21. Dilema

1.7K 211 2
                                    

Didalam gelapnya kamar tanpa cahaya lampu ataupun matahari, Abraham terduduk di lantai sambil meremas rambutnya. Ia sedang berfikir antara melanjutkan perjuangannya mendapat cinta seorang Anjani atau melanjutkan cita-cita nya yang sudah lama ia impikan sebelum Anjani ada dalam hidupnya

sungguh pilihan rumit, ayahnya memberikan hadiah bahwa ia akan berusaha untuk Abraham bisa melanjutkan pendidikannya di universitas yang terletak di negara finlandia 

di satu sisi ia memang sudah lama mengimpikan sekolah disana dan di sisi lain ada hati yang harus ia gapai

haruskah menggapai cita-cita atau impian?

"abang! keluar ihh belum makan siang kan?" teriak Aneska

Abraham menendang-nendang meja didepannya "ih apasih! gak tenang banget hidup ku ini!" ucapnya murka 

Aneka yang mendengar kegaduan didalam kamar abangnya sontak masuk "abang kenapa?" tanya Aneska khawatir 

Abraham menapakkan wajah imutnya tapi sangat terlihat menjijikan di mata Aneska 

"gak makan sehari gak apa-apakan?" tanya Abraham tak jelas

"puasa sekalian!" ucap Anesaka judes lalu kembali keluar dari kamar yang gelap itu bahkan ia tidak bisa melihat dimana abangnya berada dengan terpaksa Aneska turun untuk memberitahu bundanya apa yang sedang abangnya lakukan 

"bund, abang gak mau makan" adu Aneska, hanya sekedar mengadu lalu kembali naik ke kamarnya 

Adila menghela nafas, tidak tau apa lagi yang membuat Abraham seperti itu. anak itu benar-benar menjadi pendiam bulan ini. Abraham yang si pengheboh rumah sudah hilang terganti dengan Abraham si sadboy

selain Abraham yang dilema ada seorang gadis yang juga dilema, bukan tentang hatinya melainkan tentang hidupnya yang akan datang

Anjani tadi sempat mendengar bahwa Abraham sedang tidak ingin makan ada sedikit rasa khawatir dan bersalah karena Anjani rasa Abraham seperti itu karenanya. ingin rasanya Anjani membuatkan Abraham makanan lalu membawakannya kedalam kamar pemuda itu, tapi bagaimana?

Dan pada akhirnya saat Aksa pulang dengan yakinnya Abraham mengatakan ingin ke finlandia untuk sekolah. ia lebih memilih melanjutkan cita-citanya karena teringat perkataan Anjani kalau memang jodoh mereka akan bertemu entah itu benar atau tidak untuk Abraham yang tak gampang percaya

"kamu tenang saja ayah sudah siapkan semuanya, disana kamu bisa tinggal di apartemen atau tinggal dengan Haidar, om mu" ucap Aksa

"Bram tinggal sama om Haidar ajah, biar ada teman main" ujar Abraham tapi jujur ia memang sengajah tidak ingin tinggal sendiri agar tak sedih memikirkan Anjani 

dari gerak gerik Abraham, Aksa tau bahwa putranya ini sedang tidak yakin dengan pilihannya

"belum kayin 100%?" tanya Aksa

Abraham mengangkat kepalanya perlahan, menatap lirih wajah ayahnya. Ayahnya seperti tau apa yang sedang ia pikirkan

"hem... Abraham yakin kok" jawabnya dengan nada kecil

iya, dia yakin. yakin akan meninggalkan Anjani. kenapa kisah cintanya kali ini serumit ini

setelah lamanya berbincang dengan ayahnya Abraham berjalan munuju dapur, saat sudah dekat dapur

samar-samar ia sedang mendegar seseorang yang sedang mengaji surah Al-mulk. sungguh merdu suaranya terdengar di telingah Abraham

surah itu termaksud surah favorit Abraham selain Al-kahfi. sungguh jantung Abraham berdebar hebat. mendegar suara Anjani membuat hatinya merasa begitu damai, ingin sekali ia mendengar suara itu setiap hari bahkan ingin langsung duduk didepan Anjani sambil melihatnya mengaji 

"apa boleh aku mendengar suara itu setiap saat?" tanyanya sendiri

ABRAHAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang