CHAPTER 21

3.4K 281 24
                                    

Jangan lupa Voment💕

Author Pov.

Damian melangkah menuju kelas IPA 1, kelasnya Queenze. Kini penampilannya sudah berubah total, rambut pirangnya sudah di cat menjadi coklat gelap.

Tidak bisa kembali menjadi hitam karena tidak boleh cat rambut menjadi hitam. Bibirnya juga sudah kembali seperti semula, pink dan kenyal.

Dia memakai lip scrub setiap hari agar bibirnya kembali pink.

Damian dan Queenze kini tinggal bersama di Apartemen Queenze, semua baju aneh Damian sudah Queenze sumbangkan.

Isi lemari Damian kini hanya ada sweater, hodie, kaus, celana pendek dan panjang, kupluk, topi. Tak ada lagi jaket denim, jaket kulit, celana panjang sobek-sobek.

Intinya Queenze sudah mengubah semuanya.

Damian memakai sweater besar yang menutupi sebagian punggung tangannya, tak ada yang berani melarangnya.

Queenze tak lagi menjadi Ketos, dia hanya menikmati masa Sekolah tanpa jabatan. "Gaskar, gue gamau putus" Damian berhenti melangkah.

Raut berbinarnya berubah datar, dia mendecih jijik kemudian berbalik. Memandang rendah siswi menor dengan dada besarnya.

"Tapi gue gamau sama bekasan" ketus Damian.

Gadis itu hendak menyentuh Damian, tapi langsung ditepisnya kuat "Pergilah, gue uda transfer bayaran lo." ujar Damian dingin.

Gadis yang tadinya memelas kini tersenyum puas "Bagus, tau juga lo maksud gue apa" ucapnya angkuh dan berlalu.

"Bitch" kenapa Damian mau menjadi kekasihnya dulu. Padahal gadis itu tak ada apa-apanya dibanding Queenze, lagipula gadis itu sudah tidak perawan lagi.

Malas berpikir, Damian kembali berjalan.

****

Damian bersandar di dinding dekat pintu kelas Queenze, kakinya berayun sedikit. Kelas Queenze belum bubar, sepertinya sebentar lagi.

"Lama.." gumam Damian.

Cklek.

Damian menoleh, pintu kelas terbuka dan 1 per 1 murid keluar dari dalam kelas. "Loh? Gaskar. Ngapai lo?" Petra bertanya begitu bertemu pandang dengan Damian.

"Eung, itu. Queen"

Petra ber oh ria "QILA, BABY BOY LO NIH NUNGGU!" Petra berteriak dengam kuatnya. Damian sampai harus menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena malu.

Setelah itu Petra berlalu, Damian mengintip sedikit dari pintu masuk. Ternyata Queenze sedang mengajari siswa culun yang pernah Queenze cium itu.

"Dih, nyebelin" gerutunya sebal dan menerobos masuk.

"Uda paham?"

Dalian mengangguk, senyum teduh tercipta di wajah tampannya. Queenze juga mengubah style Dalian, kini Dalian terlihat seperti murid dengan kesan bad boy.

"Makasih Queen" cicit Dalian senang.

Queenze mengangguk "Queen, ayo makan siang" Damian langsung menyela diantara keduanya. Dia tak suka dengan Dalian, menyebalkan sekali.

Selalu berusaha mendekati Queenze nya, Dalian yang paham dengan tatapan sinis Damian kini berdiri "Aku duluan ya, Queen" pamitnya lembut.

"Iya Dali"

Dalian melirik Damian dengan tatapan gelapnya, membuat Damian semakin emosi "Queen, dia itu aneh" celetuk Damian.

"Aneh apanya?" tanya Queenze seraya mengecup singkat bibir Damian.

Membuat remaja itu merona hebat, tapi raut sebal tetap terukir di wajahnya "Aneh aja, ada gilak-gilaknya" oceh Damian lagi.

Queenze menggeleng geli, dia berdiri dengan tangan yang terarah pada Damian. Dengan senang hati Damian meraih tangan Queenze dan menggenggamnya erat.

"Kamu mau makan apa?" tanya Queenze lembut, sembari mengelus rambut halus Damian.

Tangan mereka diayunkan seperti dulu saat mereka kecil. "Apa aja, yang penting kamu suapin" ujarnya manja.

Damian mengeluskan pipinya ke pipi Queenze, kangen banget dia manja-manjaan gini sama Queenze. "Aku mau nen juga nanti di Apart ya.." bisik Damian melas.

Karena sudah seminggu Damian libur nen, alasannya Queenze marah. Damian menggigit putingnya sampai sedikit berdarah. "Jangan di gigit tapi" peringatnya.

Damian mengangguk semangat.

"Horeee, dapat nen" gumamnya bahagia, bahagia tentu saja. Dapat jatah gituloh.

Keduanya nampak bahagia, tanpa tau jika tak jauh dari mereka ada seseorang menatap keduanya dengan tatapan penuh kebencian.

"Tunggu aja, lo bakalan mati" bisiknya dingin. Sedari awal, dia memang suka, tapi hal lain dalam dirinya malah menginginkan kematian orang itu.

"Queenze, lo bakalan mati ditangan gue. Sebelum itu gue harus nyicipi tubuh lo dulu"

Dan kini, marabahaya tengah mengintai Queenze.































Tbc.

Yo

My Childish Childhood [COMPLETE]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang