa ajah nanti kalau waktunya udah pas ternyata Anjani udah milik orang atau mungkin kamu! Malah nikah sama perempuan lain. Gimana?" Ungkap Adila

Abraham menjadi diam seribu bahasa. Ucapan bundanya itu bukan hanya ada benarnya melainkan benar semua. Ada yang mengatakan Allah maha membolak-balikkan hati manusia

"Abraham..." Panggil Anjani lirih

Abraham yang dipanggil hanya menoleh melihat Anjani dari kaca mobil didepan

"Permintaan kamu bisa diganti?" Tanya Anjani gugup

"Ganti ajah itu!" Pintah Adila

Abraham menghela nafas pasrah sambil melipat kedua tangannya di depan dada "Nanti aku pikirin" Jawab Abraham datar

"Makasih" Gumam Anjani

Tiba di rumah Anjani masuk lebih dulu. Abraham turun dari mobil dengan kesal

Melihat tingkah laku putranya itu Abila sontak saja menarik tangan Abraham "Abraham liat bunda!" Ucap Adila tegas

Dengan malas Abraham menatap wajah sang bunda "Apa bunda?"

"Kamu gak bisa memaksa Anjani dia juga pasti gak bisa apa apa. Kamu juga permintaannya aneh! Sudah tau Anjani seperti apa" Nasehat Adila

Abraham hanya mengangguk angguk paham padahal ia sendiri sedang malas mendengar nasehat siapa siapa saat ini. Abraham berbalik ingin masuk

"Coba kamu rayu pemilik hati Anjani" Ujar Abila sanggup membuat Abraham yang sedang malas langsung kepo beribu-ribu kepo

"Emang hati Anjani udah ada yang punya? Siapa? Pantes ajah aku ditolak terus ternyata Anjani udah punya seseorang" Cicit Abraham bersamaan dengan keras kepalan tangannya

Abila terkekeh dengan ucapan anaknya itu, ia usap rambut Abraham

"Abraham... Anjani milik Allah. Hati dia juga milik Allah. Jadi, rayu sang pemilik hatinya"

"Gimana caranya?" Tanya Abraham

"Cari tau sendiri bunda cape'!" Adila berjalan masuk sambil tertawa kecil

Abraham segera ikut masuk untuk mencari Anjani agar memberi tau bahwa besok malam ada from night di sekolah

"Fatim!" Panggil Abraham saat Anjani baru saja keluar kamar

"Permintaan itu... Aku mau ganti. Gimana kalau besok malam kita pergi bareng di acara from night sekolah?"

Anjani berfikir kali ini juga ia pasti akan menolak kalau hanya berdua "Berdua?" Tanya Anjani

"Ohh maksud aku bareng Ali sama Ara juga" Lanjut Abraham

"Hem... Boleh"

ABRAHAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang